Bianca sedang bersantai ria sambil meminum teh di ruang tamu bersama pelayan setianya, Dira. Dira membantu Bianca melukis kukunya. Suasana tampak baik baik saja, sampai pada akhirnya seseorang mengetuk pintu mansion.
"Sepertinya Arka datang, bukalah pintunya. Dia pasti ingin mengajak ku berbelanja cincin pertunangan," ucap Bianca dengan pipi merona.
"Wah, hubungan nona dengan Tuan Arka tampak romantis."
Dira langsung membuka pintu. Benar saja, ternyata Arka yang datang bersama Theresa dan Adrian. Namun yang membuat Dira terkejut ialah, Arka datang bersama ambulance yang membawa sebuah mayat. Arka dengan wajah datarnya melewati Dira. Theresa turut juga melewati Dira namun sambil menyenggolnya, sedangkan Adrian hanya memandang dengan pandangan remeh.
"Bianca Felis Baiseya," panggil Arka, tegas.
"Sayang, kau sudah datang? Apakah kau sudah makan? Aku sudah memasak makanan untuk mu," sambut Bianca.
"Jadi kau juga berniat meracuni makanan ku?"
"Apa maksudmu sayang? Mana mungkin aku meracuni mu. Aku tidak seperti Velyn yang tega melakukan itu."
Plak!
Arka menampar Bianca dengan penuh amarah. Bianca dibuatnya terpental di lantai. Perempuan itu memandang Arka dengan ekspresi terkejut, dia merasa heran mengapa Arka sampai menampar dirinya, padahal sebelumnya hubungan mereka baik baik saja. Bianca hanya bisa mengelus pipi nya yang merah karena ditampar."Jangan sekali sekali kau menyebut nama istriku dengan mulut kotor mu itu!"
"Arka, ada apa ini sebenarnya? Kau kenapa sayang? Apakah Velyn mempengaruhi mu lagi?"
"Bukan Velyn yang mempengaruhi aku, aku sendiri yang menemukan buktinya."
"Kau telah ketahuan, mengakulah," sambung Arka.
"Aku harus mengakui hal apa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Aku binggung, ada apa sebenarnya?"
"Tidak usah pura pura tidak tau. Kau lah dalang dibalik masalah dari semua yang telah terjadi."
"Dalang apa sih?! Kau kenapa Arka? Ada apa dengan dirimu? Kenapa kamu langsung menuduhku seperti ini?"
"Terus ini apa?!" tanya Arka sambil memperlihatkan rekaman cctv sewaktu Bianca dan Dira menelpon di dapur.
"Sialan, aku kan sudah menghapusnya," lirihnya.
"Kau tidak bisa membela dirimu lagi, Bianca. Bukti yang kuat ada disini."
"Dira bekerja sama dengan Velyn untuk menjatuhkan ku Arka. Dia memfitnahku melalui drama telpon nya itu."
Plak!
"Sekali lagi kau menyebut nama Velyn, ku robek mulut sialan mu itu!"
Nyali Bianca menciut. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya, ia benar benar merasa ketakutan. Padahal dahulunya Velyn lah yang diperlakukan seperti dirinya. Kenapa semua berubah begitu cepat? Dia tau pasti ada seseorang yang telah membocorkan semuanya kepada Arka. Tapi siapa orangnya? Padahal sebelumnya dia benar benar sudah membereskan bukti bukti yang akan menjerat dirinya.
"Ku sarankan bagimu untuk mengaku saja nona Bianca yang tidak terhormat," timpal Theresa.
"Aku yang salah, tuan. Nona Bianca tidak melakukan kesalahan apapun." kata Dira, berusaha membela Bianca.
"Diam kau!" hardik Arka.
"Kau tidak diizinkan untuk berbicara!" sambung Arka.
"Maaf Tuan."
"Ku berikan kau kesempatan untuk mengaku, Bianca. Sekarang mengaku lah."
"Aku tidak melakukan apapun. Aku sungguh berkata jujur. Velyn lah yang-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife is a Fairy [END]
FantasyVelyn adalah seorang peri budak tanpa elemen kekuatan yang diperlakukan secara tidak adil oleh para peri bangsawan di dunia peri. Sayapnya dipotong, dan tubuhnya didorong ke dunia manusia. Di dunia manusia ia bertemu dengan Arka, seorang CEO muda t...