Mau ngasih tau, kalau misal ceritaku ada yng mirip sama cerita yang lain bisa diinformasikan sama aku ya. Takutnya itu hasil karya JIPLAKAN karya KU! Hanya MENGHINDARI adanya bentuk PLAGIASI maka dari itu diharapkan kalian bisa paham
DAN!
Kalau baca ya baca aja ya, jangan sampe ada tangan nakal yang menulis ulang karyaku.
# PASSIONATE !! #
"Tidak bisakah kita bicara sebentar? Apa dokumen ini begitu penting bagimu?" Ucap Jenny sambil menghela nafas berat pasalnya sudah lebih dari 1 jam ia menunggu Sergio menyelesaikan tugasnya itu.
"Tunggu sebentar sayang, ini sangat nanggung jika ku tinggalkan. Tunggu dulu ya," jawab Sergio tanpa menoleh kepada sang istri.
Sedangkan Jenny hanya memutar bola matanya malas, baiklah mari kita lihat bagaimana ekspresi dan wajah Sergio setelah mendengar perkataannya nanti. Kita liat saja.
Jenny kembali mendesah saat 10 menit kembali, dengan muka masam dirinya berdiri dan menghampiri meja kerja sang suami. Jenny meletakan sebuah testpack disamping Sergio namun tetap saja pria itu tidak menyadarinya.
"Kau tidak terkejut?" Tanya Jenny dengan kerutan didahinya saat Sergio sama sekali tidak menoleh kesampingnya.
"Tidak sayang apa yang kau ka___"
"Lihat ini!" Pekik Jenny sambil menyerahkan testpack yang ia taruh tadi.
Sergio terdiam, ia mengambil benda mungil itu dari tangan istrinya masih tidak ada reaksi dari sang empu. Jenny hanya ingin tau bagaimana ekspresi Sergio tapi apa? Pria tersebut malah terdiam ah tak lupakan juga wajah datarnya yang membuat Jenny tiba-tiba merasa jengkel sendiri.
"Apa kau tidak bahagia dengan adanya anak ki___"
"Aku akan menjadi seorang ayah? Aku akan menjadi seorang ayah? Benarkan itu Jenny? Benarkah? Apakah aku oh astaga sayang! Kau mengejutkan ku dengan semua ini! Aku akan menjadi seorang ayah?" Ulang Sergio bertanya kepada Jenny.
Mata Sergio berkaca-kaca ia kemudian memeluk sang istri dengan erat, "Terimaksih terimakasih telah memberikanku sebuah kebahagiaan yang sangat berarti ini. Terimakasih," Sergio terisak dibahu Jenny. Tentu saja Jenny kaget baru kali ini ia melihat dan mendengar jelas Sergio menangis sesengukan seperti ini.
Jenny melepas pelukan dari Sergio dan langsung menangkup wajah suaminya itu dan berkata, "Heyyy! Jangan menangis! Kau tau anak kita tidak suka ayah dan ibunya menangis, tertawa saja. Ayo tertawa,"
Sergio kemudian tertawa dan langsung menciumi seluruh wajah sang istri dengan sayang, Jenny juga tersenyunt ternyata dugaannya salah. Ternyata benar, Sergio benar-benar mencintainya.
"Aku mencintaimu Jenny."
Jenny tersenyum dan mengangguk lalu tanpa permisi Sergio mencium bibir Jenny dengan lembut, entah tidak ada lagi kebahagiaan yang paling membuat Sergio sesak nafas selain kejutan ini. Kejutan yang mampu membuat Sergio Crishtoper Scoot menangis sesengukan dibahu sang istri.
PASSIONATE
"Bukankah seharusnya bagus? Aku perlu mengetahui dimana letak keberadaan Arnold, Sergio." Jenny dengan hati-hati berbicara saat ini takut jika Sergio akan salah paham padanya.
"Untuk apa mengetahuinya sayang? Aku sudah mengurus semuanya."
Deg.
Tunggu, menggurus semuanya? Sergio tidak mungkin membunuh Arnold bukan? Otak Jenny seketika berkelaan entah kemana.
"Kau tidak membunuhnya kan?" Tanya Sergio lagi.
"Tidak, lebih tepatnya belum. Tapi apa urusannya padanya?" Jenny menggeleng, apa ia harus memberitahu pada Sergio sekarang?
Sergio memincingkan matanya pada Jenny menyadari jika istir mungilnya itu sedang berpikir, "Katakan padaku ada apa jangan diam saja aku tidak bisa membaca pikiranmu honey."
Jenny mendesah perlahan, "Aku mengetahui bahwa Arnold berada pada tahananmu melalui James ta___"
"KAU BERTEMU JAMES? KAPAN?!" Jenny tersentak saat Sergio meninggikan suaranya.
"Satu jam sebelum aku memberitahu mu bahwa aku hamil, dan tunggu dulu aku berbicara Sergio! Jangan mencelaku atau aku tidak akan berbicara sedikit pun. "
Sergio mengangguk kaku yang membuat Jenny lagi-lagi mendesah pelan, kali ini pembahasan sangat serius daripada saat pertama kali Jenny memberitahu Sergio bahwa dirinya hamil.
"Aku bertemu James kemarin, ia memberitahu ku bahwa Arnold telah menipu dan memanfaatkan dirinya, kau tau kan James adalah keluargaku dan ia tidak mungkin menyakitiku dengan tindakan gegabah. Ia memberitahuku bahwa bukan Arnold saja penjahatnya. Ada satu orang lagi yang paling dekat dengan kita berdua, memiliki niat jahat padamu. Dan__" Jenny menjeda kalimatnya ia meremat kedua tangannya kala pandangan Sergio begitu tajam seperti ingin menusuk jantungnya saja.
"Dan? Lanjutkan lah."
"Tapi jangan menatapku seperti itu," rengek Jenny dan mendekat kearah Sergio kemudian memeluk leher pria itu.
"Apakah ini efek kehamilan?" Jenny menggeleng tetapi kemudian mengangguk.
"Baiklah maafkan aku jika membuatmu takut, lanjutkan lah yang tadi."
Jenny mengangguk dan melepaskan pelukannya, "Dan pria itu sama gilanya dengan Arnold. Berniat menghabisimu dan memiliku. Aku takut Sergio," lirih Jenny diakhir kalimat.
"Apa James tidak memberitahu siapa pria itu?" Jenny menggeleng membuat Sergio terdiam setelahnya.
"Sepertinya aku tau siapa pria itu, sebenarnya hari ini perusahan cabang di Bandung mengalami kerugian karena kebakaran besar terjadi. Tidak ada yang tau apa penyebabnya polisi menyimpulkan bahwa ada gas beracun yang sengaja disebarkan digudang, dan polisi juga menemukan adanya jerigen minyak tanah dipekarangan gudang. Sudah disimpulkan bahwa kebakaran itu adalah disengaja, dan aku kini mengetahui siapa pelaku itu. Ia berniat membunuhku tapi ia tidak tau jika aku meng-cancle untuk pergi kecabang bandung."
"Siapa pria gila itu?"
"Belum honey, nanti kau pasti akan tau. Belum saatnya."
"Aku takut jika orang itu adalah orang dekatku, aku takut. Kenapa banyak sekali yang terobsesi padaku? Tidak cukupkah kau saja?" Sergio terkekeh pelan mendengar nada bicara Jenny yang sangat lucu menurutnya.
"Tentu saja karna kau cantik dan sangat polos. Tidak bisa melihat mana yang benar benar baik dan mana yang palsu, kau itu begitu lugu Jane."
"Aku sedang tidak bercanda Sergio, berhentilah menggodaku."
"Tenanglah jangan merasa khawatir selama aku ada bersamamu, because i still everything for you Jane." Sergio membawa tubuh mungil istrinya kedalam dekapannya, mengelus rambut Jenny dan sesekali menciumi puncak kepala wanita itu.
Jenny mengangguk dalam pelukan Sergio, tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya merasa sedang bercampur juga cemas. Senang mengetahui bahwa Sergio benar-benar mencintai dirinya dan cemas karna sebentar lagi Jenny akan hancur mengetahui sebuah fakta.
To be continue.
SPAM COMMENT UNTUK PART TERAKHIR!
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate
Romance(FOLOW AKUN TERLEBIH DAHULU, KARNA SEBAGIAN PART DIPRIVATE SECARA ACAK.) ( Adult Romance ) Bagaimana rasanya menjadi Jennyta Agiana Geynor saat pulang dari Prancis usai menuntaskan pendidikannya, dan pulang kepada kedua orang tuanya malah dijodohkan...