02.butterfly in heart

78 17 0
                                    


"Loh? Jake kok? Lo ke gedung teknik programmer??" Beo gadis dengan balutan Hoodie biru tua.

Jake lantas tertawa kecil melihat Liara cengo karenanya, "Lo boleh main ke gedung sound engineer masak gue ngga boleh main ke gedung teknik programmer??"

Liara langsung menendang tulang kering lelaki itu, dan saat itu Jake langsung mengaduh sakit.

"Ini masih jam kuliah, Lo bolos ya??" Tuduh Liara dengan nada sengit.

Jake masih mengusap kakinya yang sedikit nyeri, "gue ngga ada kelas ya sis".

"Terus? Ada perlu ke gedung teknik programmer??"

Jake sudah bersikap normal, ia menatap gadis tampan namun cantik yang tingginya sepadan dengan dirinya sangat Lamat.

"Ada perlu sama Lo, Lo masih ada kelas??"

Tak ada jawaban, ternyata Liara melihat jadwal kelasnya di ponselnya.
"Ngga, ngga ada lagi" netra gadis itu teralih pada Jake.

Liara memasukkan kedua tangannya ke dalam saku Hoodie nya, menatap Jake penuh tanya "Perlu apa bay the way??".

"Temen gue minta bantuan Lo, akun dia di retas orang. Kalo Lo mau bantuin, gue makasih banget"

"Gue mau sih, tapi gue ngga bawa laptop sekarang"

"Ayo balik dulu ke rumah lu, ntar kalo udah kelar gue jajanin deh"

Liara berdecih geli, "Lo kira gue anak kecil di jajanin?? Haha" tawa kecilnya tergelak.

Liara melangkah pergi, ia berhenti saat berpapasan dengan Jake. "Buruan".

________

Motor ninja Jake memasuki halaman rumah Liara, gadis itu melepaskan helmnya lalu turun dari motor besar itu dengan bantuan bahu Jake.

"Lo tunggu sini?? Atau mau ikut?" Tanya Liara.

"Lama ngga??" Tanya Jake dengan ujung mata menyipit karena paparan sinar matahari, sudah terlihat bahwa lelaki ini tidak terbiasa bahkan terbilang jarang mengendarai kendaraan roda dua. Tapi kenapa tiba-tiba?

Gadis itu tampak berpikir, "temen Lo minta nya cepet ngga??".

"Ngga sih, santai aja kata dia. Yang penting kelar terus pelaku nya ketauan"

Liara mengangguk kecil, "ya udah masuk dulu, mungkin agak lama".

Jake mengangguk lalu turun dari motor nya, Jake hanya mengikuti gadis di hadapannya ini dari belakang.

Jake mengibaskan tangannya, like hot summer na na na "panas juga ya" keluhnya.

Liara berdecih geli melihat reaksi Jake, "dunia emang begini, lagian biasanya Lo bawa mobil kan? Tumben bawa motor".

Garis bibir nya tertarik, "biar Lo ngga kejauhan turun kalo semisalnya gue anterin".

Liara hanya menggedikkan bahunya, tak ada ucapan yang keluar lagi dari mulutnya.

Saat di ambang pintu rumah Liara, kucing berwarna oranye sudah bergelayutan di kaki sang majikan. Kucing ini yang Jake pamiti saat itu, namanya goblin. Saat pertama kali Jake mendengar nama kucing itu terasa agak creepy, sebenarnya ada alasan dari nama itu sendiri. Liara bercerita bahwa goblin sering muncul tiba-tiba dan hilang tiba-tiba, jadi lah di namakan goblin oleh Liara.

Cklek!

Pintu sudah terbuka, yang pertama kali Jake dapati adalah ruangan bernuansa tenang dan teduh dengan cat tembok berwarna putih gading, beberapa ornamen foto dan bunga kering menambah kesan elegan pada ruangan itu.

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang