16.who?

36 8 0
                                    



Sore dengan langit murung dan bergemuruh angin kencang, sepertinya akan turun hujan besar. Kebanyakan orang tergesa-gesa untuk sampai ke rumah sebelum hujan melanda, tapi berbeda dengan liara yang masih stand by di gedung fakultas nya, dengan komputer yang masih menyala di hadapannya.

Sebenarnya ia tidak sendiri, ada hyuka yang menemaninya, akan tetapi lelaki itu harus pulang karena keluarganya datang ke kosan untuk berkunjung.

Fokusnya pada layar monitor laptop teralih karena melihat ponselnya bergetar. keningnya mengerut bingung, "kenapa Juna nelpon??" Sarkas nya.

Ia segera menekankan tombol hijau untuk menjawab telpon itu, "assalamualaikum?".

"Waalaikumsallam kak, lo di mana??"

"Di kampus, kenapa?"

"Kapan pulang? Juna, Riki, sama Taki di rumah Lo kak"

Liara memijat pelipisnya, manik matanya teralih pada layar monitor laptop nya yang masih terlihat banyak kerjaan.
"Ngga tau dah, masih ada kerjaan. Kalian kalo mau masuk rumah, kuncinya di bawah pot bunga mawar".

"Rik coba cari kuncinya di bawah pot bunga mawar, tadi kata kak liara di Tarok situ"

"Oh okok, bang lu bantuin juga"

"Tadi niatnya mau nginep kak, kan besok hari Minggu hehe. sekalian mau tanya-tanya tentang jurusan"

"Ya udah tunggu aja, gue palingan ngga lama lagi pulang. Kalian mau gue beliin apa??"

"ngga usah, udah pada beli makanan kok, buat lo juga kak"

Tidak ada Jawaban dari Liara, gadis itu fokus lagi dengan pekerjaannya.

"Eum.. ya udah kak semangat ngerjainnya, jangan malem-malem ya, udah mau ujan"

Garis bibir nya tertarik membentuk senyuman tipis, ia senang mendengar ucapan Juna.
"Iya, ngga malem-malem kok"

"Kakak jangan lupa makan"

"Iya"

"Kalo hujan nanti bilang sama gue, biar di jemput"

"Terus hujan-hujanan bareng gitu? Ngga lagi cosplay jadi India Indiaan kan Jun??"

Tawa gelak Juna menguar di sebrang sana, "hahaha boleh juga kak hehe"

Liara menggeleng heran, ada-ada saja pikirnya. "Udah ketemu kuncinya?"

"Udah"
"katanya Taki suka lukisan lo"

"Udah woy, kak liara mau lanjut ngerjain. Kalo ngobrol terus ngga siap-siap begok, tuman!"

"Iya iya, Riki lu julid amat"

"Dari pada Lo banyak bacot kek bekicot"

"Ish, gue aduin kak liara mampus"

"Dih main aduan"

Liara yang pusing mendengar pertengkaran Juna dan Riki langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak, kepalanya menggeleng heran "ribut terus, heran".

Liara menatap jam sebelum kembali fokus, ternyata sudah jam 6 sore. Tapi langit sudah redup akibat mendung, suasana gedung fakultas nya pun kian terlihat
menyeramkan.

Liara menatap luar jendela ruangan, benar-benar gelap hanya gedung praktik saja yang mendapatkan penerangan. Hawa membuat nya sedikit merinding, "anjir, untung ngga malem Jumat" keluhnya lalu di akhiri dengan gidikkan tubuhnya.

DANDELION|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang