Chapter 7

3.3K 315 27
                                    

"Dari pemeriksaan EEG ini, otaknya sama sekali tidak bermasalah. Malah dari struktur otaknya terlihat sangat baik dan sangat sehat," kata dokter Andro, yakni dokter spesialis jiwa, teman dari dokter Johan.

"Tapi kenapa tingkahnya cenderung aneh dan kekanak-kanakan? Tidak sesuai dengan umurnya sekarang."

"Hmm, dari penelitian yang pernah saya pelajari. Penyakit ini dinamakan sindrom cinderella dimana seorang wanita terlalu takut untuk menghadapi yang namanya tahap kedewasaan. Sehingga untuk membela diri, ia pun bersikap seperti anak kecil."

"Tapi anehnya, kenapa perempuan itu selalu mengucapkan kata-kata aneh? Bahkan ketika ia ditanya tentang tempat tinggalnya, ia malah menjawab dengan alamat tidak masuk akal."

"Ini umum bagi sifat anak kecil. Karena dia terkena sindrom ini, otomatis umur kejiwaan nya sekarang terbilang masih kecil. Seorang anak kecil gampang melupakan asal tempat tinggalnya, dan memiliki imajinasi yang sangat tinggi. Sehingga ia bahkan menjawab pertanyaan itu secara acak sesuai dengan imajinasinya."

"Lalu bagaimana supaya saya bisa menyembuhkan nya?"

"Buat dia mandiri dan percaya akan kemampuan dirinya. Mungkin bisa dimulai dari tahap awal dengan memberikan dia semacam kursus atau bisa juga sekolah. Dengan itu, dia bisa berevolusi dan bebas dari sindrom cinderella."

"Sekolah? Dia sudah sangat dewasa untuk sekolah."

"Iya, dewasa bagi fisiknya. Tapi tidak bagi mentalnya. Mungkin Tuan bisa memberikan dia Home Schooling, sehingga ia tidak terlalu malu. Karena saya lihat kemampuan otaknya hampir setara dengan anak TK setelah saya uji dengan beberapa pembelajaran umum."

Setelah membayar sejumlah biaya kepada dokter Andro, Arka beranjak keluar dari ruangan dokter itu. Tatap matanya kini teralih ke Velyn yang sedang main perosotan anak-anak di tempat ruang permainan anak-anak. Untung saja tidak ada pasien lain yang berkunjung, kalau tidak Arka bisa dibuat malu.

"SUAMIKU!!!!" Velyn dengan tampang berseri-seri memeluk Arka dengan polosnya.

"Aku sudah sangat lapar, kenapa kau lama sekali?"

Oh ya Tuhan, sampai kapan aku akan tersiksa merawat perempuan gila ini. Arka.

"Iya, iya. Kita akan segera makan siang, kau ingin makan apa?" Tanya Arka dengan tampang malas.

"Aku ingin makan...hmm...makan... terserah kamu aja deh."

"Gimana kalau pizza?"

Makanan apa itu? Aku belum pernah memakannya, sepertinya aku tidak akan menyukainya. Nama makanan nya saja tidak ku ketahui. Velyn

"Gak mau." Velyn menggelengkan kepalanya.

"Gimana kalau soto ayam?"

iiih makanan yang tidak ku kenal!!! Aku saja tidak tau makanan apa itu. Velyn

"Gak mau." kembali menggelengkan kepalanya.

"Gimana kalau ngemil dulu dengan buah stroberi, ada toko buah didepan."

Aku sudah makan stroberi kemarin, udah bosan dengan buah itu. Velyn.

"Gak mau."

"Terus maunya apa?"

"Ya terserah."

HUWAAA, PENGEN KU JITAK PALA MU!!!! Arka.

"Yaudah kita ke restoran serba ada dulu, nanti kau pilih aja makanan yang ada disana." Arka sudah tampak lelah dengan sifat nyebelin dari Velyn.

"Gak mau, yaudah pizza aja deh," ucap Velyn dengan tampang tak berdosanya.

LO MINTA DI TEBAS YAK MBAK?!!! GUE UDAH NANYA BERBAGAI MACAM MAKANAN LHO!!! UJUNG-UJUNGNYA KEMBALI KE PILIHAN AWAL!!!! Hufttt, sabar Arka. Anggap aja ini hanyalah anak kecil yang rewel, bukan perempuan ngeselin tingkat dewa. Arka.

***

Suasana di mobil tampak heboh. Ya, siapa lagi pelaku atas tingkah kehebohan kalau bukan Velyn. Setelah diajari Theresa akan kegunaan radio mobil, Velyn pun mulai mengenal namanya musik. Velyn dengan geluyutan hebohnya memutar lagu dangdut Sambalado ala Ayu Ting-ting.

"Yuhuuu, Arka yok joget. Yuhuuu!!!!"

"SAMBALA BALA SAMBALADO!!!~"

Selama perjalanan diiringi oleh lagu-lagu dangdut, dan Arka hanya bisa mencoba bersabar akan tingkah konyol dari Velyn. Pengen marah rasanya, cuman berusaha menahan nya.

Pandangan Velyn terarah ke depan, ia melihat sejumlah bunga mawar di toko bunga. Ia membelalak matanya karena sangat terkejut akan penemuan nya. Sebuah bunga mawar berwarna merah muda, bunga kesukaan nya selama di dunia peri. Velyn dahulu nya suka mengoleksi bunga itu bahkan juga memakan nya.

"BERHENTI!!!!" Dengan rasa kaget luar biasa, Arka mengerem mobilnya, dan memarkirkan mobil sedikit ke samping agar pengendara mobil yang lain bisa jalan.

"Ada apa sih?!! Lo bikin gue kaget tau gak?!!"

"Wah bunga mawar!!! Mau, mau bunga mawar, mau bunga mawar!!!" Kembali merengek seperti anak kecil sembari menarik narik lengan Arka.

"JADI LO BIKIN GUE UDAH HAMPIR JANTUNGAN HANYA KARENA SEBUAH BUNGA MAWAR?!!!"

"Jantungan itu apa?"

Arka hanya menggeram tangannya lalu keluar dari mobil, dan menutup pintu mobil dengan keras. Ia berjalan menuju toko bunga, Velyn juga ikut turun. Ia tidak sabar mendapatkan bunga mawarnya.

"Selamat datang Tuan, Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang mbak penjual toko.

"Saya beli semua bunga dengan tokonya. Bayaran 3 M cukupkan?" tanya Arka tanpa basa basi, langsung ke inti.

"APA?!!! 3 M?!!!" Mbak penjual toko merasa sangat terhura eh terharu. Sampai sampai serasa ingin lompat dari lantai 100 sekarang juga, et dah meninggoy dong itu namanya. Dia perlahan memegang pelipisnya berasa ingin pingsan.

"Kalau pingsan saya gak jadi beli yah." Seketika mbak penjual toko langsung segar bugar dan rasa ingin pingsan nya terhempas seketika.

"Jadi gimana setuju gak dengan harga nya?" Lanjut Arka

"SANGAT SETUJU MAS!!!"

"Hmm yaudah kasih saya nomor rekening yang akan ditransfer, sekarang juga saya transfer lewat mobile banking."

MIMPI APA AKU SEMALAM MAK!!! Mbak penjual toko.

"Tapi mas, toko ini ada biaya tagihan listrik, tagihan air, sama tagihan pajak yang belum dibayar selama setahun. Hmm, jadi gitu deh." Sok jual mahal terlebih dahulu.

"Gak apa-apa nanti saya bayar. Yang jelas, kalau toko ini sudah saya beli, otomatis semua tagihan saya yang bertanggung jawab."

"YAUDAH KALAU GITU DEAL SAYA JU-" Sebelum mbak penjual toko melanjutkan ucapannya, Velyn terlebih dahulu menyela.

"Suamiku ini bukan bunga mawar asli, aku gak mau. Aku gak suka dengan bunga ini," ucap Velyn dengan tampang tak berdosanya.

"Oh gitu yah, yaudah mbak saya gak jadi beli." Arka menggenggam tangan Velyn dan membawanya kembali ke dalam mobil.

Mbak penjual toko yang tadinya kesambet bahagia luar biasa, sekarang hanya bisa merasakan sakit hati yang menusuk. Ini namanya php tingkat dewa. Mbak penjual toko udah berkali-kali di php-in fakboy, tapi php yang ini kenapa sungguh menyakitkan.

PENGEN KU SANTET DIRIMU MAS!!! Mbak penjual toko.

Mbak penjual toko memegang pelipisnya, dan pingsan seketika karena kasus depresi berat.

__________________________

Gabut di rumah?

Daripada gabut gak jelas, mending baca cerita ku hohoho
Makasih udah menyempatkan waktu untuk membaca ceritaku, semoga cerita ku dapat menghibur kalian semua di rumah. Semoga aja kalian juga gak bosan baca cerita ini.

Support aku dong dengan ngevote cerita ini :)
Jika ada saran atau kritikan yang bersifat membangun boleh dituangkan di komentar. Jangan di lantai ye, soalnya lantai cuman bisa nyimak. Mending di kolom komentar bisa sekalian aku baca.

Okay deh sekian dulu pertemuan online kita. Bye bye :)

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang