Chapter 6

3.8K 323 45
                                    

"Hei, perempuan aneh." Arka menepuk nepuk pipi Velyn. Masih dengan raut wajah khawatir, ia menggendong Velyn yang sedang pingsan menuju kamar tamu.

"TELPON DOKTER JOHAN CEPAT!!!!" teriak Arka dengan wajah yang tampak khawatir.

"Baik Tuan Muda." Salah satu tim keamanan  segera menelpon dokter Johan, yakni dokter pribadi Arka. Tentu saja, sebagai salah satu tim keamanan ia pasti tau nomor telepon dokter pribadi Arka. Hal ini supaya jika terjadi hal yang tidak diinginkan, mereka paham betul harus berbuat apa.

"Halo," Sapa dokter Johan dari telpon.

"Berikan handphone itu!" titah Arka dengan ekspresi yang sudah sangat panik. Yang pastinya, tanpa banyak basa basi tim keamanan tersebut langsung memberikan Handphone nya  kepada Arka.

"Halo dokter Johan." Dengan nada ngos-ngosan karena terlalu panik.

"Ooo Tuan Arka rupanya, ada apa Tuan?"

"KESINI CEPAT!!! Ada seseorang yang memerlukan bantuan!!!"

"Seseorang? Siapa? Ku kira terjadi apa-apa kepada mu, ehh ternyata cuman orang lain doang."

"DOANG?!!! JIKA TERJADI APA-APA KEPADA NYA JANGAN HARAP PEKERJAAN MU DI RUMAH SAKIT AKAN AMAN!!!!" Arka sangat marah, entah sejak kapan ia bisa sepeduli itu kepada gadis yang menurutnya aneh. Ia bahkan berpikir untuk memecat seorang dokter dari Rumah Sakit yang pastinya dibangun oleh Perusahaan milik Arka.

"Baik Tuan Arka, saya segera kesana."

Dokter tersebut masih sangat menyayangi pekerjaan nya. Ia memang dokter yang berpengalaman, ia bahkan bisa mendapatkan gaji yang besar bahkan jika dipecat oleh Arka. Tapi gaji dari rumah sakit yang dibangun oleh Arka bahkan 2 kali lipat tidak normal dari gaji biasanya. Tentunya ia tidak akan menyia-nyiakan gaji besarnya itu.

"Tunggu dulu, jangan matikan telepon nya. Pertolongan pertama apa yang harus saya lakukan kepadanya?"

"Ini masih belum jelas, bahkan Tuan pun belum mengucapkan gejala penyakitnya."

"Dia tiba-tiba saja pingsan."

"Apa mungkin tekanan darahnya menurun? Apa yang terjadi sebelum dia pingsan?"

" Hmm, saya memarahi nya. "

"Pantas saja, dia mungkin terlalu ketakutan sehingga membuatnya pingsan. Lain kali lembut lah sedikit sama orang, tidak semua orang bisa menerima kegalakanmu." Fix kali ini si dokter Johan malah menasehati sang bos. Berhubung dendam kesumatnya kepada Arka belum terbalas.

"Berani sekali kau mencoba menasehati ku! AKU BUTUH SOLUSI BUKAN PIDATO MU!!!"

"Baiklah, coba periksa kondisinya. Apakah dia masih bernafas dan terdapat denyut nadi di lehernya?"

"JADI KAU BERHARAP DIA MENINGGAL AGAR KAU TAK PERLU LAGI KESINI?!!!"

"Bukan Tuan, sebelum melakukan sesuatu kita harus mengecek keadaan dahulu. Jika ternyata denyut nadinya lemah kita harus melakukan tindak CPR."

Arka memeriksa nafas dan denyut nadi Velyn, ternyata gadis tersebut masih bernafas dan denyut nadi nya juga masih berdetak normal.

"Masih bernafas dan masih berdetak dengan normal."

"Baguslah kalau begitu, posisikan dia secara terlentang dan naikkan kakinya lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada." Arka mengikuti instruksi dari dokter Johan.

"Sudah, apa lagi?"

"Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman untuk bernapas."

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang