⛲KaCis-Riven diabaikan⛲

7K 1.1K 161
                                    

Setelah ini, 10 chapter masa SMA mereka, tekan vote dan tembuskan 60 komen TANPA SPAM NEXT, LANJUT ATAU SEMANGAT!

~~~~~

Embun berlari cepat kearah Riven yang berkelahi dengan Lilo, anak dari seorang model yang kebetulan sedang melakukan pemotretan di sekitar Pantai.

"RIVEN!" bentak Embun marah, dia tak pernah mengizinkan anak-anaknya berkelahi seperti ini.

Riven berhenti menghajar Lilo, dia segera mundur dan menunduk takut mendengar bentakan dari Mommy nya.

Lilo bahkan sudah terkapar di pasir pantai. "Mbak maafin anak saya, maaf ya mbak." Embun membungkuk pelan di depan Amaya.

Amaya sendiri hanya menunjukan senyum tipis. "Gak papa, salah anak Mbak karena tadi gangguin anak kamu." ujar Amaya pelan.

Embun menarik tangan Riven menuju kembali ke Villa, disana terlihat Rimba sedang bermain air bersama Klarez dan Ila, kasihan Remi di cuekin.

"Loh? Mom dia kenapa?" tanya Rimba penasaran.

Embun mengabaikan pertanyaan Rimba dan menarik Riven masuk ke dalam villa, hal yang paling Embun tak suka dari anak-anaknya adalah berkelahi.

"Jangan keluar dari kamar, renungkan kesalahan kamu." Embun memasukan Riven ke kamar lalu mengunci nya.

"Mom..hiks..Riven say sorry..hiks..mom.." tangis River bahkan tak digubris Embun.

Embun berjalan kembali keluar dari villa, hukuman ini masih terlalu ringan, ketimbang Embun memukul lebih baik dikurung saja.

River yang mengikuti langkah Embun tadinya, menatap sendu pintu tempat Riven dihukum, tangisannya menyayat hati.

"Embun," panggilnya lembut sembari memeluk Embun dari belakang.

Embun hanya berdehem sebagai jawaban. "Jangan hukum Riven kayak gitu, kasihan dia. Keluarin ya? Biar aku yang negur dia nanti." bujuk River.

River hanya tak mau anaknya trauma atau mengalami inner child seperti apa yang dia alami dulu.

"Terserah." ketus Embun seraya melepas pelukan River dan berlalu pergi.

River paham Embun memang marah, dan hukuman seperti ini hanya mengantisipasi agar Embun tidak main tangan.

Pria tampan itu berjalan mendekati pintu tadi, dan langsung membuka kuncinya.

"Hiks..huhuu..hiks..Riven nakal..hiks..Mommy marah sama Riven..hiks..Mommy marah.."

River dengan lembut memeluk putranya yang duduk dilantai sembari memeluk lututnya erat.

"Sst, Mommy gak marah. Mommy cuma kasih hukuman aja nak, Mommy gak marah sama Riven.." bisik River lembut.

"T-tapi..hiks..Riven nakal Daddy..hiks.."

"Iya Daddy tau, kacang buncis 2 emang nakal."

"Hiks..huaaaaaaaaa mau Mommyyyyy huaaaaaaa."

"Nanti malam kita bujuk Mommy ya."

"Huhuuu mommyyyy..hiks."

....

Malam harinya, Embun masih mengabaikan Riven, dia masih asik mengelus rambut Rimba yang ada dipahanya.

Riven menunduk didekat Embun, dia mau meminta maaf.

"Mommy..huhuu..hiks..maaf.." mata Riven udah tenggelam karena nangis terus.

Wajahnya merah dengan bibir yang pucat. "Mom!..hiks..Riven minta maaf..hiks..maaf Mom maaf.." tangisnya pecah lagi.

Embun diam saja tak perduli. "Mommyyyy huaaaaaaaa maaf mommyy maaf..hiks..huaaaaa Daddy Mommy gamau maafin Riveeen!..hiks..DADDY BILANG MOMMY BAKAL MAAFIN RIVEN HUAAAAAAAA."

Tangisan Riven benar-benar kuat dan kejer, sampai Klarez yang tadinya tidur di kamarnya terbangun.

"MOMMY MOMMY MOMMY MOMMYY MAU PEYUK MOMMYYY HUAAAAAAAAAA."

Rimba yang tak tahan mendengar tangisan kembarannya jadi ikut menangis. "Hiks..huaaaaa Mommy maafin adek aja Mom..hiks..adek kan udah minta maaf Mom..hiks..huaaa."

Disaat berantem seperti ini, Rimba akan memanggil Riven dengan sebutan adik atau dek.

Embun menghela napas sejenak.

"Hm, jangan ulangi lagi."

Riven langsung memeluk Embun erat, syukurlah.

River lega melihat Embun sudah memaafkan putranya.

Sejenak, River memejamkan matanya, menahan rasa sakit di dadanya yang datang kembali.

Dia maunya melupakan hal ini tapi...sayangnya rasa sakit itu selalu hadir.

"Mbun...maaf.." lirihnya pilu.

Embun masih tak tau soal ini..

®^^®

Bersambung😾

Kacang Buncis [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang