-13-

579 107 22
                                    

Vote + komen please
.
.
.

Yoona berjalan lemas memasuki apartementnya. Saat baru berjalan beberapa langkah, pergerakan kaki Yoona terhenti perlahan, pandangannya kini terkesan menerawang. Gurat kesedihan tergambar jelas di wajah wanita itu. Terlebih saat mengingat perkataan dokter Lee beberapa jam yang lalu. Meskipun ayahnya sudah sadar, tapi beliau masih dalam keadaan kritis, dan itu tidak memungkinkan bagi Yoona untuk menceritakan kebenaran masalah ini pada sang Ayah.

Yoona menghembuskan napas yang terdengar berat sebelum akhirnya berjalan menuju kamar. Hal pertama yang ia lihat setibanya di kamar adalah boneka beruang yang terduduk diatas ranjangnya. Tatapan Yoona berubah menjadi dingin, lalu Yoona berjalan cepat dan menyambar boneka itu, mencengkram lengannya erat-erat.

“Aku.. tidak ingin melihatmu lagi.”

.
.
.

Chanyeol segera keluar setelah memberhentikan mobilnya di parkiran apartemen. Menutup pintu disertai helaan napas yang terdengar berat, pria itu kemudian mengambil langkah untuk pergi dari sana. Namun saat baru menjauh beberapa langkah dari mobil, ekor mata Chanyeol tak sengaja menangkap sesuatu. Di tempat sampah yang ada di bagian sudut parkiran, Yoongie yang masih mengenakan baju pemberian Yoona terlihat tergeletak di sana. Chanyeol mengerjap pelan, lalu berjalan mendekat.

“Kenapa dia meletakkanmu disini?” gumam Chanyeol, lalu mengulurkan satu tangan dan memungut Yoongie dari tempat sampah.

Chanyeol menatapnya lekat-lekat, memperhatikan noda yang mengoroti tubuh putih boneka itu.

“Yoona …”

.
.
.

Adalah Chanyeol yang saat ini duduk di depan mesin cuci, memandangi Yoongie yang tengah berputar-putar di dalam mesin itu. Chanyeol terus diam sampai mesin itu berhenti bergerak, menandakan bahwa proses pencucian sudah selesai. Lantas Chanyeol segera mengeluarkan Yoongie dari sana, meletakkan Yoongie yang setengah kering di pojok balkon kamar apartemen, lalu Chanyeol berjongkok di depan Yoongie dan mengelus puncak kepala boneka itu.

“Apa.. kau juga marah padaku?” Chanyeol bergumam pelan.

Rasa sesak kembali merundung dadanya saat Ia melanjutkan. “Apa yang harus kulakukan, Yoongie-ya.” Mata Chanyeol terasa memanas.

“Aku ingin Yoona kembali padaku. Aku ingin membuat Yoona.. tetap percaya padaku. Yoongie, apa yang harus kulakukan?”

Yoongie tentu saja tidak akan menjawab. Hanya semilir angin malam yang kemudian menggeser poni Chanyeol dari keningnya, ditengah suasana hening yang menyelimuti, Chanyeol tanpa sadar meloloskan setitik liquid bening dari sudut matanya.

“Aku merindukanmu.. aku merindukanmu, Yoona..”

.
.
.

Yoona baru saja keluar dari sebuah ruangan dengan celana dan baju pendek berwarna pink yang melekat di tubuhnya. Wanita itu memutuskan untuk pergi ke sauna. Yoona benar-benar tidak ingin pulang ke apartemen saat ini. Ia juga tidak mungkin pulang ke rumah ibunya karena tidak ingin membuat ibunya berfikir macam-macam tentang keadaan rumah tangganya bersama Chanyeol.

Dan disinilah Yoona saat ini, duduk berselonjor kaki di sudut ruangan dengan menyandarkan punggungnya pada permukaan dinding.

“Aigo aigo.. punggungku.”

Seorang ahjussi yang juga mengenakan pakaian seperti Yoona baru saja datang dan mengenyakkan tubuh disamping Yoona. Ahjussi itu juga meluruskan kedua kakinya, lalu membersihkan sisa-sisa air diwajahnya dengan handuk kecil. Tidak lama kemudian, ahjussi itu sedikit memajukan kepalanya kearah Yoona.

•What a Married?• [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang