-11-

606 109 26
                                    

Vote+komen Please....
.
.
.

Chanyeol merasa ada yang aneh pagi ini. Entahlah. Setelah keluar dari kamar, dirinya terdiam sejenak di depan permukaan pintu kamar. Kemudian suara televisi yang terdengar menuntun langkah Chanyeol menuju ruangan itu. Disana, Yoona tengah duduk sembari menonton televisi yang tengah menayangkan acara khusus ibu dan anak.

“Ck! Sejak kapan bayi tampak begitu menggemaskan di mataku? Aigoo.. pipinya.” gumam Yoona sembari mengulurkan satu tangannya kearah televisi, mencubit-cubit gemas bayi itu dari jarak kejauhan.

Chanyeol tersenyum kecil melihatnya, terus berdiri tak jauh di belakang Yoona hingga akhirnya wanita itu menyadari keberadaannya.

“Oh? Chanyeol-ah.”
Chanyeol mengerjap pelan, senyumnya memudar perlahan.

“Chanyeol kemari.” kata Yoona sembari melambai kearahnya.

Chanyeol semakin terdiam ketika Yoona justru tersenyum padanya. Berbanding terbalik dengan apa yang Chanyeol pikirkan. Dimana Chanyeol menduga Yoona pasti akan marah padanya terkait pertanyaan Yoona semalam.
Namun tidak, wanita itu justru tersenyum semakin lebar padanya.

“Kau kenapa? Apa karena perkataanku semalam?” ada jeda sejenak sebelum Yoona kembali melanjutkan.

“Ya! Kemarilah, cepat!”

Chanyeol menelan samar saliva-nya, lalu berjalan kearah Yoona dan duduk di samping wanita itu. Setelah itu Chanyeol pun hanya diam, memandangi sisi wajah Yoona dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Chanyeol.” Yoona bersuara dengan pandangan lurus kedepan, ke arah televisi namun cukup mudah bagi Chanyeol untuk mengetahui bahwa bukan televisi yang saat ini menjadi objek yang dilihat wanita itu.

Pandangan Yoona terkesan menerawang. “Aku sudah memikirkan dan… aku mengerti keadaanmu. Ayah memaksaku menikah karena Ayah khawatir tidak bisa melihat anak tunggalnya menikah, karena penyakit jantung yang di deritanya semakin parah. Karena tidak ada yang mau menikah denganku, jadi ayahku membayarmu agar kau bersedia menjadi suamiku. Dan saat itu kau sedang butuh uang untuk mempertahankan perusahaan ayahmu, jadi kau menerima tawarannya.” katanya.

“Lalu aku.. aku juga terpaksa melakukan pernikahan ini karena aku khawatir dengan kesehatan Ayah.” Yoona diam selama beberapa saat. Lalu menoleh kearah Chanyeol dan tersenyum tipis.

“Bukankah, kita sama? Kita melangsungkan pernikahan karena desakan. Jadi aku mengerti posisimu. Rasanya tidak enak bukan?”

Chanyeol menatapnya dalam. “Yoona, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menipumu—”

“Ya! Kau tidak perlu menatapku seperti itu!” sela Yoona, masih mempertahankan senyuman saat melanjutkan.

“Kau tenang saja, mulai sekarang.. aku akan berusaha untuk tidak mempersulitmu. Kau pasti sangat tertekan bersamaku bukan?” Yoona nyengir.

“Aku sendiri… karena sejak awal aku tidak pernah berfikir untuk menikah. Jadi aku tidak akan terlalu memperdulikannya.” lalu mengangguk pelan di akhir kalimat.

“Sudahlah, kau tidak perlu merasa tidak enak padaku.”

Chanyeol menatapnya selama beberapa saat sebelum akhirnya bersuara. “Yoona-ya.”

“Hm?”

Chanyeol hanya diam setelah itu. Bahkan setelah hampir satu menit lamanya, pria itu terus menatap Yoona dalam diam membuat Yoona menautkan kedua alisnya karena bingung.

“Chanyeol? Kenapa kau—”

Yoona tidak melanjutkan kalimat saat tiba-tiba Chanyeol menarik tubuhnya. Membawa tubuh Yoona ke dalam dekapan membuat bola mata Yoona terbuka sempurna.

•What a Married?• [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang