Tekan vote dan tembuskan 100 komen🖐
~~~~~~~
Ini sudah jam 2 malam, dan si kembar belum juga pulang kerja sampai saat ini, gak pernah-pernah nya mereka pulang larut.
Paling lama itu jam 11 malam, ini bahkan sampai jam 2 malam.
"Mbun ayo bobok.." lirih River yang sudah mengantuk, dia mengucek pelan matanya.
Kerutan yang masih terlihat samar diwajah River membuatnya seperti diusia 30 an, padahal nyatanya dia sudah 48 tahun, sama seperti Embun yang terlihat awet muda.
Jika Embun dan River jalan berdua, mereka masih dikira pengantin baru, jika saja tak melihat uban dirambut River.
Mereka mengira Embun dan River pasangan usia 30 an tahun.
"Tidur duluan ya, nanti aku nyusul." bujuk Embun pelan sembari menangkup wajah River pelan.
River menggeleng. "Ndak mau, mau peyuk-peyuk sama Mbun.." bisiknya.
Matanya udah sepet sebenarnya, dia udah ngantuk banget, untungnya dia udah gak kerja lagi kan hehe.
Cklek.
Embun menoleh seketika, Riven dan Rimba masuk ke dalam rumah dipapah sama Lilo dan Klarez, si kembar nampak setengah sadar.
Wajah mereka merah padam..aa..mereka mabuk.
"Assalamualaikum Tante Embun, kami nganterin kacang buncis pulang, soalnya tadi di kantor ada acara terus mereka nyoba minum wine, tapi baru 1 gelas udah mabuk." jelas Klarez tanpa diminta.
Tatapan mata Embun dingin sekali, dia mengangguk. Lilo sama Klarez sampai ketar-ketir, tatapan mata Embun mirip dengan tatapan istri mereka.
Ila. Iya benar mereka menikahi teman masa kecil mereka yaitu Ila, atas permintaan mereka sendiri.
"Letakan saja mereka di sofa, anak kurang ajar." desis Embun geram, Klarez dan Lilo udah panik duluan.
Tremor juga mereka. "B-baik tante."
Keduanya meletakan Riven dan Rimba di sofa ruang tamu, lalu salim pada Embun dan pamit pulang.
Embun tenang sejenak, lalu dia mengunci pintu rumah dan berjalan bersama River yang udah setengah sadar.
River benar-benar ngantuk banget, biarin saja besok Embun hukum mereka.
.....
Yang duluan terbangun, Riven.
Kepalanya pusing begitu dia membuka mata, memorinya dipaksa mundur ke kejadian semalam, sontak wajahnya langsung pucat.
"Mati aku." gumamnya horor.
Dia langsung bangun, dan benar saja badannya langsung lemas melihat koper berisi pakaiannya mereka ada di pintu rumah.
Dengan panik Riven menggunjang tubuh Rimba agar pria itu bangun.
"BANG BANGUN! MAMPUS KITA DIUSIR SAMA MOMMY!" jeritnya frustrasi.
Rimba mengerang kesal, dia membuka matanya perlahan dan loading sejenak.
Baru setelah perkataan Riven masuk ke otaknya, dia langsung panik.
"Mampus! Semalam kita mabuk kan!? MATI MAMPUS MAMPUUSN!" paniknya.
Mereka grasak-grusuk merapikan kaus kaki dan sepatu mereka, sampai akhirnya Embun lewat di depan mereka menuju pintu rumah.
Embun nampak membuang kertas dan menendang koper pakaian mereka. "Mom-"
"Ck." decakan itu saja sudah berhasil membuat hati mungil si kembar cakit luar biasa.
Mau nangis tapi gabisa, gatau kenapa.
Embun mengabaikan keduanya, dia berjalan lagi menuju ruang tv, sementara Riven langsung mendekati tempat Embun membuang kertas tadi.
Ternyata itu..
"ABANG KITA DICORET DARI KARTU KELUARGAAAA HUAAAAAAAAAAAAAAAAAA..hiks..HUAAAAAAAA MOMMY MAAFIN IVEN MOMMYYYYYYYYYY." River berlari kearah Embun dengan jeritan histerisnya.
Sementara Rimba.
Brugh!
Pingsan, kepalanya sakit ditambah hati kecilnya terluka mendengar bahwa dia dan Riven dicoret dari KK.
Serius sumpah...ini adalah mimpi buruk selain dicuekin Mommy..
®^^©
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Teen FictionKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021