Haha andai semudah itu...
andai didunia ini tidak ada yang namanya gengsi, mungkin sudah kutanyakan hal tadi, tapi tidak! aku akan buktikan sendiri, bagaimana perasaan mas Akhtar buat aku.
"Chayra..?" panggil Akhtar sekali lagi sukses membuatku mengerjapkan mata berkali - kali.
"kamu tidak apa - apa kan?" tanyanya, aku menggeleng.
Bagaimana yah cara melihat apakah orang itu cinta sama kita?
ada tutor?
apalagi yang aku hadapi adalah seorang AKHTAR, bukan lelaki biasa pada umumnya yang hanya memberikan gombalan basi.
"Aku sudah sehat mas, sudah bisa pulang kan?" tanyaku, mas Akhtar menatapku sebentar, "kamu benar tidak kenapa- kenapa kan? bilang saja kalau ada yang sakit."
Bisakah perlakuan Mas Akhtar barusan kusimpulkan bahwa dia masih mencintaiku?
"Chayra..." panggilnya lagi.
"Ah, iya? aku sudah baikan, ayo pulang saja aku bosan disini,"ucapku.
Mas Akhtar mengangguk lalu membantuku berdiri.
***
Posisi mereka saat ini adalah berjalan beriringan di jalan menuju parkiran mobil Akhtar,Sunyi. Tak ada yang memulai pembicaraan.
Sudah dibilang kan, mereka tidak cocok dikatakan sepasang suami-istri, hanya seperti orang canggung yang baru saja ken-
glep-
Tanpa aba- aba Akhtar menarik lengan Chayra hingga sekarang posisi mereka seperti dua orang yang saling berpelukan. Namun bukan sengaja atau moduk Akhtar melakukannya, ia hanya berusah menyelamatkan Chayra yang hampir tertabrak anak-anak yang sedang bermain sepeda.
namun...
Entah detak jantung siapa ini
Berdetak kian cepat sampai mau copot rasanya.
apakah Chayra?
Atau justru Akhtar?
Mereka kembali ke posisi semula. Dan lagi lagi, canggung.
"m-maaf."
"Makasih."
ucap mereka bersamaan, detik berikutnya hening karena bingung mau berkata apa lagi.
Chayra menatap tangan Akhtar yang kini menganggur itu, ia mensejajarkan posisi jalannya dengan Akhtar lalu..
mengaitkan tangannya pada tangan lelaki itu, sontak membuat Akhtar membelalakkan matanya. Terkejut, hingga jantungnya berdetak kencang.
sementara pelaku hanya berjalan santai sambil menatap kedepan.
***
Setelah kejadian tadi tak ada yang membuka suara, mereka memutuskan untuk melakukan kesibukan masing masing, berdebat dengan isi fikiran misalnya.
Zein keluar dari kamarnya lalu tak sengaja menatap mereka berdua, seperti.... orang yang baru saja mulai pacaran? hah! pemandangan macam apa ini?
"Loh Kak Chayra sudah boleh pulang? tidak menginap?"
Orang sehat bukannya bersyukur Zein...
"iya, aku udah baik baik saja kok," ucapnya lalu masuk ke kamar.
Zein menatap punggung Chayra yang mulai hilang dibalik pintu kamar, lalu beralih menatap Akhtar yang sejak tadi diam saja berdiri bagai patung.
"Kenapa kak?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot Pilihan Ayah
Teen FictionBerawal dari pertanyaan "kenapa Ayah gak pernah menyuruh atau meminta tolong apapun?" akhirnya terjawab sudah, saat suatu hari ia mengatakan permintaan pertama dan terakhirnya adalah Menikahkanku dengan Pilot Pilihannya. Kaget! tidak terima! kesal! ...