11.don't approach

30 8 0
                                    


"Gue ada kelas jam 9, nanti kalo Lo mau ke sini jangan Bawak motor gede! Kan Bawak David"

"Iye iye, gue Bawak motor skuter. Eh btw anak gue lagi ngapain tuh??"

"Anak dari Jonggol!"

"Ehehe serius ni, lumayan udah jadi bapak padahal masih perjaka"

"Ngadi Ngadi kalo ngomong"
"Bocil nya lagi nonton Upin Ipin di tipi"

"Widih pagi produktif"
"Udah mandi? Makan?"

"Udah semua"

"Asekkk, gue otw dah kalo gitu itung-itung ngulengin pipinya dek Avi"

"Cih! Lo kalo cium pipi David manusiawi dikit, anak orang tu boy"

"Ngga peduli, lagian dek Avi ngga nangis kok"

"Dih..."

"Yawudah gue otw, bye bye anak pungot!!"

Pip

Liara menatap layar ponselnya dengan sengit, mulutnya mengucapkan kata-kata bualan. "Sialan cabe goreng".

Pagi-pagi sudah berdebat lewat via telpon dengan Jay membuatnya kesal, apalagi candaan candaan yang di lontarkan oleh lelaki itu, sungguh luar biasa membuatnya naik pitam.

Dengan langkah gontai ia menghampiri David yang sedang fokus menonton televisi sambil meminum susu, di pelukannya dengan hangat lalu memberi kecupan manis di pipi tembam David.

"Wanginya adeknya gue"

Yang di cium hanya fokus pada layar televisi, tangan kanannya memegang botol susu nya, dan tangan kirinya meraba-raba pipi liara yang dekat dengannya.

Rongga hidung nya dapat menghirup aroma khas bayi dengan pekat, aroma itu membuatnya tenang, perpaduan antara minyak telon dan bedak bayi itu lebih dominan. Liara juga bertanya-tanya, kenapa aroma bayi sangat harum? Bahkan jika tidak mandi sekali pun.

Sesekali pikirannya mencerna, kenapa bisa tiba-tiba David datang? Hidup ternyata sulit di prediksi, semua sudah di atur oleh tuhan dengan baik. Liara percaya itu.

Kepalanya menoleh ke belakang kala gendang telinga nya mendengar suara kendaraan yang baru saja berhenti di depan rumahnya, sudah tertebak kalau itu Jay.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Lelaki dengan stelan anak kuliahan itu masuk dengan sumringah, "dek Avi!!".

Liara enyah dari tempat duduknya, ia berniat untuk mengganti pakaian nya karena Jay sudah datang.

"Jagain dulu, gue mau ganti baju"

Jay mengangguk kecil, "ya udah, biar gue yang jaga. Ya kan Avi??" Ucapnya lalu menguleng uleng pipi tembam David.

Sudah begitu, liara langsung ke kamarnya untuk mengganti stelan nya. Manik matanya melihat kotak hitam dengan pita putih di meja belajarnya, hadiah yang di kirimkan oleh bundanya kemarin, berupa stelan blazer Ivory, cropped jeans, Dan kaos putih sebagai balutan dalamnya. Ada niatan untuk memakai stelan itu, mungkin bagus.

//

"Dek Avi mau biskuit ngga? Tapi ayah beli buat dek Avi??" Tangannya mengambil sebungkus biskuit bayi di dalam tas nya.

Mata bulat David membinar, tangan kecilnya terulur meminta biskuit itu kepada Jay.
"Yah, au".

Jay terkekeh gemas melihat David, saat bibir mungil itu melontarkan ucapan 'yah' untuknya membuat hati Jay senang bukan main.

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang