Chapter 19

2.4K 178 74
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, akhirnya Arka terbangun dari tidur lelapnya. Semalaman ia kesulitan tidur karena Velyn yang mendengkur sangat keras. Jadi dia memutuskan untuk bekerja sampai larut malam sembari membaca dokumen dokumen yang sempat tertunda.

Saat ia bangun, Arka lumayan terkejut saat tau Velyn tidak ada di sekitaran kamar. Ia beralih mencari di berbagai ruangan namun ia tidak berhasil menemukannya. Ekspresi nya semakin khawatir, takut bahwa Velyn ingin menceburkan diri di laut. Apalagi Velyn sangat bodoh, ia mengira laut adalah kolam.

" Perempuan gila itu sungguh sangat menyusahkan! "

Arka beralih mencari handphone nya.    Tangan nya beralih mengambil handphone yang terletak di meja kerjanya. Ia membuka aplikasi chat. Dirinya menjadi agak lega setelah melihat pesan suara masuk dari chat Velyn. Tanggan nya menekan pesan suara tersebut membuat suara Velyn terdengar di telinga Arka.

" Selamat pagi suamikuuu, kau pasti merindukanku kan ? Apalagi tidak melihat wajah aesthetic ku ini di pagi hari hehehe. Gausah berlagak tidak rindu, kalau gak rindu ngapain cari-cariin aku pas aku gak ada ? Hayolohh ngakuuu, kamu pasti mencari ku dimana-mana kan.
Tidak usah khawatir, aku bersama Theresa pergi untuk sarapan pagi di restoran kapal. Aku tidak mengajak mu karena tidak tega mengganggu tidur bayi raksasa ku. Jangan lupa sarapan pagi. Istirahatlah dari pekerjaan mu. Ely mu merindukanmu... Bayi raksasa ku."

Setelah mendengar suara Velyn dari pesan suara, terpampang jelas lekuk senyum melebar pada bibir Arka. Sesuatu tentang Velyn mulai menarik perhatiannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya dia sangat peduli dan mulai menyayangi Velyn.

" Cih yang mana tuh dia yang kayak bayi. Aku mah gentleman kali, gak ada sifat bayi bayinya sama sekali. " Ucap Arka sambil tersenyum manis.

Setelah mengulang ngulang pesan suara Velyn entah berapa kali banyak nya dengan tampang yang senyam senyum gak jelas, akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk ke kamar mandi. Kali ini Arka agak lama di kamar mandi. Ia ingin membersihkan tubuhnya dengan sebersih bersihnya. Ia ingin tampak harum dan bersih di hadapan Velyn.

Setelah mandi, ia memilih pakaian terbaik selama hampir satu jam. Ini semua agar Velyn terkagum kagum dengan penampilan nya. Kali ini ia tidak menggunakan jas resmi yang selalu ia kenakan. Style nya tampak santai namun berkelas. Ia memadukan jeans sebagai bawahan dan baju oversized Gucci bewarna putih untuk atasan. Tak lupa dengan menggunakan kaos kaki panjang bemerek supreme dan sepatu putih bermerek Gucci.

Arka menggunakan sedikit parfum dan menata rambutnya menggunakan sisir dan Pomade. Ia merapikan tatanan style dengan detail lalu beranjak menuju restoran kapal.

Sesampainya disana titik matanya masih berusaha mencari dimana keberadaan Velyn. Namun tetap saja ia tidak berhasil menemukan Velyn. Arka memutuskan untuk menelpon nya.

Ting..ting...ting... (Nada dering telepon)

"Hai suamikuuu, aku merindukanmu. Kau dimana ? "

" Aku sudah ada di restoran. Dimana kau ? "

" Aku ? Aku sedang sibuk memakan makanan ku di ruangan VIP. Wah  lihatlah makanan ku ini sangat banyak. "

" Ruangan VIP nomor mana ? "

" JANGAN KESINI! Kamu pasti mau mengambil makanan ku kan ? Aku tidak akan berbagi makanan ku denganmu. "

" Yaelah berapa sih itu harganya, gue juga bisa beli kali. Buruan lo dimana ? "

" Hayolohh kau pasti merindukanku kan. "

" Idih kepedean bener lu, gue gak rindu kali. Gue cuman gak mau kena pidato ibu 2 hari berturut-turut kalau tau ngebiarin lo makan sendiri. "

" Tenang aja, aku gak akan ngelaporin ke ibu. Dadahh nikmati hari hari mu, aku mau makan dulu. " Mematikan panggilan telponnya.

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang