• FIRST LOVE

324 31 1
                                    

FIRST LOVE

"Di bawah gemerlap bintang, akan aku ungkapkan sebuah rasa. Pada sosok gadis yang telah memberikan hatinya padaku tanpa cuma-cuma. Dari aku yang mencintaimu, dari aku si cinta pertamamu."

***

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

ANDRA kembali mengajak Nadira ke danau yang pernah di datangi mereka tempo lalu.  Tempat di mana Andra mengucap sungguh-sungguh bahwa dia ingin menjadi salah satu alasan untuk membuat Nadira selalu tersenyum. Keduanya berdiri berdampingan, saling mendongak, menatap langit. Hening, malam semakin larut.

Nadira menoleh, menatap Andra. Meski dia sangat bingung mengapa Andra mengajaknya ke tempat ini lagi. Lalu setelah sampai di sini cowok itu tidak mengatakan apapun, hanya terus memandang berkali-kali arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

Andra memutar tubuh, menghadap Nadira sepenuhnya. Nadira mengikuti pergerakan Andra.

Pukul 00.00 WIB.

Andra tersenyum tulus. "Tepat pada hari ini, jam ini, detik ini.., happy birthday, to the girl i love. The strongest girl, i've ever known."

Nadira tertegun.

"Ciee, udah tujuh belas tahun. Be a better person, okay? Makin cantik, makin pintar, makin cinta sama gue, ya? I can't write poetry to say special words to you but I hope you like it." Andra mengeluarkan sebuah kotak kecil merah dari jas nya.

Nadira diam. Bahkan dia tak mampu untuk menjawab perkataan Andra tadi. Lagi, perlakuan Andra terhadapnya selalu tiba-tiba. Dan Nadira belum terbiasa.

Andra mengeluarkan benda dari kotak merah, lalu tersenyum simpul. Nadira memutar tubuhnya ke belakang, membiarkan Andra memasangkan sesuatu di lehernya. Setelahnya dia kembali menghadap Andra.

"Kalungnya cantik, kan? Suka?"

"Andra..." Nadira menggigit pelan bibir bawahnya. Sedikit menunduk, untuk menatap liontin emas dengan bandul bintang yang tengah terpasang di lehernya. Lalu Nadira kembali mendongak. "Suka! Suka banget! Makasih, Andra."

Andra terkekeh pelan. Senang melihat wajah bahagia Nadira. Lalu detik berikutnya suasana kembali hening. Angin yang berembus pelan, menerpa wajah keduanya. Desaunya melingkupi keheningan malam yang semakin dingin.

"Mau lihat bintang lebih jelas, enggak?" Andra menawarkan.

Nadira mengernyit ketika Andra menuntunnya pada teropong panjang yang mengarah pada langit. Bahkan Nadira baru menyadari ada benda itu di sini. Bagaimana caranya Andra membawa teropong ke tempat Ini?

NANDRA | TERBIT ✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang