Truth Or Dare?

1.6K 61 18
                                    

Flashback on

"Mas Akhtar kenapasih ajak keluar jam segini? gilaa, tengah malam gini loh," kesalnya dalam toilet sambil mencuci muka dan sikat gigi.

Sembari menyiapkan diri, pikirannya juga tak henti- hentinya memikirkan kegiatan di luar nalar apa yang akan dilakukan suaminya sampai membuatnya kesal di tengah malam begini. Tapi sekalipun memikirkannya dari tadi, tidak ada satupun jawaban masuk akal yang terlintar dipikiran wanita itu.

Tangannya meraih jaket yang kebetulan tergantung, namun saat menarik jaket tersebut, tanpa sengaja sesuatu yang lain seperti sebuah surat atau semacamnya lahterjatuh tepat berasal dari jaket milik Akhtar.

Tanpa basa- basi agar Akhtar tak menunggu lama ia tak berniat sekalipun untuk mengintip, namun pandangan sekilasnya pada surat itu mengalihkan perhatian.

Terlihat Kop nama rumah sakit terbesar di Jakarta dengan stempelnya.

"Surat rumah sakit? punya siapa ini?"gumamnya.

Tanganya refleks membuka surat itu, dan membaca semuanya.

lagi, dan lagi.

Banyak Hal tentang Akhtar yang tidak diketahui Wanita itu.

Flashback Off

***

"Mas...."

"Mas..."

"MAS."

'Argghh'

Akhtar terus mengerang sembari memegang kepalanya kuat menahan sakit yang tak tertahankan.

"Mas! mas kenapa?!" Tanya Chayra panik.

Akhtar menarik nafas sejenak, lalu menggeleng.

"Saya tidak apa- apa," ucapnya.

Hah, mahasiswa kedokteran tidak bisa dibohongi soal kesehatan.

Chayra menarik lengan Akhtar lalu memeriksa denyut nadinya, berdetak sangat cepat.

lalu mendekat dan memeriksa mata Akhtar.

Air matanya menetes.

"Ra?" panggil Akhtar terkejut, "kamu kenapa menangis? saya tidak apa- apa," ucapnya.

Yang ditanya hanya diam, masih menangis.

"Aku gak guna banget ya mas?"

Akhtar masih mencerna ucapan Istrinya itu.

"Aku mahasiswa kedokteran, tapi gitu aja aku gak tau, aku bego banget pakai gak mau jadi dokter. liat kan sekarang? kamu sakit, aku kayak orang bego, hiks," ucapnya mulai sesegukan.

Akhtar memegang kedua tangan istrinya, lalu memegang wajah istrinya, menatap matanya, dengan tatapan penuh cinta.

"hey, kata siapa kamu gak guna? hm?"ucapnya dengan suara menenangkan khas Akhtar.

"maaf mas, hiks,"ucapnya sesegukan.

"kenapa minta maaf? kamu salah? kamu gak mau jadi dokter itu pilihan kamu, saya tidak permasalahan itu,"ucapnya pelan, "saya butuh kamu Ra, saya tidak butuh dokter," lanjutnya.

"tapi ma-"

"syutt," Akhtar meletakkan jadi telunjuknya pada bibir pink milik Chayra.

"Sudah, tidak usah dibahas, saya tidak apa- apa kok, lihat saja deh, tadi sedikit pusing saja," ucapnya. "Dan yah, tadi kamu bilang kamu Lagi datang bulan ya?" Chayra mengangguk.

"makanya itu yang bikin mood kamu berubah- ubah, sudah tidak usah dipikirkan," ucap Akhtar.

Chayra menatap Akhtar dengan tatapan berkaca- kaca. Beruntung sekali dia memiliki sosok malaikat di sampingnya.

Pilot Pilihan AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang