Kini Rachel tengah berada di ruangan dokter kandungan sesuai dengan saran dokter yang memeriksa zero tadi.
Sesampai disana zero dibuat bingung kenapa Rachel mengajaknya kesini, sedangkan Rachel tengah ragu untuk masuk dan masih berdiri didepan pintu.
"Hel,kita ngapain kesini?"tanya zero bingung dan membuat Rachel menghela nafasnya.
"Tadi dokter yang ngecek kamu nyuruh kita kesini"ucap Rachel dan dianggukan oleh zero.
"Yaudah masuk ngapain kamu masih disini"ucap Zero menyuruh Rachel masuk,dengan terpaksa Rachel diikuti oleh zero masuk kedalam.
"Hai dok"ucap Rachel dengan gugup dan membuat dokter itu tersenyum ramah.
"Hai juga,kalian kesini mau periksa?"tanya dokter yang diketahui namanya adalah dokter hilma.
"Saya tadi disuruh sama dokter lain buat periksa disini,jadi sana kesini deh"ucap Rachel dan membuat dokter itu mengangguk paham.
"Apa kalian sudah menikah?"tanya dokter itu lagi dan dianggukan oleh keduanya.
"Kalau begitu saya boleh tanya lagi sama kamu,apa kamu sudah datang bulan?"tanya dokter itu kembali dan membuat Rachel bingung kenapa yang ditanya ia sedangkan yang sakit adalah zero.
"Hm,kalau bulan ini sih belum ya dok"ucap Rachel dan dianggukan oleh dokter hilma.
Dokter Hilma langsung mengambil sesuatu didalam laci dan memberikannya ke rachel dan membuat Rachel sedikit terkejut namun tidak dengan zero yang masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh dokter didepannya itu.
"Coba kamu periksa, toilet nya disana"ucap dokter hilma dan membuat Rachel gugup.
Pasalnya Rachel tidak cewek yang tidak tau apa maksud dokter itu, apalagi yang diberikan kepadanya adalah testpack.
Dengan ragu ragu Rachel langsung masuk kedalam toilet dan mengeceknya.
"Dok istri saya gak papa kan?"tanya zero khawatir kenapa Rachel disuruh sedangkan yang sakit dirinya.
"Kamu tunggu aja, nanti saya kasih tau"ucap dokter hilma dan dengan pasrah zero harus menunggu.
Setelah keluar dari toilet,Rachel langsung memberikan testpack itu ke dokter hilma tanpa melihat hasilnya.
Setelah dokter hilma menerima nya, membuatnya tersenyum dan setelah itu menyuruh Rachel berbaring di brangkar.
"Suaminya bisa kesini"suruh dokter hilma dan zero Langsung menghampiri Rachel di brangkar.
"Coba saya periksa dulu ya"ucap dokter itu dan membuka baju Rachel sedikit, mengoleskan gel yang terasa sangat dingin,membuat zero menatap bingung.
"Silahkan liat dimonitor,disini ada janin yang kecil "tunjuk dokter hilma ke monitor yang menunjukkan sebuah janin yang sangat kecil,terlihat seperti kacang hijau.
"Trus kalau itu janin,emang kenapa dok? Istri saya tumor gitu dok"ucap Zero bingung dan membuat dokter hilma tertawa sedangkan Rachel menahan kesalnya dan mencubit perut zero.
"Aaagr,sakit hel"teriak zero yang kenal cubitan oleh Rachel.
"Kamu gak pernah belajar biologi,sampai masalah pembuahan aja gak tau, mangkanya jangan buatnya doang yang tau"ucap Rachel dengan kesal, padahal ini adalah berita yang menggembirakan untuk dirinya namun dibuat kesal oleh zero atas ucapannya itu.
"Begini,biar saja jelasin jadi yang kecil ini adalah janin dan janin ini akan berkembang menjadi bayi,bisa dibilang istri kamu lagi hamil"ucap dokter hilma dan membuat Zero membulatkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALZERO (END)
FanfictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bertolak belakang, harus dijodohkan oleh orang tua mereka karena sebuah perjanjian konyol dari keduanya "ALZERO PRATAMA ADITYA " Cowok dingin yang harus menerima perjodohan karena perjanjian konyol or...