Hari Ini Akhtar mengunjungi Ayah Chayra. lebih tepatnya, mertuanya. Dilihatnya sekeliling kafe dan mendapati Ayah mertuanya itu tengah duduk sembari melambai.
"Assalamualaikum," ucapnya dan Ayah menjawabnya.
Ia ikut duduk di kursi kafe yang di sediakan memang khusus untuknya. Karna ada dua kursi di meja itu, dan satunya telah diduduki Ayah.
Mereka mulai membicarakan apapun yaang berhubungan dengan Mertua- menantu, yahh apapun itu!
Tiba- tiba Akhtar teringat akan suatu hal.
"oh iya, Ayah. Aku mau bertanya sesuatu," ucap Akhtar membuat Ayah mengerutkan keningnya.
"iya mau nanya apa?" Tanyanya.
"Ayah tau sesuatu tentang ketakukan Ara sama Hujan dan petir?"
wajah Ayah menjadi kesal seolah mengingat suatu hal yang sangat- sangat membuatnya kesal.
"Karna kamu sudah jadi suaminya, Ayah akan kasi tau kamu."
Akhtar mulai menatap Ayah serius.
sebenarnya Ayah masih memikirkan apakah ia pantas mengatakan ini, tapi bagaimana? Akhtar juga berhak tau mengenai istrinya itu.
"ibunya Chayra selingkuh, kamu tahu?" Tanya Ayah.Akhtar menggeleng dengan ekspresi sedikit terkejut.
"saat itu Ayah Dalam keadaan kondisi yang... bisa dibilang, Ayah miskin."
Arah pembicaraan semakin serius.
Akhtar hanya bisa mengatakan 'terus?' Dalam hati.
"Suatu hari, Ayah membawa Ara jalan jalan. Saat itu Ara masih berumur 5 tahun."
"Ayah liat ibunya selingkuh dengan laki- laki yang lebih, lebih tampan + kaya + keren dibanding Ayah."
Flashback on
"gimana ? Enak gak?" Tanya seorang Ayah pada putrinya.
"enak banget Ayahhhh!" Seru gadis itu.
cuaca memang sedang mendung, dan kini hujan turun sangat deras hingga menimbulkan kilatan petir dan Cahaya kelap kelip.
"Ayahh hujan! Yeyyy," ucap Gadis itu.
gadis pecinta hujan, Chayra.
"ehh jangan ujan - ujanan! nanti sakit!" Peringat sang Ayah.
"Ayahh! Lihat ada lampu kelap kelip!" Teriaknya saat melihat petir yang berkelap kelip
Ia berlari kesana kemari membasahi diri dengan tetes demi tetes air hujan yang kin membasahi tubuh mungilnya itu.
"Yayy! Hujaann!! Aku suka hujan Ayahh!!" Teriaknya lagi.
sedangkan Ayah hanya berteduh di halte bus.
Berlari dan berlari merentangtangkan tangan bagai pesawat. Gadis itu ke riangan!
tubuhnya kini basah kuyub oleh air hujan, tak ada satupun bagian yang kering.Deg
langkahnya terhenti saat melihat suatu pemandangan yang sangat tak enak untuk di pandang.
"ibu?" Gumamnya.
ia berbalik kearah Ayahnya.
"Ayah!! Ada ibu disana!" Teriaknya dan mampu didengar sang Ayah.
ayah mengikuti arah pandang Putrinya. Disana ia melihat seorang wanita yang adalah istrinya tengah Berpelukan dibawah hujan dengan ....
Pria lain?Flashback Off
"Setelah itu, Ara sakit. Jadi Ara ikut saya dan Kakak laki- lakinya ikut ibu nya. Dia demam sangat tinggi, dan semenjak itu juga Ara jadi sangat membenci hujan, bisa dibilang Dia Ombrosphobia (ketakutan terhadap hujan ) dan Astraphobia (Ketakutan pada petir). Jadi, setiap hujan dia sering berteriak tetakutan," jelas Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot Pilihan Ayah
Teen FictionBerawal dari pertanyaan "kenapa Ayah gak pernah menyuruh atau meminta tolong apapun?" akhirnya terjawab sudah, saat suatu hari ia mengatakan permintaan pertama dan terakhirnya adalah Menikahkanku dengan Pilot Pilihannya. Kaget! tidak terima! kesal! ...