Chapter 16

2.4K 209 38
                                    

Malam sudah semakin larut, para tamu juga mulai pulang dan kembali ke kamar masing-masing. Arka dan Velyn juga letih dengan pesta yang panjang itu. Velyn merasa kurang nyaman dengan gaun panjang dan high heels yang ia kenakan.

" Suamikuuu, aku mau pulang ke kamar. Capek nih. Aku sampai melewatkan serial kartun kesukaan ku lho. "

" Sabar napa, masih ada tamu. Tungguin tamu sampai pulang semua dulu. "

" Tapi aku gak suka sama gaun ini. Gaun ini tuh bikin gatal kulit aku tau gak. "

" Heh ! Daripada gaun daun yang gak berguna itu, mana lebih bagus coba. "

" Tentu saja gaun daun ku itu. "

" Hm serah lu. "

" Nak Arka, Nak Velyn. Kalian pasti sangat capek dengan acara pesta yang panjang ini. Kembalilah ke kamar dan istirahat. Nanti ibu yang urus tamu-tamu yang lain. " Ucap Amanda. 

" Baik ibu, Velyn ke kamar dulu yah. Sampai jumpa suamiku. Mimpi yang buruk yah. " Velyn berjalan begitu saja melewati Arka. Namun Arka segera menarik lembut lengan Velyn. 

" Hei, lo mau kemana ? "

" Mau ke kamar ku lah. Mau kemana lagi ? Kamu juga kembalilah ke kamar mu. " Amanda hanya membalas ucapan Velyn dengan senyum sambil tertawa kecil.

" Lo itu tolol atau maha tolol sih ? Kalau wartawan tau kita pisah kamar, bisa jadi berita heboh tau gak ! " Arka Sedikit berbisik.

" Jadi aku harus satu kamar gitu sama kamu ? "

" Ya iyalah goblok, kita kan suami istri. "

Ooo jadi di dunia manusia sistem berteman bisa satu kamar yah ? Velyn.

" Arka, jangan ngomong kasar ah sama menantuku Velyn. Istri tuh disayang sayang " Tersenyum sembari menggoda Arka.

" Baik ibuku sayang. " Tersenyum malas.

" Hahaha, baiklah ibu mau menyapa tamu dulu yah. Kalian segeralah istirahat. " Amanda pergi untuk menyapa tamu yang lain.

Arka menatap malas ke arah Velyn yang sedang mengigit gigit renda kepala nya. Arka lalu menggenggam erat tangan Velyn dan membawanya keluar dari ruangan ballroom.

Saat ia keluar dari ruangan itu, tiba-tiba saja Arka bertemu dengan Bianca. Bianca tersenyum sambil menyerahkan sebuket bunga mawar merah kepada Arka.

" Selamat atas pernikahan kalian berdua. Semoga pernikahan kalian langgeng dan segera mendapatkan momongan. " Ucap Bianca.

Melihat bunga mawar merah, Velyn tanpa basa-basi langsung mengambil bunga itu dari tangan Bianca. Ia tersenyum senang, sambil menatap Bianca dengan tatapan antusias.

" Wah, ini bunga mawar merah asli. " Menyentuh bunga itu.

" Darimana kau mendapatkan ini ? Aku menyukai bunga mawar asli. Tapi si galak satu ini selalu beli yang palsu. Mungkin hidupnya penuh kepalsuan. " Lanjut Velyn sambil tertawa receh.

" Yaelah yang mana tuh lo yang penuh kepalsuan. "  Ketus Arka.

" Palsu ? Cintaku padamu asli sayang. " Menatap Arka sambil menaikkan kedua alisnya dengan senyum menggoda nya.

" Awhh. " Ringis palsu Bianca sambil memegang pelipisnya. Ia melakukan drama barunya untuk memancing perhatian Arka.

" Ada apa ? " Velyn melepas rangkulan tangan nya pada Arka lalu beralih menopang Bianca.

Arka tidak peduli dengan Bianca. Tapi Arka merasa kesal saat Velyn melepas rangkulan tangannya. Untuk pertama kalinya, Velyn menolak rangkulan tangan Arka. Selama ini Velyn lah yang selalu ingin merangkul Arka. Namun sekarang Velyn melepasnya hanya karena ringisan orang yang baru ia kenal.

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang