Budayakan vote sebelum membaca
*
*
*Setelah ditampar habis habisan, Velyn tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis terisak isak, jujur saja dia tak ingin menangis sekarang, tapi sungguh ini sangat sakit baginya. Bukan pipi nya yang sakit, tapi perasaan hatinya yang hancur lebur.
Melihat Velyn menangis hati Arka perlahan lahan luluh, namun perasaan iba itu seketika hilang ketika mengingat betapa kejamnya Velyn membunuh ibunya. Semakin ia mengingat perbuatan Velyn, semakin ia ingin menyiksa Velyn habis habisan.
"Minta maaf kepada Bianca!" Titah Arka.
"Maafkan aku Nona Bianca," ucap Velyn sambil menundukkan kepalanya.
"Aku sebenarnya ingin memaafkan mu, tapi aku takut jika kau dimaafkan begitu saja kau akan ngelunjak. Aku ingin kau memperbaiki sifat mu agar tak ada lagi korban. Arka, bolehkah aku memberinya hukuman?" Tanya Bianca.
"Boleh, berilah dia hukuman sesuka hatimu."
"Cium kaki ku, maka aku akan memaafkan mu."
Velyn masih saja menundukkan kepalanya, ia sama sekali tak bergerak untuk menuruti perintah Bianca. Ia ingin marah, ia ingin melawan, tapi ia takut jika dia marah maka Arka akan meninggalkannya. Ia begitu menyayangi Arka, dan ingin selalu di sisinya.
"Sayang, dia tidak menuruti perintahku," ucap Bianca dengan nada manjah dan bibir dimanyunkan.
Arka langsung menarik rambut Velyn sambil mendorong kepala itu untuk mencium kaki Bianca. Ia puas memperlakukan Velyn seperti itu. Menurutnya, Velyn pantas diperlakukan seperti itu atas dosa dosa yang telah dia lakukan.
Dengan tangis yang terisak isak, Velyn berusaha meneguhkan hatinya. Hatinya memang sakit tapi rasa sayang nya kepada Arka jauh lebih besar dibanding rasa sakit yang ia alami. Jika memang dengan menyiksanya, hati Arka bisa lega maka ia rela menanggung nya.
"Menyingkirlah dari hadapanku," ucap Arka sambil menendang tubuh Velyn.
Tak lama kemudian datanglah kepala pelayan. Kepala pelayan membungkukkan badannya, memberi salam hormat kepada Bianca dan Arka lalu menatap Velyn dengan tatapan dingin.
"Velyn, pergilah ke super market dan beli bahan bahan makanan yang ada di daftar ini," ucap kepala pelayan.
"Baik," Velyn meneguhkan dirinya untuk berdiri dan mengambil daftar belanja.
***
Seorang laki laki dengan punggung yang tegak dan berwibawa berjalan memasuki super market diiringi oleh bodyguard nya. Tatapan nya sangat dingin dan datar yang membuat banyak orang terkesan, wajahnya tegas sehingga terlihat berkarisma. Seluruh karyawan disana berbaris menyambut sang pemilik super market itu.
"Kevin, menurut mu apa makanan yang disukai wanita?" Tanya Saga kepada wakilnya.
"Entahlah, tapi Tuan yakin akan memasak sendiri untuk Nona Velyn? Bukankah Tuan belum pernah memasak?"
"Tentu saja aku yang akan memasak sendiri untuk wanitaku, kau meragukan kemampuan ku?"
"Saya tidak berani meragukan kemampuan Tuan, saya hanya takut Nona Velyn terlalu terpesona dengan masakan Tuan."
"Tentu saja dia akan terpesona denganku," ucapnya dengan kepercayaan diri yang tinggi melebihi batas.
"Berdasarkan data yang kami kumpul tentang keseharian Nona Velyn, Nona Velyn sangat menyukai es krim vanilla. Ia juga pernah memakan es krim vanilla bersama suaminya di pesta pernikahan nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife is a Fairy [END]
FantasíaVelyn adalah seorang peri budak tanpa elemen kekuatan yang diperlakukan secara tidak adil oleh para peri bangsawan di dunia peri. Sayapnya dipotong, dan tubuhnya didorong ke dunia manusia. Di dunia manusia ia bertemu dengan Arka, seorang CEO muda t...