03.rainy morning to evening

58 14 0
                                    


Rintik hujan mengguyur kota Bandung cukup deras, tak meninggalkan kesan buruk bagi orang biasa. Hujan itu mengguyur alam, membuat aroma khas yang menyegarkan, terutama bau tanah dan buah yang sudah masak.

Akan tetapi ada sebagian orang yang juga tidak menyukai fenomena pengeroyokan itu, pasti ada alasan tersendiri, mungkin karena tidak suka basah, tidak suka angin bergemuruh bercampur petir, atau ada kenangan yang buruk terjadi saat hujan.

Seperti seorang liara, gadis yang amat amat tidak suka dengan hujan. Karena hujan ia selalu teringat kenangan buruknya di satu tahun silam, kenangan dimana saudara kembar nya dan kakak angkat nya kecelakaan karena mati-matian ingin menjemput nya saat sedang hujan deras dengan badai petir.

Penyesalan terbesar nya adalah di saat situasi seperti saat itu, gadis itu malah marah-marah di halte bus karena jemputan nya tak kunjung datang. Liara banyak mengirim pesan dan menelfon Ethan, karena ia berada di puncak emosinya. Dan saat telfon berdering menggelegar nama Ethan di layar ponselnya ia langsung mengangkat nya dengan kasar, nafasnya membabi buta.

"Selamat sore, kami dari pihak kepolisian memberitahu bahwa yang memiliki ponsel ini mengalami kecelakaan di perempatan jalan. Ada dua korban, dan naas keduanya tidak bisa di selamatkan"

JJJDDDIIIAAARRRR!!!!

Badannya terperanjat saat mendengar suara petir menyambar, Liara menghela nafasnya lalu memilih menenggelamkan wajahnya di ringkukan lengannya yang bertumpu lutut.

Matanya terpejam untuk mendengarkan setiap detikan air yang jatuh di atas atap rumahnya, bunyi nya emang menenangkan tetapi situasi itu membuat liara semakin jatuh lebih dalam bersama kenangan pahitnya.

Angin berhembus menyibak rambut nya yang pendek, semilir itu membuat rasa kantuknya datang. Matanya yang tadinya hanya sekedar terpejam kini benar-benar sudah di ambang mimpi, deru nafas nya mulai terdengar tenang.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Kepalanya Lolos dari lengannya, tentu saja itu membuat liara sedikit terkejut, katakanlah ia masih mempunyai jantung untuk membuat nya kaget.

Gadis itu bergegas membuka pintu dengan lesu, tangannya membenarkan tatanan kaosnya yang entah sejak kapan semakin oversize di tubuhnya. Padahal dulu ia membeli kaos itu tetapi ukurannya tidak sebesar ini, apakah tertukar dengan tetangga?

Cklek!

"Kak liara!!!"

Karena jantung nya masih berfungsi, berakhirlah ia terkejut lagi dan lagi. Kek nya gue besok jual jantung aja deh biar kagak kagetan.

Kelima, ah iya lima lelaki setelah Liara hitung. Jake, Jay, Sean, Juna, dan Riki sekarang berada di ambang pintu rumah nya, tentu saja dengan pakaian basah kuyup akibat terguyur hujan. seberapa deras hujan saat ini?

Liars menghela nafas panjang, "masuk" setelah membiarkan kelima lelaki itu masuk. Liara pergi ke kamarnya untuk mengambil handuk.

Sementara kelimanya sudah masuk dengan menggigil, memeluk diri sendiri.

"Wah kayaknya kita bakal jadi cleaning servis habis ini" seru Jake yang melihat lantai rumah Liara penuh decak air yang menetes dari baju mereka.

Semua menatap lantai, ah benar. Sepertinya mereka mendadak akan mendapatkan profesi, cleaning servis namanya. Haha konyol sekali.

Setumpuk handuk terlempar ke hadapan Jake, untung lelaki itu cepat tangkap.

"Kalian Ganti baju di kamar mandi, ambil aja baju nya Danu sama kak Ethan yang gantung di lemari Deket kamar mandi"

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang