“Oke, aku akan meletakkannya disini.” Yoona berucap sembari meletakkan tab miliknya di sudut meja dapur.
Dengan apron bunga-bunga yang melekat di tubuhnya, Yoona berdiri tegap berhadapan dengan kompor dan beberapa panci penggorengan. Suatu hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
“Apa aku harus memulainya sekarang?” gumam Yoona pelan, lalu berjalan mendekati tab-nya. Sejenak, ia memandangi video tutorial bagaimana cara membuat telur goreng dengan durasi beberapa menit itu.
“Aku akan memulainya sekarang.”
Wanita itu kemudian menekan tombol play pada video, lalu cepat-cepat meletakkan tab itu ke tempat asalnya, dan bersiap-siap di depan meja dengan segala perkakas memasak di atasnya.
“Pertema ambil telurnya.” Yoona mengambil dua butir telur yang sudah ia siapkan.
Kemudian melirik video. “Aku harus memecahkannya.” dan ia berusaha mengikuti apa yang ia lihat di video.
Membenturkan dua buah telur itu bersamaan. Kedua alis Yoona terangkat karena telur di tangannya tidak pecah setelah ia membenturkannya. “Apa aku membenturkannya kurang kuat? Baiklah, aku akan mencoba lagi.”
Yoona membenturkannya lagi. Selama beberapa kali dan akhirnya kedua telur itu pecah dan jatuh dengan tidak mulus ke dalam mangkuk. Sebagian kulitnya bahkan ikut masuk kedalam mangkuk bercampur dengan isinya.
“Aish! Kenapa bisa seperti ini?” gumamnya geram, lalu cepat-cepat mengangkat kulit itu dari mangkuk, dan membuangnya.
Yoona menepuk-nepukkan telapak tangannya. “Nah, sekarang apa lagi?” ia kembali melihat video, dan didalam video itu wanita yang memberikan tutorial sudah sampai pada tahap penggorengan.
Mata Yoona membulat. “Ya! Ya! Kenapa cepat sekali?!” serunya sembari mengambil tab itu. “Kau bilang ini untuk pemula tapi kenapa kau melakukannya dengan cepat seperti itu? Ck! Aku harus mengulangnya sampai mana tadi huh?”
Sementara itu, Chanyeol yang sudah siap dengan pakaian kantor baru saja muncul di ambang pintu pantry. Pria itu menghentikan langkah perlahan, mengurungkan niat mengambil air putih saat bola matanya mendapati Yoona tengah sibuk di depan meja konter dapur.
“Ya! Sudah kukatakan jangan terlalu cepat! Argh! Dari mana aku harus mengulanginya? Dari sini? Aish! Kenapa hanya membuat ini begitu susah?!”
Yoona masih saja sibuk. Ngedumel seraya kedua tangannya mengaduk-aduk telur di dalam mangkuk. Dan Chanyeol hanya tertawa kecil melihatnya. Memandangi Yoona lekat-lekat membuat Chanyeol kembali teringat tentang percakapannya dengan Yoona, saat mereka di rumah sakit malam itu.
“Kau mau menjadi temanku?”
Chanyeol terdiam cukup lama setelah Yoona bertanya seperti itu.Namun pada akhirnya Chanyeol memberikan seulas senyuman tipis pada Yoona, lalu menautkan kelingkingnya pada kelingking Yoona. Dan menjawab. “Eum. Kau bisa percaya padaku. Kita bisa menjadi teman, Yoona-ya.”
Chanyeol menundukkan pandangan. Tiga detik kemudian getar ponsel dalam saku celana membuatnya kembali tersadar. Lantas Chanyeol segera mengambil ponsel, menggeser tombol hijau pada screennya lalu menempelkan benda tipis itu ke telinga.
“Halo Ayah?”
“Chanyeol-ah, kau bisa cepat? Pagi ini akan ada rapat penting dan kau harus mempersiapkan bahan presentasinya.”
Chanyeol terdiam sejenak, memandangi Yoona yang tampak semakin kalut didepan sana.
“Chanyeol?”
![](https://img.wattpad.com/cover/269010642-288-k423635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
•What a Married?• [M] ✔️
Short StoryMature content (21+) 🔞 Im Yoona mempunyai keinginan untuk menjadi seorang desainer terkenal dunia. Mengejar karir hingga tidak memperdulikan dengan sebuah pernikahan. Baginya itu sesuatu hal yang sangat dia hindari. Jangankan pernikahan. Melihat an...