PROLOG
"Karena puisiku mampu mengutarakan rasa tanpa memendam dan tanpa takut kehilangan."
***
•••
NADIRA menopang dagu menggunakan tangan kiri. Matanya terpejam dengan mulut yang bersenandung pelan mengikuti alunan lagu. Nadira membuka mata, menunduk. Tangannya menulis bait demi bait puisi di buku tua bersampul cokelat miliknya.
Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, menikmati angin yang berembus pelan melewati celah ventilasi jendela kamarnya. Ah, suasana menenangkan ini hanya Nadira temukan kala senja terbenam, menyisakan rembulan dengan hamparan bintang yang begitu memesona.
Andra...
Entah harus dari mana memulai cerita ini...
Masih tetap dengan tokoh favorit yang memikat hati...
Entah harus bagaimana menjabarkan kisah ini...
Masih tentang rasa yang sudah lama terkubur di lubuk hati...
Sudah berapa lama? Setahun? Dua tahun? Oh sudah tujuh tahun rupanya.
Nadira hanya si penyimpan rasa yang tidak tahu caranya bersuara. Nadira hanya seseorang yang tidak berani memandang ketika bertemu. Tak saling sapa, tak saling bercanda tawa, tapi tetap bisa membuat gadis itu merasa bahagia.
Semua tidak ada artinya jika hanya sebatas kata-kata belaka. Semua tak akan ada habisnya jika hanya sebatas memendam rasa. Karena puisi Nadira hanya mampu mengutarakan rasa tanpa memendam dan tanpa takut kehilangan.
Bahkan ketika Nadira tahu kalau sosok itu tidak pernah sama sekali melirik atau bahkan menyadari kehadiran dirinya, seperti gadis bodoh yang bukannya berusaha untuk melupakan, Nadira justru semakin terperosok ke dalam jurang penyiksaan yang dibuatnya sendiri. Kadang tentang hati itu tidak semuanya mengerti. Tapi untuk yang sudah jatuh cinta, itu seperti buta.
Nadira terlalu takut dengan segala konsekuensi yang akan ditanggungnya nanti. Nadira takut, tidak mau dan memilih diam. Namun ada kalanya hati itu merasa lelah, ketika yang ditunggu sama sekali tidak pernah menyadari.
Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk jatuh cinta tanpa membaginya dengan orang yang dia cinta. Karena...
...Setiap hati selalu mempunyai satu nama.
***
Haloo semuaa, ini cerita pertama aku. Maklumkan ya, jika ada bahasa atau kosa kata yang kurang tepat, hehe. Panggil aku 'Nadin', oke? Jangan lupa follow dulu sebelum membaca. Tolong supportnya dengan memberikan bintang dan comen.
...Thank u...
KAMU SEDANG MEMBACA
NANDRA | TERBIT ✓ |
Teen FictionNadira Ravelia. Gadis penyuka bintang yang hatinya telah tertambat lama pada sosok Andra Rovalno. Si cowok pemilik lesung pipi dan sorot mata hangat yang begitu indah. Bertahun-tahun, Nadira hanya bisa memperhatikan dari jauh. Namun, bagai rasa cint...