Selamat membacaaaa.
________________
Jenny melirik sekilah kearah kursi Iren, dirinya tidak terlalu memikirkan kenapa gadis itu tidak hadir dalam kelas. Jenny lalu tanpa sengaja bertatap mata dengan teman dari Iren tersebut.
Jenny sedikit mendelik saat melihat bagaimana gadis itu memberikan jari tengahnya pada Jenny, berusaha sabar dan kembali memfokuskan pandangannya kedepan.
Jam sudah menunjukan jika kelas akan berakhir Jenny mulai menghitung dari detik kedetik. Mulai bosan akan kuliah, diuniversitas sebesar ini pun dirinya masih belum juga bertemu dengan teman yang menurutnya cocok dengan dirinya, karena kebanyakan sekali dari mereka ini memandang harta dan jabatan.
"Oke baiklah kelas sudah berakhir, saya pamit undur diri." Ucap Dosen tersebut dengan senyuman dibibirnya, Dosen muda tersebut kemudian menatap Jenny yang kebetulan juga sedang menatapnya. Kemudian Dosen tersebut sedikit mengedipkan matanya pada Jenny.
Jenny mengeryit tak suka lagi-lagi ada saja yang membuatnya kaget hari ini, Jenny segera menyusun peralatannya kedalam tas dan mulai meninggalkan kelas. Sempat melirik dari ujung matanya saat melewati kursi bagian depan, melihat bagaimana tatapan aneh yang ditunjukan gadis itu padanya. Jenny berusaha tidak hirau dan terus berjalan, baru saja akan menginjakkan kakinya keluar sebuah tepukan dibahunya langsung menghentikan niatnya berjalan.
"Ada apa?" Tanya Jenny to the point pada gadis yang tadi berani sekali memberinya jari tengah.
"Aku boleh berkenalan?" Ucap gadis itu yang membuat Jenny memandangnya dengan sedikit aneh.
"Kenapa? Katakan saja apa yang ingin kau katakan, aku tidak punya banyak waktu." Sela Jenny dengan cepat saat teman dari gadis itu akan menyela gadis yang sedang berada dihadapannya.
Kelas sudah sepi hanya mereka bertiga membuat Jenny muak dan ingin segera pergi, wajib jan jika Jenny merasa curiga dengan teman-temannya Iren ini. Penampilan seperti preman namun mental yupi, sudah terlihat jelas kemarin dan masih terekam jelas diotak Jenny.
"Tidak! Kami hanya ingin berkenalan kok! Namaku Jesica!" Pekik gadis yang bernama Jesica itu, "Dan aku Lauren!" Sela gadis yang berada disamping Jesica tadi.
"Aku Jenny. Kalian pasti sudah tau, sudah berkenalan bukan? Akan ku ingat satu-satu nama kalian dan mungkin jika perlu wajah kalian akan ku tandai." Setelah mengucapkan hal tersebut Jenny hendak membalik badannya.
"Kami ingin meminta maaf Jenn! Dan kami ingin menjadi temanmu!" Pekik Jesica yang lagi-lagi berhasil membuat langkah Jenny terhenti.
Jenny berbalik kemudian menatap Jesica dan Lauran secara bergantian dirinya tersenyum tipis dan berkata, "Kalian tidak salah memilih teman? Mungkin aku ini lebih bajingan dari teman kalian yang bernama Iren itu." Ucap Jenny yang diakhiri kekehan seolah perkataannya itu adalah lelucon.
Jesica merengutkan wajahnya, "Kami bukan teman Iren siapa bilang kami temannya?" Tuturnya yang langsung dianguki oleh Lauren.
"Oh ya?" Jenny seperti tengah berpikir keras.
"Emm. Kalian bisa menjadi temanku__"
"YES!!"
"HORE!!"
"Tapi kalian harus melakukan sesuatu." Ucap Jenny dengan senyum manis diwajahnya memandang wajah kecewa Lauren dan Jesica.
"Apa itu?" Tanya mereka penasaran.
"Kalian tau apa itu pertemanan? Ku beri waktu 1 bulan untuk membuktikan bahwa kalian itu teman yang baik untuk ku, jika aku memutuskan kalian layak maka kalian akan menjadi temanku dalam 2 tahun." Ucap Jenny dengan tangan menyilang didada.
"Kenapa 2 tahun?"
"Karena aku lulus, sudah itu saja. Waktu ku berbicara sudah habis, cermati kembali kata-kataku dan jika kalian sanggup lakukanlah besok jangan ditunda-tunda. Bye." Jenny kemudian berbalik dengan senyum sinis diwajahnya, mereka kira dirinya sebodoh itu untuk dibodohi? Oh tidak! Jika kalian buaya maka lawan dulu singanya. Jenny ikuti permainan Iren dan kawan-kawannya itu lalu lihat apa yang akan Jenny lakukan.
___________________
"Apakah kau masih marah?! Kenapa mendiamkan ku sedari tadi?!" Pekik Jenny merasa kesal dengan suaminya itu yang sedari tadi hanya fokus pada ponselnya saja.
"Aku sibuk."
"SIBUK APA?!" Teriak Jenny dengan kesal lalu mengambil ponsel Sergio dan matanya langsung membola sempurna.
"Siapa Mila 2 ini?! Kenapa kau menamai-nya Mila 2?!! Apakah wanita penggoda itu?!" Tuduh Jenny menatap horor pada Sergio sedangkan yang ditatap hanya diam dan menghembuskan nafasnya pelan.
"Kau berpikir apa? Aku bukan seperti mu yang berpengangan tangan dengan pria lain di caffe. Mila adalah salah satu patner bisnisku dan nomernya itu baru jadi karena takut tertukar dehan nomer lama aku menambahkan angka '2' disebalahnya. Paham? Jangan berpikir yang aneh-aneh," jelas Sergio panjang lebar mengambil ponselnya dari tangan Jenny.
Jenny juga tadi melihat jika mereka sedang membahas masalah bisnis, Ck! Jika seperti ini dirinya terus merasa bersalah pada Sergio.
"Kau mendiamkanku Sergio!" Ucap Jenny dengan intonasi nada yang melengking.
"Ck. Ya sudah aku pulang saja dari pada disini berbicara pada orang namun seperti berbicara pada tembok." Jenny bangkit dari duduknya namun tangannya langsung ditarik oleh Jenny.
"Ini rumahmu kau akan pulang kemana?" Tanya Sergio masih dengan wajah datarnya.
Jenny yang merasa kesal pun langsung meraup wajah Sergio dengan tanggannya dan sebelum Sergio mengamuk Jenny langsung memeluk leher Sergio dengan erat.
"Wajahmu menyabalkan sekali jika datar begitu, Jangan marah aku tidak bersalah." Ucap Jenny dengan dirinya yang berusaha menyamankan posisinya.
Sergio mendesah pelan, "Kau tidak salah." Finalnya yang membuat Jenny tersenyum lega.
"Aku tau kau pintar menyuruh seseorang menyelidikinya bukan? Haha." Tawa Jenny langsung menggelegar ketika Sergio dengan sengaja menggigit pipinya.
"Iya aku menyelidikinya."
"Lalu kenapa masih mendiami ku padahal tau jika aku tidak salah huh?!" Kesal Jenny menabok pelan bibir tebal Sergio.
"Aku ingin melihat bagaimana wajah ini menggerutu kesal dan sekalian ingin menggoda istriku ini,"
"Dasar mesum!"
"Hanya padamu babby." Sergio kemudian mengecup pelan bibir Jenny.
"Love you Jenn."
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate
Romance(FOLOW AKUN TERLEBIH DAHULU, KARNA SEBAGIAN PART DIPRIVATE SECARA ACAK.) ( Adult Romance ) Bagaimana rasanya menjadi Jennyta Agiana Geynor saat pulang dari Prancis usai menuntaskan pendidikannya, dan pulang kepada kedua orang tuanya malah dijodohkan...