09.life is sick

49 9 0
                                    



Pintu kamar mandi terbuka, kaki jenjang dan penuh luka itu melangkah pincang. Mulutnya terus menglenggoskan keluhan-keluhan kecil akibat perih dan nyeri dari lukanya, sakit itu kerap muncul ketika sehabis mandi dan ketika bangun tidur. Membuatnya tidak bisa bergerak leluasa seperti biasanya.

Dirinya sekarang terlihat mengerikan, luka yang biasanya di balut rapih dengan perban putih di biarkan terpapar jelas. Tidak bisa di pungkiri, dirinya harus mengenakan celana kolor hitam milik Danu dan kaos agar tidak mengenai lukanya yang masih basah.

Jian tidak bisa membantunya untuk sekedar membalut luka itu, karena Jian sedang ada jadwal di perusahaan nya. Jadilah Liara biarkan luka itu terpampang jelas.

Tangannya bergerak untuk membuka pintu kulkasnya, pandangan nya langsung disuguhi berbagai macam makanan di dalam kulkas itu. Atensinya teralih kala melihat minuman bersoda yang bertengger di pintu kulkas, tangan nya bergerak untuk mengambil satu kaleng cola, sudahlah kondisi cukup memprihatinkan tetapi liara masih belum bisa menjaga pola makan nya. Biasanya Danu akan mengomelinya, tapi sekarang tidak ada jadinya ia bebas ingin memakan apa saja.

Ringisan nya menguar kala minuman bersoda itu masuk ke dalam mulut dan tenggorokannya, "ahk, iya gue belum sarapan njir".

Gadis itu menghela nafas berat, menyenderkan punggungnya dengan nyaman.

"Hello my self, how are you? I hope you're healthy"

Tok! Tok! Tok!

Gendang telinga nya mendengar ketukan pintu, ia berpikir siapa yang bertamu pagi-pagi sekali. Apakah Jian??

Tok! Tok! Tok!

Ketukan itu berbunyi lagi, mau tak mau liara harus pergi ke depan untuk membuka pintu. Walaupun tak cepat seperti biasanya.

Tok! Tok! Tok!

Liara berdecak kesal, "ngga sabaran banget sih" kesalnya, ia sangat berusaha untuk sampai lebih cepat. Namun sepertinya gagal, karena kakinya terasa sakit.

Tok! Tok!

Cklek!

"Kalian?!"

//

Helaan nafasnya sudah berulang kali terdengar, ramai tetapi terlihat senyap. Sahabat-sahabat liara pagi ini datang bermaksud untuk menjenguk, tapi bagaimana mereka tahu? Apa Riki?

"Lama ngga ketemu, kak senja"

Lelaki berlesung pipi yang 3 tahun lebih tua darinya itu tersenyum kecil, sudah bertahun-tahun lamanya tak bertemu. Seingat senja dulu saat terakhir bertemu liara masih SD kelas 3, masih bau kencur kalo kata orang tua, namun sekarang gadis itu sudah tumbuh menjulang tinggi dan sekilas terlihat tampan.

"Yang Dateng 10 orang, yang di sapa cuma senja. Cih!"

Liara langsung terkekeh melihat june yang sudah bersungut-sungut sambil menatap nya sengit, "cembokur ni kak Juned?" Ledek gadis itu.

Di sisi lain, ada sepasang mata yang menatapi gadis jangkung itu dengan Lamat. Bertanya tanya, kenapa kecelakaan lukanya seperti itu?

"Lo beneran kecelakaan Li?? Terus wajah Lo? Ngga mungkin wajah Lo nyunsruk juga kan?"

Suasana seketika hening, tatapan mata mereka bergantian menatapi Jake dan Liara.

"Gelut bareng rival gue"

Ekspresi yang di lontarkan oleh sahabatnya itu terlihat menyebalkan, liara berdecak kesal kala itu.

"Lagian siapa sih yang ngasih tau kalian kalo gue sakit??"

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang