Chapter 8

3.3K 301 34
                                    

Arka dan Velyn sudah tiba di depan Lui's Pizza Restaurant, yakni Restoran termegah di kota itu. Seluruh pelayan restoran berbaris di depan restoran menyambut sang pemilik restoran. Ya, pemilik dari restoran itu tidak lain ialah Arka sendiri.

" Selamat datang di Lui's Pizza Tuan Arka. " Sapa kepala pelayan sambil membungkukkan badan yang juga diikuti oleh pelayan lainnya.

" Saya mau ruangan VVIP. " Arka langsung masuk ke dalam restoran dibarengi dengan Velyn yang mengikuti dari belakang. Tentu saja ia harus memesan ruangan VVIP, berhubung ia tidak ingin orang lain melihat aksi gila Velyn yang memalukan.

Arka berjalan sangat cepat bahkan Velyn pun tertinggal jauh sekitar 10 meter dari belakang Arka. Hingga Arka berhenti sejenak di depan lift pribadinya. Ya, lift itu tidak lain dibangun khusus untuk Arka.

Hanya ada dua orang yang diizinkan memakai lift itu. Pertama, Arka sendiri. Kedua, Amanda yakni ibu angkat Arka. Walaupun berstatus ibu angkat, namun Arka begitu menyayangi Amanda. Amanda adalah sosok perempuan yang mampu meluluhkan hati Arka.

" Permisi Nona, apakah anda rekan kerja Tuan Arka ? Di restoran ini ada aturan bahwa hanya Tuan Arka dan Nyonya Amanda yang diizinkan memasuki lift ini. " Kepala pelayan melerai Velyn yang tadinya ingin berjalan menuju lift hendak menghampiri Arka.

" Tidak apa-apa, dia adalah temanku. " Ucap Arka langsung menghampiri Velyn sambil menggenggam tangan gadis itu.

Pintu lift terbuka, Arka menggiring Velyn berjalan menuju lift sambil menggenggam tangan gadis itu. Velyn membelalak matanya saat melihat ruangan lift, tubuhnya kaku, dan perlahan keringat mulai keluar dari pelipisnya.

" Jangan kurung aku !!! Kumohon, jangan kurung aku !!! " Velyn berlutut di kaki Arka. Ruangan sempit dari lift, mengingatkannya dengan penjara sempit yang dulu mengurungnya selama bertahun-tahun di dunia peri.

" Ada apa denganmu Ely ? "

" Aku tidak akan nakal lagi, aku tidak akan memanggil mu dengan sebutan suami lagi, aku tidak akan mencoreti rumahmu. Bahkan jika kamu ingin aku pergi dari kehidupan mu, aku akan pergi. Tapi tolong jangan kurung aku di penjara itu. " Pinta histeris Velyn dengan air mata yang terus menetes.

Arka juga ikut berlutut mencoba menyeimbangkan tingginya dengan Velyn, walaupun tetap saja dirinya lebih tinggi. Ia menatap sendu ke arah gadis itu, kemudian mengeluarkan sapu tangan putih, dan menghapus air mata yang menetes pada pipi Velyn.

Walaupun terkadang Velyn bersikap menyebalkan, merepotkan, bahkan membuatnya hampir stress tiap hari. Tapi ketika gadis itu menangis, tetap saja Arka merasa tidak tega. Menurutnya sikap Velyn yang heboh dan tidak tau sopan santun jauh lebih baik dibandingkan saat Velyn menangis tersedu-sedu seperti ini.

" Tidak ada yang akan mengurungmu. Selama ada aku, tidak ada yang akan menyakiti mu. Aku akan menjadi pelindung mu. Kamu bisa mempercayai ku. " Mengelus kepala gadis itu.

" Benarkah ? Selama ini, tidak ada yang pernah menjadi pelindung ku. Mereka hanya menyiksa ku, dan haus akan kematian ku. Mereka mengurung ku di penjara selama bertahun-tahun...hiks..hiks..."

" Kalau begitu, izinkan aku menjadi pelindung pertama mu dari mereka. Apakah kamu mempercayai ku ? " Arka menengadahkan tangan kanannya.

Velyn menatap Arka dengan kondisi pipi yang sudah basah karena air matanya. Tatapan tulus dari Arka seakan mampu membuatnya terselimuti rasa damai dan juga rasa aman. Entah mengapa ketika berada di dekat laki-laki itu ia seperti merasa dilindungi.

" Aku mempercayai mu. " Velyn menyambut tangan Arka.

Velyn dan Arka berdiri dari lantai.
" Aku tau kamu pasti agak takut dengan ruangan sempit di lift. Kalau begitu alangkah baiknya kamu menutup mata. " Arka berbisik di telinga Velyn.

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang