Chapter 9

2.8K 274 40
                                    

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah hampir dua pekan Velyn tinggal di rumah Arka. Velyn juga sudah mulai paham akan alat alat canggih di dunia itu. Seperti radio, televisi, telpon rumah, AC, alat transportasi, dan banyak alat lainnya.

Ada beberapa alat elektronik yang masih belum Velyn pahami seperti kompor, handphone , laptop, dan mesin cuci.

Jangan tanyakan lagi, Arka melarang Velyn menyentuh kompor karena takut ia lupa mematikan kompor dan malah menimbulkan kebakaran.

Arka juga sengaja tidak memberikan   handphone kepada Velyn karena ia tidak ingin Velyn kecanduan bermain Handphone seperti sebagian anak anak muda di zaman sekarang. Dan untuk mesin cuci, para pelayan disana tidak membiarkan Velyn menyentuh perabot kebersihan karena takut dimarahi sang Tuan Muda.

Semenjak Velyn tinggal di rumah Arka. Arka juga makin sering untuk menyempatkan waktu makan siang bersama Velyn, dan pulang tidak terlalu larut malam agar bisa makan malam bersama Velyn di rumah. Jangan tanyakan lagi, semua itu karena Velyn yang tidak ingin makan jika bukan Arka yang suapi.

Kedatangan Velyn memang membawa banyak dampak positif bagi Arka. Arka yang dahulunya sering drop karena terlalu bekerja keras jadi semakin memedulikan kesehatan nya.  Arka yang dahulunya tidak terlalu dekat dengan ayah angkatnya malah semakin dekat dengan ayah angkatnya. Arka yang dahulunya terbiasa begadang demi pekerjaan, sekarang jadwal waktu tidurnya sudah mulai teratur.

Sore hari ini seperti biasa Velyn ditemani dengan kartun kesukaannya yakni TinkerBell. Kartun itu mengingatkannya akan dunia peri tempat dahulunya tinggal. Kartun itu juga mengingatkannya dengan sahabat sahabat sesama peri budaknya di dunia peri, entah bagaimana keadaan sahabatnya sekarang.

" Hai kak Velyn. " Theresa datang dengan tampang hebohnya sambil terjun di sofa.

" Hai Theresa. " Masih menatap film kartunnya.

" Kakak ini, seharusnya kakak menonton film drama romantis bukan malah film kartun anak-anak. "

" Drama romantis ? Apa itu ? "

Walau sudah mengenal televisi, tapi tetap saja Velyn tidak berminat menonton film selain film kartun. Bahkan Velyn mengoleksi banyak kaset kartun untuk diputar ulang di TV. Ada TinkerBell, hello Kitty, Barbie, dan banyak film kartun lainnya.

" Hmm, lupakan itu. Kakak punya IG gak ? Minta IG dong, follow akun IG aku yah. Nanti aku follback deh, sekalian aku promosiin di akun aku. "

" IG ? Apa  itu IG ? "

" HAH ?!!! Masa sih kakak gak tau IG ? IG lho, Instagram. "

" Gak tau, memang nya apa itu ? "

" Tunggu dulu, kakak punya handphone pribadi gak ? Selama ini aku kan nelpon kak Velyn lewat telepon rumah. "

" Handphone pribadi ? Apa itu ? "

" WOW !!! GAK BISA DIPERCAYA !!! DIJAMAN SEKARANG ADA ORANG YANG GAK TAU HANDPHONE ?!!! "

" Emangnya semua orang tau handphone ? "

" Ya iyalah kak. Orang yang tidak tau handphone berarti ketinggalan jaman, kuno, dan gak paham perkembangan dunia ini. "

Untung aku peri dan bukan orang. Velyn.

" Gak mungkin, gak mungkin, gak mungkin. " Theresa menggelengkan kepalanya tidak percaya. Sedangkan Velyn hanya menatapnya dengan tatapan binggung.

" Baiklah, gak masalah kalau kakak gak paham arti handphone. Aku akan mengajari kakak cara bermain handphone. " Velyn membalasnya dengan mengangguk-angguk saja.

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang