Chapter 12

2.7K 268 18
                                    

Siang hari ini, seperti biasa Arka pulang ke rumahnya untuk menyuapi Velyn makanan. Ia pulang ke rumah dengan ekspresi yang dilema dan bimbang. Berat baginya menanggung sebuah hubungan yang terbilang bukan hubungan main-main. Apalagi ini melibatkan seorang perempuan yang tidak bersalah.

Para pelayan menyambut sang Tuan Muda didepan pintu masuk, mereka menyapa Arka, membungkukkan badan,  dan membuka pintu mobil Arka.

Seketika saat Arka keluar dari mobil, Velyn menyerbunya dengan bergelantungan di tubuh Arka. Arka kali ini tidak mengubah ekspresi menjadi kesal seperti biasa. Tidak menegur, ataupun mendorong Velyn seperti biasa. Ekspresinya masih saja sama dengan ekspresi penuh dilema.

" Suamiku, aku merindukan mu. "

Arka tetap berjalan masuk ke dalam rumah meski Velyn bergelantungan di badannya. Ia sudah tidak tertarik dengan aksi jahil Velyn, karena aksi jahilnya tak sebanding dengan masalah besar yang harus ia hadapi.

Ada apa dengannya ? Dia tidak kesal, tidak juga menegur, ataupun mendorongku. Tapi eskpresi nya seakan-akan dia sedang menghadapi masalah besar. Apa yang terjadi sebenarnya ? Velyn.

Arka melepas rangkulan tangan Velyn pada lehernya. Velyn duduk di kursi makan, diikuti juga dengan Arka yang masih saja betah akan ekspresi nya.

Para pelayan menghidangkan makanan lezat di meja makan. Arka menyuapi Velyn dengan tatapan kosong. Velyn memakan makanannya walau sebenarnya tatapan Velyn masih fokus menatap Arka dengan tatapan sendu.

" Ada apa suamiku ? Apakah kamu ada masalah di kantor ? "

" Bukan masalah kantor. "

" Terus masalah apa ? "

" Menikahlah denganku. " Ucap Arka tanpa basa basi.

Ooo, cuman ngajak berteman toh. Itu aja sampai bimbang segala, aku mah berteman sama siapa saja. Velyn.

" Ayo menikah. " Balas Velyn dengan senyum tak berdosanya.

" LO ?!! LO NERIMA PERNIKAHAN INI ?!! "

Apasih, aku nerima pertemanan aja sampai heboh kayak gitu. Velyn.

" Lo gak ada rasa ragu- ragu gitu untuk menikah ?!! Ini masalah seumur hidup lho !!! "

Lah emang pertemanan memang sebaiknya seumur hidupkan ? Velyn.

" Gak, aku gak ragu-ragu. Ayo menikah suamiku. "

Oh iya gue lupa, kalau nih anak emang dari dulu udah terobsesi sama gue. Belum nikah aja udah panggil suami suami segala. Arka.

" Pernikahan ini hanya pernikahan sementara. Suatu saat kita akan cerai, dan lo bisa bebas ngejalanin hidup lo sesuai yang lo mau. "

" Bebas ngejalanin hidup ?!! Kalau gitu aku mau menjalani hidup bersama mu suamiku. "

" Perasaan lo ke gue itu cuman obsesi !!! Bukan cinta, suatu saat lo akan mencintai orang lain dan berpisah dariku. "

" GAK MAU !!! Jika ada orang lain yang aku cintai dan membuat kita berpisah, maka aku akan BERHENTI MENCINTAI ORANG ITU !!! "

" Besok kita akan tunangan di kapal yang berlayar menuju Bali. Besoknya lagi kita akan menikah. "

" Tunangan ? Tunangan itu apa ? "

" Masa itu aja gak tau. Tunangan itu tahap awal sebelum pernikahan. "

Ooo tunangan itu tahap awal sebelum pertemanan yah. Rempong banget sih dunia manusia, berteman aja banyak banget prosesi nya. Velyn.

" Terus Bali itu apa ? "

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang