matanya membelalak lalu menoleh lagi kearah Chayra.
"dia tak cerita apa- apa, tapi saya melihatnya menangis tadi,"ucapnya.
terdengar suara helaan nafas dari seberang sana, "ayah mohon sama kamu, tenangkan Ara yah, Ayah takut dia kenapa- kenapa. Ayah juga sedang berada di luar kota jadi tak sempat menemuinya"jelas Ayahnya Chayra.
Akhtar mengangguk,"pasti," ucapnya.
"baik, ayah tutup dulu. Assalamualaikum."
"wa'alaikumussalam."
Akhtar menyimpan ponselnya di nakas lalu berjalan mendekati Chayra.
Ditatapnya wajah gadis itu dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
kasihan sekali istrinya itu, baru saja tertimpa musibah, datang lagi kabar baru yang membuatnya menguras air mata.
lantas Akhtar? apa yang harus dilakukannya sebagai suami?
Akhtar memukul kepalanya karena merasa menjadi suami yang tak berguna.
"m-maaf," ucapnya pelan.
***
pagi ini langit sangat cerah, burung- burung terlihat girang beterbangan kesana- kemari.
Chayra menggosok matanya untuk menormalkan cahaya yang masuk kemata nya.
pertanyaan yang pertama kali muncul saat bangun adalah.
'mas Akhtar kemana?'
persetan! harusnya ia tak peduli bukan?
ia melangkahkan kakinya kekamar mandi, lalu memakai pakaian dan riasan setipis mungkin.
ia melangkah kedapur, dan Akhtar masih tak ada. karena seingatnya hari ini adalah hari cuti. lantas kemana dia?
"Zein," panggil Chayra.
Zeina yang sejak tadi mengerjakan tugas kuliahpun menoleh, "apa?" tanyanya, lalu kembali menatap laptop.
Chayra ikut duduk, ia terasa ragu ingin bertanya, namun...
"kakakmu mana?"
Zeina mengerutkan kening, lalu menoleh.
"ke...." ia menggantung ucapannya."kemana?" tanya Chayra kesal.
"mau tau tidak? kalau mau tau, bantu aku kerjakan tugas yah. bukannya Kakak pintar?" goda Zein.
Chayra menatapnya kesal, "itukan tugasmu! harusnya kamu kerjakan sendiri! kenapa suruh orang lain?" ucapnya.
"yasudah, kalau tak mau. aku juga tak akan memberi tahu kakakku ada dimana,"ucapnya.
"Terserah! aku juga bisa bertanya sendiri pada nya."ucapnya
"mau tanya bagaimana? dia tak membawa ponselnya. itu ada di atas nakas." ia menunjuk nakas dengan mulutnya.
Chayra menghela nafas kasar.
"Yasudahh adik iparku tersayang, kemarikan tugasmu biar kukerjakan," ucapnya.
"wahh terima kasih kakak iparku tersayanggg," lanjut Zein.
ia mengerjakan tugas Zein limabelas menit lamanya, dan akhirnya selesai.
"nihh, selesai."
"wah thank you so much," ucap Zein kegirangan.
"sekarang beri tahu dimana kakakmu. kalau tidak, kupukul kau," ucapnya.
"kak Akhtar?"
Chayra mengangguk,"siapa lagi? kamu punya kakak lagi selain dia?"
Zein menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot Pilihan Ayah
Teen FictionBerawal dari pertanyaan "kenapa Ayah gak pernah menyuruh atau meminta tolong apapun?" akhirnya terjawab sudah, saat suatu hari ia mengatakan permintaan pertama dan terakhirnya adalah Menikahkanku dengan Pilot Pilihannya. Kaget! tidak terima! kesal! ...