Cahaya matahari masuk dari celah-celah angin-anginan jendela, membuat lensa matanya terasa ngilu.
Liara mengerjapkan matanya menatap sekeliling nya tampak asing, oh iya dia baru ingat bahwa tidur di kamar Ethan.
Gadis itu menyibak selimut yang membungkus tubuhnya melewati malam panjang yang sedingin es, berjalan ke luar sembari meregangkan otot-otot tubuh nya.
Rumahnya terasa sepi, kelima lelaki itu belum juga bangun padahal harus pergi untuk belajar.
Tangannya bergerak untuk mengikat setengah rambutnya, tetapi suliet seseorang berlalu dari samping nya.
Liara tertegun diam melihat sosok itu berjalan dengan santai melewatinya, seperti halusinasi yang nyata.
Ethan
Lelaki itu berbalik dengan senyuman manis nya, "jangan kebanyakan makan mie, liara" tegur nya sambil terkekeh kecil.
Terasa sangat nyata, tapi badannya tiba-tiba terasa kaku ingin merengkuh tubuh lelaki itu.
Fiuh!
"Aaa mint chocho gue jangan Sampek di habisin sama liara, liat aja tuh bocil"
Dan sekarang, Danu? Lelaki itu.
Pukk!!
Lia langsung terperanjat kaget bukan main di kala bahunya di tepuk dari belakang, "astaghfirullah!!! Ngaggetin Lo markonah!!" Sewot Liara.
Jake menatap gadis jangkung itu dengan Lamat, "abis nya Lo kek patung berdiri di sini, gue kira Lo kesambet setan tiang listrik".
Liara langsung mencubit lengan Jake dengan sengit, "ya tapi jangan gitu juga! Gue kaget banget anjim".
Jake langsung terkekeh, "ya maaf hehe".
Liara berdecak kesal, lalu berjalan gontai menuju dapur meninggalkan Jake yang masih di ruang tamu.
Brakkk!
Liara sedikit membanting pintu kamar mandi nya, matanya terpejam seperti ada bendungan sungai di kelopak matanya. Punggungnya tersender di pintu itu, hingga terperosok karena kakinya terasa goyah untuk menampung beban tubuhnya sendiri.
Tangannya meringkuk memeluk lututnya, wajahnya pun ikut tenggelam dalam ringkukan lengannya.
"Gue kangen kalian" gumamnya lirih.
Tok! Tok! Tok!
"Kak! Gue pingin boker!!" Riki menggedor pintu kamar mandi agak keras.
Liara langsung tersadar, ia baru ingat masih ada lima lelaki di rumahnya jadi ia tidak boleh menangis.
"Iya! Bentar ini lagi cuci muka!" Saut Liara.
Gadis itu langsung membasuh muka nya asal tanpa sabun, tidak pedolay yang penting kenak aer.
Cklek!
"Aduh! Aduh ngga tahan" keluh Riki yang sudah ketar-ketir di depan pintu.
Liara langsung enyah dari ambang pintu kamar mandi, membiarkan Riki masuk untuk membuang hajat.
"Kalian biasa sarapan apa?? Gue ngga ada bahan masakan yang mewah, cuma ada mie, nasi, telur, cabe-cabean, sama wibu" tutur liara kepada keempat lelaki yang terduduk lesu di kursi meja makan.
Jay tertawa gelak, "wibu di bawak Bawak njim, untung ngga ada wibu akut di sini".
Juna mengangkat kepalanya, "buat nasi goreng kayaknya enak kak" saran Juna yang di angguki ketiga lelaki di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION|ENHYPEN[✓]
Teen Fiction[#]Living isn't fucking easy- Start=9 Oktober 2021 Finish=11Desember 2021 Cover by @pinterest