"Jay!!! Ini pesenan bunga siapa!!!????"Jay langsung turun ke bawah ketika mendengar teriakkan dari bundanya, bahkan game nya di biarkan begitu saja. Tepat hari ini pesanan Bunganya datang, ia akan mencoba menyatakan perasaannya kepada liara dengan setangkai bunga dandelion bercampur edelweis sebagai sesajennya.
Setelah Jay mencari di google ternyata bunga edelweis banyak tumbuh di pegunungan, jadi Bunga ini di pesan dari pulau Jawa yang merupakan daerah pegunungan.
"Punya Jay!!" Teriaknya sembari berlari kencang bak atlet lari estafet.
Jay hampir tersandung di tangga saat berlari, membuat bundanya memekik marah karena anaknya itu ceroboh.
"JANGAN LARI-LARI!!! KALO JATUH GIMANA!???!!!"
Jay hanya menyengir, "jatuh ke bawah kok Bun hehe".
Bunda langsung menjewer telinga Jay hingga sang empunya mengaduh kesakitan, "aaa!! Iya iya ampun kanjeng ratu!" Keluh Jay, akhirnya bunda tidak menjewer telinga Jay lagi.
Jay mengusap telinganya yang sakit dan terlihat memerah, jeweran maut dari bundanya itu kalau bisa harus di hindari. Bisa copot kuping Jay kalau terus-terusan di jewer oleh sang ibunda.
"Makannya kalo orangtua khawatir itu ngerti bukannya malah di bercandain" cerocos bunda.
Jay menundukkan kepalanya, "iya iya, maaf Bun".
"Jangan lari-lari lagi di tangga, kamu ini udah remaja tua masih kayak anak kecil"
Sesudah memarahi Jay, bunda langsung pergi meninggalkan anak itu yang masih menunduk penuh penyesalan.
"Kotaknya bunda Tarok di meja ruang tamu!" Teriak bunda yang sudah duduk santai sembari menonton televisi bersama David.
"Lagian kamu untuk apa beli bunga dandelion??"
Jay tersenyum sumringah, "buat seseorang lah Bun".
Kotak kardus nya ia buka, memperlihatkan buket bunga yang terlihat cantik dan wangi. Perpaduan antara bunga dandelion dan edelweis emang pas, namun aroma dari bunga itu bertolak belakang. Semangir dari dandelion dan lembut dari edelweis.
"Dandelion,,, Edelweis,,,"
_____________
Siulan menggema di lorong yang gelap dan sunyi, besi-besi yang menjadi pagar kejahatan tampak mengerikan. Penerangan di ruangan ini cukup minim membuat siapa yang ingin berlalu lalang harus jeli, agar tidak terseret oleh setan-setan di balik jeruji.
Langkah kakinya terhenti saat sudah sampai tujuan, ia berhaluan ke kanan dengan kedua tangan yang terselip di saku celananya. Memandang seseorang yang terlihat menyedihkan di hadapannya, seringainya terlihat "kelihatannya bahagia banget ya, Tante ayu di sini??".
Ayu berdecih lalu menendang tungkai kaki Tian, "sialan kamu, Tian!".
Tian tertawa, "hahaha, jangan mengumpati ku. Tante ngga bakal bisa lolos dari sini, kalo bukan karena aku" tegur Tian yang terdengar seperti ancaman.
Wajah ayu berpaling dengan kasar, "cih, saya bisa meminta bantuan Daniel"
"Ahaha? Anak kecil itu??? Tante yakin anak itu bisa membawamu keluar dari sini???" Tanya Tian remeh.
"Bahkan bunuh Liara aja dia ngga bisa,,hahaha"
"Hari ini anak Tante kan ulangtahun, masak bundanya ngga mau ngucapin selamat gitu??"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION|ENHYPEN[✓]
Teen Fiction[#]Living isn't fucking easy- Start=9 Oktober 2021 Finish=11Desember 2021 Cover by @pinterest