-4-

465 105 24
                                    

“Mulai sekarang, menantuku.. Park Chanyeol. Dia yang akan menggantikan posisiku sebagai direktur di perusahaan ini.”

Suara tepuk tangan langsung memenuhi ruangan yang di dominasi warna cokelat pekat itu. Tuan Lim tampak begitu bahagia, tak terkecuali Chanyeol.

“Terima kasih. Mulai sekarang, aku akan berusaha keras untuk memajukan perusahaan ini. Mohon bantuan dan kerja samanya.” Chanyeol membungkuk singkat diakhir kalimatnya.

Setelah itu pegawai-pegawai kantor langsung memberikan selamat pada Chanyeol dengan menjabat tangan lelaki itu. Setelah ruangan rapat mulai sepi, Tuan Lim mendekati Chanyeol diikuti seorang wanita muda yang berjalan dibelakang tubuh Tuan Lim.

“Chanyeol-ah, mulai sekarang kau pasti akan sangat sibuk. Jadi aku memilihkan karyawan terbaikku yang akan menjadi sekretarismu.” Tuan Lim diam sejenak, lalu memperkenalkan wanita itu didepan Chanyeol.

“Namanya Han So Hee.”
Chanyeol diam selama beberapa saat.

Lalu wanita bernama So Hee itu tersenyum manis pada Chanyeol dan mengulurkan tangannya. “Mohon bantuannya, Park sajangnim.”

Chanyeol menatap tangan dan wajah So Hee bergantian, kemudian menerima jabatan tangan So Hee dan menjawab.
“Ya, mohon kerja samanya, sekretaris Han.”

Setelah itu Chanyeol hanya diam. Sementara So Hee masih menunjukkan senyum terbaik yang ia miliki pada Chanyeol.
.
.
.
“Chaaa!!”
Naeun terlonjak kaget saat tiba-tiba sosok Yoona muncul dari balik pintu diirngi seruan yang cukup keras. Naeun masih berusaha menstabilkan jantungnya saat Yoona berjalan kearahnya.

“Naeun-ah, lihat? cantik bukan? Aku baru membuatnya tadi. Ini khusus untuk Yoongie.” Kata Yoona sembari menunjukkan dress imut berwarna cream dengan ukuran mini didepan Naeun.

Kedua alis Naeun terangkat. “Apa? Yoongie? Siapa Yoongie?”

Yoona hanya mengangguk. Lalu tanpa berniat memberi penjelasan lebih lanjut ia kembali masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintu cukup keras. Meninggalkan Naeun yang menatap jejak kepergiannya dengan tatapan kesal.
.
.
.
Yoona tengah sibuk mendesain sebuah pola saat tiba-tiba pintu ruangannya dibuka secara paksa.
“Sajangnim!”

Yoona langsung mendongak dan menatap Naeun dengan tatapan bingung. “Ada apa?”

“Sajangnim… di luar.. di luar ada..” wajah Naeun tampak cemas.

Yoona langsung beranjak dari duduknya. “Apa yang terjadi?”
Naeun tidak menjawab. Raut wajahnya tampak semakin cemas disertai jari jemari yang saling bertaut. Yoona yang merasa penasaran langsung mengambil langkah kasar menuju luar, namun saat berpapasan dengan Naeun, gadis itu langsung menahan tangan Yoona, membuat Yoona menatapnya semakin bingung.

“Naeun-ah.”

“Sajangnim, sebaiknya kau jangan keluar, eo?” mohon Naeun.

Yoona menghembuskan napas cukup panjang. Lalu perlahan melepaskan tangan Naeun yang mencengkram pergelangan tangannya. “Aku harus memastikan apa yang terjadi disana.”

Yoona berjalan cepat menuju pintu luar butiknya. Namun saat ia tiba di depan pintu, langkahnya terhenti perlahan. Detak jantungnya meningkat dua kali lipat saat melihat pemandangan di depan sana lewat pintu butik yang terbuat dari kaca transparan.

“Sajangnim… mereka adalah keluarga yang mengaku masih memiliki hak atas tanah ini. Dan mereka ingin menuntut dan meminta sajangnim untuk segera pindah dari tempat ini.” jelas Naeun yang kini berdiri di samping Yoona.

Yoona masih diam. Di depan sana beberapa wanita dan lelaki paruh baya tengah berteriak-teriak menuntut Yoona untuk segera pindah dari tempat ini. Yoona menarik napas cukup panjang. Lalu satu tangannya menyentuh kenop pintu dan memutarnya.

•What a Married?• [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang