hari ini terasa jauh lebih sunyi dari malam malam sebelumnya, embun bekas air hujan mulai membasahi kaca kaca serta dedaunan di Kota Jakarta.
Akhtar termenung, menatap kosong sajadah yang kini tergelar di bawahnya.
yah, sejak tadi Akhtar tak pulang, ia memilih tinggal di mushola karna sebentar lagi ada penerbangan yang membawa rombongan aktor, dan Akhtar lah yang harus memimpin penerbangan.
ia menghela nafas, lalu melipat sajadah itu saat menyadari sekarang telah menunjukkan pukul 20.00 tiga puluh menit lagi penerbangan dimulai.
Tapi entah ini perasaan Akhtar saja, sejak tadi ia merasa ada yang janggal, juga moodnya saat ini benar- benar buruk sekali. Fikirannya terus memutar radio yang menjadikan Chayra sebagai pemeran utamanya. Ia tersenyum singkat lalu datar kembali saat mengingat kejadian tadi.
ia mencari ponselnya sedari tadi tak ia temukan, ia merabah kantong celana, tas bahkan mencari ke meja serta laci namun tak ia temukan.
tok..tok..tok..
Akhtar berbalik lalu membukakan pintu.
"kenapa?" tanya Akhtar pada Asya tanpa ekspresi.
"Ini ponsel bapak bukan? saya menemukannya terjatuh di depan sana untung tak diambil orang," ucapnya.
Akhtar terkejut, seceroboh itukah ia sampai menjatuhkan ponselnya?
"Ah.. terima kasih,"ucapnya sambil memegang ponsel nya namun Asya tak kunjung melepasnya.
"terimakasih saja?" tanyanya, Akhtar mengerutkn keningnya, "kamu mau dibayar? sini nomor rekening nya," Asya menolak. ie menggeleng lalu menatap Akhtar dengan tatapan penuh nafsu.
tangan yang tadinya memegang ponsel tergerak mengelus lembut lengan Akhtar hingga dengan cepat ditepis kasar oleh lelaki itu, "apa yang kamu lakukan?" bentak Akhtar.
Asya yang terkejut pun tersenyum smirk.
"Bapak tdk pernah dapat pelayanan khusus dari istri bapak kan? bagaimana kalau pelayanannya sama saya saja?" ucapnya penuh nafsu.
Akhtar dengan cepat merebut ponselnya lalu mendorong gadis itu hingga hampir tersungkur ke lantai, "dimana harga diri kamu?" tanya Akhtar tetap tenang.
"kamu perempuan, kamu seharusnya menjaga kodrat kamu. bukannya menggida orang yang sudah beristri," ucapnya. Asya terdiam.
"asal kamu tau, setelah kejadian ini saya hanya melihat kamu sebagai .wanita.murahan."
Deg-
Asya membulatkan matanya, "apa?!" ucapnya tak terima.
"bukannya seharusnya bapak senang saya perlakukan seperti ini?,"
"saya bukan orang seperti itu!"
"asal bapak tau! saya suka sama bapak sejak kuliah! bapak kenapa tidak pernah membalas perasaan saya?!" air matanya mulai menetes.
Akhtar yang melihat itupun menatapnya datar.
"kamu masih bisa dapat yabg lebih baik dari saya, jadi saya mohon. tolong jauhi saja," ucapnya.
Asya masih meneteskan air mata.
Baru saja Akhtar ingin meninggalkannya, Asya lebih dahulu mencekal tangan lelaki itu.
"pak saya minta maaf, tolong lupakan kejadian ini, saya malu pak. saya mohon," ucapnya dengan mengatupkan kedua tangan.
Akhtar menatap Asya sebentar lalu mengangguk dan meninggalkan gedis itu sendirian.
***
Langit malam memenuhi pandangan gadis ini, gadis yang baru saja mempermalukan didepan orang yang disukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot Pilihan Ayah
Teen FictionBerawal dari pertanyaan "kenapa Ayah gak pernah menyuruh atau meminta tolong apapun?" akhirnya terjawab sudah, saat suatu hari ia mengatakan permintaan pertama dan terakhirnya adalah Menikahkanku dengan Pilot Pilihannya. Kaget! tidak terima! kesal! ...