Tekan vote dan tembuskan 60 komentar🖐
~~~~~~
Rimba keluar dari kamarnya dengan tergesa, dia bangun sedikit lebih lama dari jam biasanya, karena Mommy nya tak ada bangunkan dia sama sekali.
Dengan cepat Rimba turun ke lantai 1, dia belum pakai dasi, tali pinggang gatau dimana, wajah sembab karena semalaman nangis.
Seragam yang belum dimasukan ke celana.
Sesampainya Rimba di ruang makan, dia melihat Riven, Mommy dan Daddy sedang sarapan bersama.
"Mom, kenapa gak bangunin Rimba?" tanya nya dengan suara yang bergetar.
Embun abai, dia bahkan asik mengunyah nasi goreng buatan River dengan tenang, Riven menatap Rimba dengan tatapan mengejek.
"Mampus kamu." ejeknya puas.
Rimba lemas, dia hendak duduk disebelah Mommy nya tapi Embun menahan kursi tersebut. "Jangan makan disini, anak yang gak patuh gak cocok duduk disebelah saya."
Sakit banget cuy hatinya, Rimba makin lemas. "M-mom..hiks..maaf.." isaknga lirih.
Embun kembali abai, sampai akhirnya River menoleh kearah Rimba. "Ini punya abang, makan di ruang tv aja ya." sebenarnya itu Winter.
Tapi dia gak berani bilang kalau dia Winter, lagi ada masalah sama Embun sedikit.
Rimba menerima sepiring nasi goreng dengan telur ceplok itu lalu berjalan lunglai menuju ruang tv, air mata terus mengalir dipipinya.
Makan sambil nangis, luar biasa sekali rasanya haha.
"Ini, uang jajan adek."
Rimba menoleh setelah suara Mommy nya terdengar lagi, disana terlihat raut wajah bahagia Riven setelah diberi uang selembaran warna merah.
"Maaacih Mom."
Bibir Rimba sontak melengkung kebawah. "Hiks..huaaaaaaaaa Mommyyyy Rimba minta maaf..hiks..mommyyy maaf..hiks..huaaaaaaaaaaa."
Rimba segera bangkit dan berlari kearah Embun, tapi sayangnya dengan santai Embun menaikan satu tangannya menghentikan Rimba.
"Jangan sentuh saya, anda siapa?" tanya nya tenang.
Shock melanda jantung Rimba, kepalanya terasa berkunang-kunanga saat ini.
Kakinya tak sanggup menopak berat badannya, tanpa bisa ditahan dia jatuh ke lantai, pingsan.
"Allahu Akbar.." gumam River prihatin.
Dia jadi teringat, dulu sering pingsan kalau Embun mulai marah padanya.
"Urus anak kamu River." titah Embun.
Baru saja River hendak menggendong Rimba, tapi anak itu sudah bangun lagi sambil mengamuk. "JADI RIMBA BUKAN ANAK MOMMY!?..hiks..HUAAAAAAAAAA OMAAAAAA MOMMY JAHAT SAMA RIMBAAA HUAAAAAAAAA."
Oh rupanya cuma pura-pura pingsan toh. "Bahkan sekarang dia berani pura-pura pingsan." sindir Embun.
"Ntah kayak siapa." lanjutnya.
Serasa dapat serangan double, Rimba pingsan lagi, kali ini beneran pingsan loh bukan ngadi-ngadi.
"Gendong kembaran kamu Riven, kalian diantar sopir sampai seminggu kedepan, biar gak ngebantah aja taunya." sinis Embun.
Riven mengangguk patuh, dia gamau bantah lagi, takut sama hukuman yang akan Mommy nya berikan.
Yaitu dicuekin dan gak dianggap anak.
Baru seperti ini saja, Embun sudah marah yakan, gimana kalau suatu hari kacang buncis ketahuan mabuk, ke klub malam, main sama jalang.
Wih kayaknya langsung di coret dari KK hahahha, kayaknya seru nih buat mereka dicoret dari KK heheh.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Teen FictionKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021