Capek banget sama kalian yang minta Sequel😭.
Nih kubuatkan, tapi ramein kalau gak rame auto unpub🖐
NO ROMANCE, Isinya hanya kegajean keluarga Buncis sejahtera🏘 dan kecengengan ke 3 pria Mommy Embun⛲
~~~~~
"MOMMY! LIAT DADDY ITU MOM!"
Embun yang tadinya sedang menyiapkan sarapan terkejut, teriakan putra sulungnya yang baru memasuki kelas 1 SMP itu terdengar cetar.
Tak lama terdengar langkah kaki kuat dari arah tangga rumah. "Rimba! Jangan lari ditangga!" seru Embun panik.
Rimba tak dengar, dia terus berlari sampai ke lantai 1 dan langsung menuju Embun. Cowok yang baru saja disunat bulan lalu itu nampak kelelahan.
"Kenapa Rimba? Kamu ngapain lari-lari?" tanya Embun khawatir.
Belum sempat Rimba menjawab, teriakan kuat dari lantai 2 terdengar.
"MBUN DIA BOHONG! JANGAN DENGERIN DIA!" jerit River yang saat ini sudah berusia 39 tahun.
River berlari menuju lantai 1.
"Kenapa Rimba? Kasih tau Mommy."
"DADDY TADI TELEPONAN SAMA PEREMPUAN LAIN MOM!" serunya kuat.
Riven tersedak seketika, dia kan lagi sarapan di meja makan, sontak saja susu yang tadi dia minum muncrat bahkan keluar dari hidung.
Embun terdiam, dia langsung menatap River tajam. "Apa maksud kamu Riv?" aju Embun dingin.
Dia selalu benci jika ada wanita lain yang bicara dengan suaminya. "Mom, sabar Mom." ujar Riven ikut ke dapur guna menenangkan Mommy nya.
River gemetar, dia takut sekali melihat Embun diam seperti itu bahkan sampai berujae sedingin es itu.
"Embun salah paham! Dengerin aku dulu!" panik River.
Embun melengos malas. "Ayo nak, kita sarapan. Anggap aja Daddy gak ada." ketus Embun sembari berjalan menuju meja makan.
Rimba dan Riven menatap Daddy mereka kasihan, bahkan Daddy mereka diam bagai emot batu dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya.
"Kau adukan apa tadi?" bisik Riven.
"Tadi Daddy telponan sama cewek lain, jadi aku adukan Mommy." bisik Rimba membalas bisikan Riven.
Riven mendelik. "Dasar Pak Tua! Enak saja main selingkuhin Mommy!" seru Riven kesal.
Dia menarik Rimba menuju ruang makan, dengan cepat mereka duduk dikursi masing-masing.
"Kalian berangkat sama Mommy."
"Oke Mom."
"Terus, Daddy?"
Embun mengedikan bahunya. "Ntah, tanya saja sama orangnya." ketus Embun.
Riven meringis pelan, kayaknya Mommy cantiknya mau halangan ini makannya emosi, apalagi ini menyangkut wanita lain.
"Jangan pancing emosi Mommy." bisik Riven.
Rimba mengangguk patuh.
"River, sadar oi."
Bahkan River tak menjawab ucapan Winter, dia hanya diam ditempat tanpa suara dan hanya ada air mata.
Mau tak mau Winter harus keluar.
"Aish, Embun tolong dengerin-"
"Diam! Aku gamau ngomong sama kalian berdua!"
Winter tersentak kaget, rasanya sakit saat Embun marah padanya juga.
Matanya terasa memanas dan napas yang memberat. "E-embun..hiks.." isaknya lirih.
Embun tak perduli, dia masih asik menikmati sarapannya. Riven dan Rimba kasihan pada Papi Winter mereka, padahal yang salah itu Daddy mereka.
Keterdiaman masih terasa bahkan saat mereka semua ada di rumah malam harinya, Embun masih diam mengabaikan River.
River sendiri udah kayak orang gila, menangis sendirian dengan memanggil nama Embun terus menerus.
"Mom, Daddy mana?" tanya Riven heran.
Embun mengedik tak tau, dia juga tak melihat keberadaan suami manjanya.
"MOM! DADDY MAU BUNDIR MOM!"
Baik Embun dan Riven langsung berlari menuju lantai 2, bahaya ini mah kalau gini caranya.
Sesampainya mereka di lantai 2, Embun langsung menahan River yang hendak melompat dari balkon.
"RIVER!" jeritnya panik.
River menoleh, dia sesenggukan disana.
"Hiks..Embun jahat!"
"Jangan lompat,"
"Gak! Aku tetep mau lompat!"
"Maksud aku, jangan dari lantai 2, sekalian aja dari rooftop."
River shock, dia menguatkan tangisannya dan berlari kearah Embun. "JAAAHAAAAT HUAAAAAAAAAAAA." jeritnya.
Embun terkekeh pelan.
"Kami cuma bercanda tau, happy birthday sayang."
"HEEUM, HAPPY BIRTHDAY DADDYYYYY."
"MET BROJOL DADDYY"
River dia, tapi kemudian mengeraskan tangisannya.
"AKU KIRA KAMU LUPAAAAA HUAAAAAAAA."
"Gak mungkin lah."
"Hiks..aku sempet takut..."
"Jangan takut ih."
"Aku gak selingkuh..hiks.."
"Iya aku tau kok."
River menyamankan diri dipelukan Embun. "Peyuk-peyuk dulu 1 jam!"
"Iyaaaaaaa."
Riven dan Rimba bagai nyamuk, kue ditangan Riven masih menyala lilinnya.
"Tiup ajalah ya." gumam Rimba sembari meniup lilin itu.
Mereka kembali terkejut saat Daddy mereka kembali menangis.
"EMBUN LILINNYA DITIUP SI KACANG BUNCIS HUAAAAAAAAA."
Embun sabar, Embun tabah.
Untung telinganya masih sehat setiap hari denger tangisan ni suami.
©^^©
Bersambung😾
Tekan vote dan ramaikan komentar baru aku mau up😾
Oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Buncis [TAMAT]
Teen FictionKisah keluarga Daddy River dan Mommy Embun beserta kacang buncis mereka. Start-20 Oktober 2021 Ending-8 November 2021