Hola, aku bakalan update saat komenan tembus 100 yak.
Tekan vote juga😾⛲
~~~~
Tangan River bergetar hebat, air mata terus turun membasahi pipinya, pemandangan di depan sana membuat River tak sanggup lagi berpijak.
"Mommyyyy huaaaaaaaa..hiks..Mommy bangun Mommyyyy banguuuun!!
..hiks..banguuunn!!" disana, putra bungsunya menangisi Embun.Embun..tertidur damai dengan wajah pucat dan seulas senyum tipis yang indah.
Rimba dan Riven menangis di kedua sisi ranjang Embun, mereka juga terlihat berbeda.
Usia si kembar terlihat lebih dewasa, mungkin sekitaran 17 atau 18 tahun.
"Mbun..kenapa?" lirih River membuat kedua anaknya itu menoleh.
Riven melanjutkan tangisnya sementara Rimba berjalan mendekati River.
"Mommy meninggal..hiks..Mommy pergi Dad..hiks.." isaknya pilu.
River merasa jantungnya diremat sampai jadi bubur, kakinya lemas sampai membuatnya jatuh terduduk di lantai yang dingin.
"H-ha? Mbun..meninggal? Ha..hahaha enggak..itu pasti gak mungkin..Mbun kamu bercanda kan? Bangun sayang.."
Tangisan kembali pecah, tolong bangunkan River..River tidak sanggup menghadapi hal ini.
"Hiks..MBUN BANGUN!!..hiks..HUAAAAAA EMBUN KAMU GABOLEH PERGI EMBUUUUN..hiks..HUAAAAA EMBUN KUMOHON BANGUN..hiks..HUAAAAA."
Jeritan histeris dari River membuat keduanya merasa semakin terpuruk, kenapa hal ini terjadi-
PLAK!
River membuka matanya yang sudah perih karena terhalang air mata, di depannya terlihat Embun yang jelas sekali nampak khawatir.
"Sayang, kamu kenapa? Mimpi buruk? Ya ampun sampai nangis kejer gini." lirih Embun seraya memeluk River dan mengelus rambut belakangnya.
River diam, tangannya lemas, dia menyandarkan kepalanya dibahu Embun dan menangis lagi.
"Hiks..takut..hiks..aku takut Embun..hiks..takut banget..hiks.."
"Sst, takut kenapa sayang?"
"Takut kamu meninggal..hiks...huaaaaa."
Embun terhenyak, elusannya berhenti, dia mengeratkan pelukannya pada River, jangankan River, Embun saja takut.
Dia takut jika dia meninggal nantinya, apa yang akan terjadi pada ke 3 laki-laki kesayangannya ini.
"Sst, udah jangan nangis, nanti sesak napas." bisiknya.
River mencengkram kuat piyama yang Embun pakai, berusaha menghalau rasa takut yang tak kunjung hilang.
Brak!
Dobrakan pintu terdengar, disusul dengan langkah kaki yang bersusulan.
"HUAAAAAA MOMMYYY RIVEN TAKUUUUTT HUAAAAAAA."
"Hiks..Rimba takut..hiks..Rimba takuuuut..hiks.."
"Kenapa nak? Kalian kenapa?" Embun makin khawatir.
Riven memeluk tubuh Embun erat "Takut..hiks..tadi mimpi kalau Mommy meninggal..hiks..Riven takut..hiks..gimana hidup Riven kalau mommy gak ada..hiks.."
"Be..ner..hiks..Rimba juga mimpi itu..hiks..Rimba bisa gila kalau mommy gak ada..hiks..huaaaa.."
Embun pusing, tapi dia berusaha menenangkan ke 3 nya ini, kasihan sekali kesayangan Embun ini.
"Mommy gak bakal keman-mana, mommy bakalan sama kalian terus."
"Hiks..takut.."
Embun mengecup pucuk kepala River dan memeluknya semakin erat, ketakutan mereka sama sebenarnya, sama-sama takut ditinggalkan dan meninggalkan.
Ikatan keluarga mereka terlalu erat untuk merasakan pahitnya kehilangan.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Teen FictionKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021