Passionate || Yes, of course

3.1K 177 107
                                    

Kalian tau gak sih nulis tapi pas pikiran gamblang? Tapi pengen nyelesain cerita ini sampai selesai. Tapi juga otak susah diajak kerja sama, jadi saya tu kaya nulis tapi gak ada ideeee. Pusing deh😭

Berusaha nulis meski kupikir sendiri kalo plek! Cerita ini gamblang! Sama kek saya yang pusing dengan alurnya. Wkwkw efek patah hati ya gini, huhu so sad. Tapi saya berjuang loh meski dengan emosi yang tinggi tapi kudu selesai nulis 1 caphter gitu, jangan terlalu banyak berharap pada ENDING NYA YA😭

SILAHKAN DIBACA!
SILAHKAN DIVOTE!
SILAHKAN DIKOMEN!

_____________

$$$$$

- PASSIONATE -

"Kau akan kemana pagi-pagi seperti ini Sergio?!" Ucap Jenny yang langsung menduduki dirinya.

"Aku harus pergi ke Australia sayang, maaf jika kau kaget disaat kau membuka mata. Aku juga tidak sempat semalam memberitahu mu," balas Sergio sambil menggulung lengan baju-nya sampai sikut.

"Harus sepagi ini? Jam berapa ini?"

Sergio yang mendengar penuturan itu hanya terkekeh pelan, "Pagi apanya honey? Lihat lah ini sudah hampir jam 7 pagi." Jennie mendesah dengan wajah ditekuk.

"Ku kira kau akan mengantarkan ku kekampus hari ini," gumam Jenni sambil meremat sprei yang menutupi tubuh naked-nya itu.

"Aku terburu-buru sayang,"

"Lalu pulangnya kapan?"

"Sekitar 4-5 hari."

"Aku pasti merindukanmu,"

Sergio kembali tertawa lalu berjalan mendekat kearah Jenny memajukan wajahnya lalu mengecup lama bibir bengkak Jenny, "Aku juga pasti akan merindukanmu my honey."

"Jangan seperti itu! Kau membuatku merasa jika ini pertemuan terakhir kita," cicit Jenny dengan menenggelamkan wajahnya didada Sergio.

"Kenapa bisa begitu? Aku selalu ada disini bersamamu kan?" Tanya Sergio sambil menunjuk dada Jenny.

"Ya. Kau selalu ada dihati, tapi jangan pernah perpaling dariku ya." Sergio mengangguk pelan sambil mengelus surai hitam Jenny.

Ku harap tidak terjadi sesuatu. Batin Sergio meringis pelan.

"Tapi berjanjilah padaku jika kau tidak akan pernah melupakanku ya??" Ujar Jenny dengan bibir mengerucut lucu.

"Kapan aku pernah melupakanmu honey? Kau akan selalu ada dihatiku selamanya dan aku tidak akan pernah bisa melupaka____" ucapan Sergio terpotong saat panggilan dadakan dari ponselnya.

"Angkat saja," pinta Jenny.

Sergi mengangguk dan melepaskan pelukannya dari Jenny lalu berjalan kearah balkon, dahinya sedikit menyatu saat tau siapa orang yang menelfon-nya.

"Ada apa?" Tanya Sergio dengan sarkas.

"Hey jerk! Kenapa kau begitu sinis mengangkat panggilan dariku?" Ucap pria disebrang sana dengan kekehan kecil.

"Maaf, tapi kau mengganggu ku. Jika kau butuh sesuatu untuk kepulanganmu beritau anak buahku saja biar mereka semua yang mengurusnya."

Sergio kembali mendesah pelan saat mendengar lawan bicaranya malah terkekeh pelan, tidak jelas bukan? Padahal Sergio mati-matian menahan emosinya.

Passionate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang