Chapter 41

1.7K 91 5
                                    

Ctak
Pedang yang besar itu berhasil memisahkan kaki dari tubuh seorang wanita. Merah darah mengalir menodai lantai ruangan itu. Wanita tersebut meringis kesakitan, dada nya kempas kempis, pelipisnya berkeringat hebat. Ia menahan rasa sakit yang luar biasa setelah setiap sel tubuh nya terputus.

"Aku mohon kasihani aku, aku menyesal. Aku menyesal menyiksa Velyn," bibirnya yang robek kembali berbicara.

"Langsung bunuh saja aku, aku mohon. Jangan siksa aku seperti ini," pintanya dengan histeris.

"Gunakan pistol mu! Tembak aku lalu semuanya akan berakhir!" sambungnya.

"Kau pikir semudah itu kau akan mati?" ucap Kevin dengan nada intimidasi.

Kevin mencuri Bianca dari tempat penyekapan yang terdapat di mansion Arka. Ia menjalankan misi penting dari Saga yaitu menyiksa Bianca dengan seberat berat nya. Tujuannya kini ialah membuat Bianca tersiksa hingga setiap sel yang ada pada tubuh perempuan itu merasakan setiap rasa sakit.

"Oh iya ada seorang tamu yang ingin bertemu dengan mu, nona Bianca."

"Aku tidak ingin bertemu dengan siapapun, aku mohon biarkan aku mati."

Tak lama kemudian seorang wanita parubaya dengan daster batik datang ke ruangan itu dalam keadaan di borgol. Wanita parubaya itu berlari mencium pipi sang cucu, tengkuk kepala nya berusaha mendekap sang cucu walau kedua tangannya sudah terborgol. Pipi wanita parubaya itu basah karena air mata yang terus menerus mengalir tatkala bertemu dengan sang cucu yang ia rindukan.

"Nenek?" panggil Bianca bercampur sedih dan kebahagiaan setelah bertemu neneknya.

"Kemana saja kau nak? Kenapa kau tak pernah mengabari nenek?"

"Lari nek! Bukan saatnya nenek bertanya seperti ini! Mereka akan menyiksa kita!"

"Kita tidak bisa lari lagi nak, kita harus membayar setiap perbuatan kita."

"Tapi nenek gak salah, Bianca yang salah. Aku mohon lepaskan nenek ku." pinta Bianca.

"Kesalahan Bianca juga kesalahan nenek. Nenek gagal mendidik Bianca, hingga Bianca membuat kesalahan seperti ini."

"Tidak, nenek gak salah! Kesalahan Bianca ya kesalahan Bianca! Bukan kesalahan nenek!"

"Cucuku sudah besar ya sekarang, sudah pandai menghancurkan rumah tangga orang," ucapnya dengan tatapan kecewa.

Tatapan yang ia dapatkan dari neneknya berkali kali lipat lebih sakit dibanding setiap penderitaan yang tadi dialaminya. Dahulu neneknya selalu tersenyum bangga melihat dirinya, dahulu neneknya selalu merasa Bianca ialah orang paling hebat, namun sekarang yang ada hanya tatatapan kekecewaan.

"Sudah besar kau nak, hingga kau renggut suami dari wanita lain dan menggoda laki laki bersuami."

"Cucuku yang dulu masih sering aku sisir rambut nya, sekarang malah membunuh orang lain," sambungnya.

"Kenapa kau tega nak? Dimana letak hati nurani mu?" ucap sang nenek dengan tangis yang tak bisa ia bendung.

"Maafin Bianca, nek. Aku mohon maafin Bianca."

"Kau bunuh mertua Velyn, lalu kau tuduh Velyn sebagai pembunuh nya?! Dimana hati nurani mu, nak?! Kau jahat sekali!"

Setiap kata demi kata yang diucapkan neneknya seperti cambuk petir yang memukul Bianca. Cambuk itu jauh lebih sakit menurut Bianca dibanding pedang yang telah memisahkan kaki dari tubuhnya. Cambuk itu jauh lebih menakutkan menurutnya dibanding melihat pelayan setianya yang telah terbakar hidup hidup. Sungguh ini adalah hukuman paling berat yang pernah ia terima dalam hidupnya.

"Nenek, Bianca menyesal. Aku mohon maafin Bianca."

"Jangan kau meminta maaf kepadaku, minta maaflah kepada wanita yang telah kau tuduh sebagai pembunuh mertuanya sendiri. Minta maaflah kepada dia nak."

"Bawa aku kepada Velyn. Aku mohon biarkan aku bertemu dengan Velyn," pinta Bianca kepada Kevin dan kawanannya.

"Kau tau dimana dia sekarang? Dia telah meninggal," ucap Kevin.

"Tidak, ini tidak mungkin. Velyn pasti belum meninggal, kalian pasti berbohong!"

"Penyesalan memang selalu datang terlambat nak, maka dari itu kau harus siap menanggung setiap konsukensi dari perbuatan mu," kata sang nenek

"Nenek, maafin Bianca nek. Bianca menyesal melakukan semua itu, Bianca dibutakan akan harta nek. Bianca takut, sungguh Bianca sangat takut jika jatuh miskin dan tidak bisa membayar biaya pengobatan nenek. Bianca menyesal melakukan hal keji itu nek."

"Lebih baik nenek mati, nak. Daripada harus hidup dari hasil uang haram."

"Lebih baik kau belikan saja nenek mu ini peti mati, daripada kau bayarkan biaya pengobatan nenek menggunakan uang haram," sambungnya.

"Jangan berkata seperti itu, nek. Nenek pasti akan sembuh kok."

"Dulu, waktu Bianca masih umur 5 tahun. Bianca ingat gak? Sambil memakan lolipop, Bianca tersenyum lebar kepada nenek, dengan semangatnya Bianca bilang pengen jadi biarawati. Bianca pengen memberikan nasihat pernikahan kepada suami istri agar semakin saling mencintai."

"Lantas kenapa Bianca jadi perusak rumah tangga orang nak? Dimana Bianca kecil ku yang dulu? Kenapa kau berubah nak? Kau bukan Bianca yang nenek kenal," sambungnya.

"Ini Bianca nek, aku masih Bianca yang nenek kenal. Bianca menyesal nek, Bianca hanya ingin nenek sehat, pengen nenek sembuh walaupun dengan cara yang salah. Bianca sekarang sadar kalau perbuatan Bianca itu hal yang kejam. Tolong maafin Bianca."

"Sekarang, nenek mu ini harus mati karena perbuatan mu sendiri cucuku."

"Tidak nek, nenek akan tetap hidup. Biar Bianca aja yang mati."

Wanita parubaya itu kemudian dipaksa mundur oleh kawanan Kevin. Pistol hitam tersebut tertempel erat pada kepala wanita tersebut. Ia tersenyum teduh kepada cucu nya yang masih terus menangis. Senyuman itu begitu dirindukan oleh Bianca, senyuman yang selalu neneknya pancarkan ketika dirinya masih berumur 5 tahun.

"Aku mohon jangan! Aku mohon jangan bunuh nenek ku! Bunuh saja aku, siksa saja aku! Tapi tolong biarkan nenekku tetap hidup!" pinta Bianca histeris.

"Hapus air matamu, cucuku. Kita hadapi hukuman ini sama sama. Bianca orang hebat kan? Berarti Bianca juga pasti bisa bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri."

Dor!

"NENEK!!!"

______________________________

Tbc

Maaf banget teman teman, karena baru update setelah 2 minggu lamanya. Soalnya aku selalu ngerasa tiap nulis tuh kurang ngefeel, jadi kalau mau update itu berpikir pikir dulu. Makasih ya atas support nya selama ini, aku harap kalian suka dengan ceritanya 💛

My Wife is a Fairy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang