Kapal pesiar megah itu kini sudah menepi di pelabuhan kota Bali. Sedikit demi sedikit para tamu dengan tampilan pakaian klise khas eropa menuruni tangga berlapiskan red carpet. Tak lama kemudian turunlah pasangan muda yang baru saja menikah. Bukannya turun dengan romantis sambil bergandengan tangan, melainkan turun dengan gesrek.
Velyn dengan rambutnya yang teracak acak karena baru membuka sanggul sehabis disasak, dengan Arka yang mengejar Velyn buru buru sambil memegang sisir dan catokan rambut. Sekilas mereka terlihat lebih cocok dipasangkan menjadi ayah dan anak dibanding suami dan istri. Orang orang dibuat tertawa kecil oleh tingkah laku mereka yang kocak.
"Ely berhenti! Rambutnya dirapiin dulu napa!"
"Gak mau, cara sisir nya bikin rambut sakit. Aku gak mau disisir, mau nya makan es krim saja!"
"Iya nanti dibeliin es krim tapi berhenti dulu!"
"Janji?" Dengan cepatnya Velyn langsung menghentikan langkah nya yang malah membuat Arka menabrak Velyn.
Mereka jatuh di lantai secara bersamaan, tatapan mereka saling bertemu. Arka dibuat terpesona oleh tatapan Velyn, menatap mata itu lebih dalam. Velyn juga turut menatap Arka, jantung nya berdegup kencang saat menatap intens mata Arka. Ada perasaan gejolak yang sulit dijelaskannya oleh Velyn, bahkan ia sendiri tidak tau kenapa itu terjadi.
"Ciee ciee," goda Theresa dan segerombolan temannya.
Bruk
Velyn mendorong Arka menjauh dari dirinya. Mereka berdua buru buru berdiri dengan canggung, pipi Velyn dibuat merah merona karena kejadian tersebut. Ia bahkan tidak berani menatap mata Arka secara terang terangan saking malunya."Gara gara kamu!" Teriak Velyn menunjuk Arka.
"Lah kok?"
"Tuhh dengar gak suaranya?!"
"Suara apa?" Tanya Arka
"Suara gini deg deg deg gitu dari sini, keras banget ketukan nya." sambil menunjuk dada kirinya.
"Oh baper?"
"Baper itu apa? Maksud aku tuh mungkin ada makhluk hidup dalam sini makanya dia ketuk ketuk."
"Hahaha kak Velyn itu tuh tanda nya kak Velyn mulai jatuh cinta sama kak Arka. Emang kak Velyn pintu apa sampai ada yang ketuk ketuk?" Tawa receh Theresa
"Bego," Arka menarik Velyn dengan cepat ke dalam mobilnya.
"Suamikuu," rengek Velyn.
"Kenapa hm?"
"Keras banget ketukan nya, kayaknya gara gara aku jatuh tadi. Mungkin aku sakit huwaaaa." Rengek Velyn dengan air mata kali ini.
"Kaget banget ya waktu jatuh? Ada yang sakit? Mungkin karena kaget jadi degupan jantung kamu cepat, gapapa nanti juga kembali normal."
"Iyaa kaget banget," dengan mata yang masih sembab.
"Nih tissu nya, air mata dihapus dulu."
"Suamiku juga gitu gak? Bedegup kencang kayak aku?"
"Gak," bohongnya.
"Suamiku gak kaget?"
"Gak."
"Baguslah setidaknya suamiku baik baik aja," dengan senyum tulusnya menatap Arka.
Sepanjang perjalanan Velyn menatap Arka terus menerus, tatapan nya tak beralih kemanapun selain kepada Arka. Ia merasakan kedamaian dan ketenangan setiap kali melihat wajahnya. Detik demi detik berjalan sangat cepat saat menatap wajah itu. Untuk pertama kalinya ia bisa merasa aman hanya karena melihat wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife is a Fairy [END]
FantasyVelyn adalah seorang peri budak tanpa elemen kekuatan yang diperlakukan secara tidak adil oleh para peri bangsawan di dunia peri. Sayapnya dipotong, dan tubuhnya didorong ke dunia manusia. Di dunia manusia ia bertemu dengan Arka, seorang CEO muda t...