Awas part sangat panjang, awas bosen, awas baper... Eh jangan lupa 40+ vote for fast update, oke?
.
.
.Appa ditemani seorang wanita berwajah seksi.
Park Yoo Joon baru saja tiba disebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat meeting sang ayah dan beberapa koleganya pagi ini. Bocah laki-laki itu terdiam menatap sebuah pintu ballroom mewah dihadapannya. Segurat senyum mendadak tersemat di wajah tampannya, bahkan kedua matanya nampak berbinar hanya dengan membayangkan bagaimana luasnya ruangan tersebut. Ah ballroom itu pasti sangat luas, akan ada banyak kursi yang berjejer rapih dan sebuah layar besar yang berdiri kokoh.
Oh God! Yoo Joon benar-benar tak sabar ingin masuk kedalam sana. "Lihat saja, aku pasti akan memenangkan taruhan ini." Gumam Yoo Joon dengan senyum miring yang tercetak di wajahnya. "Aku akan memamerkan pada Jisung kalau aku berhasil masuk ke ruang meeting appa."Lagi-lagi Yoo Joon tak bisa menahan kekehan penuh bahagianya. Bocah laki-laki itu terlihat begitu senang, seolah euforia dan letupan kembang api menari-nari dikepalanya. Sebenarnya, ia sedang bertaruh dengan Jisung. Siapapun yang berhasil masuk ke tempat kerja sang ayah, dia akan menjadi pemenangnya. Jisung menantang Yoo Joon untuk masuk kedalam ruang meeting sang ayah, sementara Yoo Joon menangtang Jisung untuk masuk ke ruang oprasi ayahnya. Well, sudah bisa dipastikan bahwa tantangan Yoo Joon tak akan pernah bisa Jisung lakukan. Sangat mustahil jika Jisung bisa masuk kedalam ruang operasi.
Dan sekarang, dewi fortuna benar-benar sendang berada di pihak Yoo Joon. Sebentar lagi ia akan masuk kedalam ruang meeting dan mendapatkan hadiah konsol game milik Jisung. Benar-benar keberuntungan yang menyenangkan.
"Aku dan Yoo Joon baru saja tiba di ballromnya." Suara sang ayah berhasil membuat Yoo Joon menoleh. Bocah laki-laki itu hanya mengernyitkan kening menatap sang ayah yang tengah sibuk berbincang.
Dilihat dari caranya berbicara, Yoo Joon yakin bahwa sang ayah tengah menghubungi ibunya di rumah. Sepertinya Yoo Joon sudah sangat hafal dengan kebiasaan itu, kebiasaan menghubungi sang ibu dimanapun mereka berada. Ya, maklum saja ini adalah hari kedua mereka berada di Busan dan sepertinya Yoo Joon mulai merindukan sang ibu.
“Appa," Yoo Joon menarik ujung jas yang dikenakan sang ayah hingga membuat Chanyeol menoleh sambil menjauhkan ponsel dari telinganya. "Aku ingin berbicara dengan eomma." Sambungnya dengan senyum lebar yang membuat Chanyeol mau tidak mau ikut tersenyum.
"Arraseo," balas Chanyeol sebelum akhirnya kembali mendekatkan poselnya. "Yoo Joon ingin bicara denganmu, sayang."
Yoo Joon tersenyum senang sementara Chanyeol memberikan ponselnya pada Yoo Joon. Bocah itu memang sering bertengkar dengan sang ibu, keduanya sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah. Terkadang Chanyeol harus bersabar meladeni Yoo Joon dan Nyonya besar. Namun dibalik itu semua, Chanyeol tahu bahwa Yoo Joon sangat menyayangi ibunya.
“Eomma, sedang apa?"
Chanyeol terkekeh kecil mendengar pertanyaan Yoo Joon, rasanya begitu aneh mendengar bocah itu menanyakan apa yang sedang dilakukan oleh sang ibu.
"Eomma sedang bersama adik. Kau sudah sarapan, sayang?"
Kepala Yoo Joon mengangguk singkat. "Sudah. Sandwich disini lebih enak daripada sandwich buatan eomma."
"Oh begitu, sekalian saja minta koki disana untuk membuatkan bekal makan siangmu, Tuan Muda Park."
Yoo Joon terkekeh garing sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Tapi aku suka bekal buatan eomma," ujarnya yang sukses membuat Chanyeol mendecak pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
•What a Married?• [M] ✔️
Short StoryMature content (21+) 🔞 Im Yoona mempunyai keinginan untuk menjadi seorang desainer terkenal dunia. Mengejar karir hingga tidak memperdulikan dengan sebuah pernikahan. Baginya itu sesuatu hal yang sangat dia hindari. Jangankan pernikahan. Melihat an...