Hola, tekan vote dan ramaikan komentar ya, komentar ramai aku rajin tapi kalau enggak ya bakalan lama upnya🖐
~~~~~~
River mendelik tajam melihat kelakuan Riven dan Rimba saat ini, keduanya memeluk Embun erat dan tak membiarkan River mendekati Embun.
"Mom, pergi berenang yuk." ajak Riven dengan suara yang sangat terdengar manja.
Embun mengelus rambut Riven yang ada dipahanya. "Boleh, ajak Daddy juga gih."
"Gausah Mom-"
"HEH APA-APAAN!?"
River mendorong tubuh Rimba dan Riven agar menjauh dari Embun, tatapan matanya sangat tajam dan bermusuhan.
"Jangan pernah memonopoli Mbun, dia milikku." bisiknya dingin.
Riven dan Rimba salah memancing emosi Daddy mereka, keduanya berdiri dan bersidekap dada.
"Enggak sih kayaknya, Mommy Embun milik kami." pancing Riven senang.
Rimba mengangguk senang. "Bener-"
"ENGGAK! ENGGAK! MBUN MILIKKU!" jeritnya berang.
Embun segera menenangkan River dengan cara mengelus punggung River pelan, sial. River kambuh lagi penyakitnya.
"Sayang, tenang ya-"
"AWAS!" River menepis tangan Embun kasar, emosi terlalu memenuhi pikirannya saat ini.
"Mom!"
Si kembar langsung mendekati Embun dan membawa Embun menjauh dari Daddy mereka yang saat ini nampak sangat emosi.
"Dad! Sadar Dad! Daddy nyakitin Mommy!" jerit Riven emosi.
Dia berdiri di depan Embun sementara Rimba memeluk Mommynya erat. "Diam!" bentak River marah.
"DADDY YANG DIAM! DADDY JAHAT KARENA KASAR SAMA MOMMY! SADAR DAD!" bentak Riven semakin marah.
Kedua orang berbeda usia yang memiliki wajah mirip itu nampak bersiteru, sementara Embun hanya mampu menatap lirih River.
Ada masalah apalagi yang River hadapi, sampai membuat River seemosi ini. "River, jangan gini sayang. Tolong lah." bujuk Embun pelan.
River mendesah pelan, dia menunduk guna menenangkan emosi yang sangat besar didadanya.
"Mbun..maaf.." itu Winter.
Embun melepas pelukan Rimba dan berjalan mendekati Winter, dengan perlahan dia memeluk Winter erat.
"Ssst, River lagi ada masalah apa Win? Kok dia seemosi itu?" lirih Embun khawatir.
Winter menggeleng pelan.
"Dia..kembali mikir buat bunuh kamu Mbun.." bisik Winter gemetar.
Embun tak heran lagi, dia menepuk punggung Winter yang terasa dan dirasa sangat rapuh. "Kamu gantiin dia dulu ya." bujuk Embun.
Winter tak menjawab, tawa lirih dia dengar.
Jleb!
Tes..
Tes..
"Hihi, berdarah ya?"
Riven dan Rimba tertegun, wajah mereka langsung pucat melihat darah menetes dari arah Mommy mereka.
"MOMMY!! DAD KAU BRENGSEK!" Riven mendorong tubuh River sampai menjauh dari Embun.
Rimba sudah gemetar hebat, terlebih saat melihat pisau kecil menancap diperut Mommy mereka.
"Mom..kita ke rumah sakit." bisik Rimba tercekat.
Dia dan Riven langsung membawa Embun pergi dari rumah, meninggalkan River yang tengah tertawa kuat disana.
Tertawa dengan air mata yang juga sudah sangat deras dipipi River.
"HAHAHAHA..haha..hiks..hiks..
huhuuu..hiks..Embun..hiks..maaf.. hiks"Yang menangis bukan River, tapi Winter.
®^^®
Bersambung😾
Syalalallalaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Teen FictionKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021