06.happy is real

47 8 0
                                    



Pagi menjelang siang, cuaca nya cerah dan sangat mendukung untuk bernyanyi sambil bermain gitar di taman. Sebenarnya itu wacana liara siang ini, tapi wacana hanyalah wacana. Naas sekali kegiatan itu di urung dalam benak hati nya saja.

Gadis itu menyusuri lorong gedung fakultas teknik programmer dengan gusar, kepalanya tertutup tudung Hoodie, berjalan gontai sambil memasukkan kedua tangannya ke saku Hoodie nya. Punggungnya setia menggendong tas gitar milik Ethan, seperti anak salah masuk jurusan. Bukannya membawa laptop malah membawa alat musik.

"Heh pembunuh!"

Gunjingan itu terdengar jelas, air wajah nya semakin muram dan tatapannya tajam. Jalannya tak lengah, ia tetap fokus dan mengacuhkan gunjingan itu.

Ssreett!

Tudung Hoodie nya di tarik paksa dari belakang, manik tajamnya menulusuri si pelaku. Liara langsung mencekik leher orang itu hingga menghantam loker milik fakultas, tak peduli banyak orang yang menonton aksi nya yang tidak lazim itu.

Brakkk!

Punggung orang itu terhantam dengan keras, Liara tak peduli sama sekali. Gadis itu tetap menatap orang itu dengan tajam.

"Atas dasar apa Lo nyebut gue pembunuh??" Tanya liara dengan datar.

Yuna, rival nya di kampus.

Yuna tersenyum miring, "Lo yang bunuh kak Ethan sama Danu? Bener atau ngga?" Gadis itu menyeringai lebar ke arah Liara.

Liara langsung berdecih jijik, "ngga usah sok tau, emang Lo malaikat? Bisa ngeliat kejadian yang udah lalu? Lo aja waktu itu belum pindah di mari" ucap Liara lebih santai.

Liara menatap Lamat mata Yuna, seringai nya muncul.
"Oh iya? Bukannya Lo ya? Yang pindahan dari fakultas hukum karena kasus pembullyan?? Haha pantesan muka-muka pembully nya membekas" Ucapan di akhiri tawa ledekan untuk Yuna.

Yuna mengeratkan gigi nya, tatapan sengit terlontar dari manik matanya.
"Sialan! Gue bakal sebar aib Lo! Liat aja!" Ucapnya membabi buta.

Liara tersenyum remeh lalu mengangkat alisnya, "coba aja, kalo ngga gue duluan yang bongkar aib Lo" kencam nya lalu pergi meninggalkan Yuna yang masih di kelabui amarah.

Buku-buku tangan Yuna memutih, "SIALAN LO LIARA!! AWAS AJA YA LO!!" Teriakannya menggelegar nyaring di gedung besar itu.

Liara kembali menyusuri lorong gedung fakultas teknik programmer, tangannya kembali menggantungkan tudung Hoodie itu di kepalanya.

Gedung fakultas sekarang sedang ramai berita tentang dirinya dan Yuna bentrok, secepat itukah menyebarnya berita itu?

"Ngga heran sih, Yuna emang ngga suka sama liara dari pertama masuk"

"Eh btw tadi mereka ngobrol apaan ya? Kek nya ada yang di rahasia in deh"

"Liara terlalu keras ngga sih? Kasian Yuna"

"Ada problem sama liara, siap-siap kedok Lo bakal di bongkar"

"Bahaya cuy"

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang