Tekan vote dan tembuskan 100 komentar🖐 bilang aja kalau kalian udah bosen sama Ryn, jadi Ryn tau kapan Ryn bisa berhenti.
~~~~~
5 Tahun berlalu, kini si kembar sudah memasuki usia 17 tahun, hadiah ulang tahun mereka adalah motor Scoopy.
Embun melarang mereka naik motor besar, jadi dibelikan saja motor Scoopy, lagipula mereka fine-fine aja bahkan bahagia dibelikan motor scoopy.
Pagi ini, Senin pagi dimana menjadi awal keributan terjadi di rumah, permasalahannya ya gak jauh-jauh dari masalah keperluan sekolah.
"MOMMYYY, ADA LIHAT DASI RIMBA GAAAK?" teriak remaja tampan dengan tinggi 180 cm itu.
Kulit putih yang memang selalu terawat karena Mommy mereka senantiasa mengingatkan untuk rajin minum air putih.
Embun tadinya sedang memandikan River yang manjanya kambuh. "Sayang, aku urus Rimba dulu ya." izinnya pelan.
River menggeleng kuat. "No! Mbun harus mandiin River sampai selesai!" paksanya dengan bibir yang sudah maju seperti muncung bebek.
"Sayang tapi-"
"MOMMYYYY WHERE ARE MOMMYYYY, DASI RIMBA MANA MOMMYYYYY."
"Tuh denger Riv."
"Ish, udalah sana. Hump, gausah pedulikan aku lagi!" rajuknya seraya melengos, dia beralih pada bebek karet yang ada dibathup.
Dan dimainkannya bebek tersebut, Embun menghela napas dulu sejenak, baru setelahnya dia keluar dari kamar mandi.
Padahal dasi Rimba itu sudah terpasang diseragam sekolahnya, kenapa dia masih mencarinya lagi.
"MOMMYY DIMANA KAUS KAKI RIVEN!?"
"DI LEMARI!"
"OH IYA GAK KELIATAN HEHEHE."
"MAKANNYA NYARI TUH PAKAI MATA! BUKAN PAKAI MULUT!"
"SOWWY MOMMYYY."
Embun merotasi malas matanya, dia berjalan mendekati Rimba yang sudah mencak-mencak di dekat meja makan.
Matanya berkaca-kaca, cengeng seperti biasanya.
"Hiks..dasi Rimba iyang mommy..hiks.." kan, kumat dah.
Embun langsung memeluk Rimba dan menenangkannya. "Enggak hilang loh abang, ini disini." Embun menarik dasi yang terselip dibalik kerah seragam.
Lalu memasangkannya dengan rapi.
"Ish, udah Rimba cariin ternyata disini, pantes gak nemu!" gerutunya sebal.
"MOMMY DIMANA KACAMATA RIVEN!?"
"DI KAMAR MANDI, KAMU NINGGALIN ITU PAS BUANG AIR BESAR TADI MALAM!"
"Eh? Ya ampun pasti bau tai deh itu." gumam Rimba yang asik memeluk Embun dan menciumi pipi Mommy nya.
Embun selesai memakaikan dasi Rimba, kemudian dia kembali lagi ke lantai 2 guna mengurus suaminya.
Setelah semua beres, Embun mengantar ke 3 nya sampai pagar rumah, River naik mobil Tesla mereka, sementara dua kacang buncis naik scoopy.
"Pulang sekolah, langsung pulang." pesan Embun pada ke 3 nya.
Ke 3 nya mengangguk patuh. "Siaaap Mommyy." seru Riven riang.
"Siap ibunda ratu." jawab River lembut.
"Aye-aye Nyonya." jawab Rimba.
"Bekalnya udah Mommy masukan ke tas, habiskan dan tupperwarenya jangan hilang." peringat Embun.
"Iyaaaaaa."
"Ciaaaap."
"Ngokey."
Baru setelahnya mereka ber 3 berangkat, meninggalkan Embun di rumah. Tapi Embun gak sendiri kok, rumah kosong karena Embun harus ke Rumah Sakit.
Dia kan Dokter, dan ada beberapa hal yang harus dia urus.
Perihal River, sakit yang River derita diusianya yang masih 42 Tahun itu.
"Huft, ayolah jangan sampai dia bernasib sama seperti Kak Damian.."
Embun hanya tak mau, Kak Damian yang tak lain adalah sepupu jauhnya meninggal karena gagal jantung, dan Kanker otak yang dia derita.
Embun takut keluarga mereka akan sama seperti keluara Damian, dimana hari saat Damian meninggal, Queenzi yang tak lain adalah istrinya tewas kecelakaan.
Putra sulungnya gantung diri dan hanya menyisakan putra bungsunya, aduh jika dibayangkan formasi mereka juga sama.
Sama-sama punya anak laki-laki 2 orang.
"Semoga bukan Kanker, semoga bukan kanker. Gak bisa kubayangkan segila apa aku nanti jika River pergi."
Benar..Embun pun bisa gila jika saja suatu hari River pergi meninggalkannya.
Mereka sudah berjanji untuk sehidup seSurga, Embun berharap mereka jodoh Dunia dan Akhirat.
®^^®
Bersambung😾
Spoiler🖐 sad ending karena lapak ini sepi🖐
®^^®
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Novela JuvenilKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021