SAVALA ||| 11

367 29 4
                                    

Spam komen dong di setiap paragraf



Jangan lupa votenya juga ya 😊










" Val, tasya pingsan di Koridor sekolah " Ucap ndrukk panik seraya ngos-ngosan akibat berlari tadi.

Tanpa babibu lagi vala bergegas pergi melihat sang adik, masih banyak siswa NZS tidak tau kalau mereka saudara kandung.

" Minggir " Vala menerobos kerumunan itu dengan tak bersahabat.

Vala lekas membawa tasya kerumah sakit yang dikhususkan untuk keluarga mereka, vala sangat merutuki dirinya sendiri karena lalai menjaga sang adik di sekolah.Takut jikalau sakitnya tasya kembali kambuh dan semakin parah, kepanikan bertambah di wajah tampannya.
Pihak sekolah yang sudah mengabari kedua orang tua vala untuk segera kerumah sakit.

Jihan yang mendengar kabar dari pihak sekolah segera menyusul anak-anaknya kerumah sakit, Juan yang sedang mengadakan meeting di kantor menundanya segera.

Pintu ruangan terbuka terlihat jelas raut wajah yang sangat khawatir di wajah cantik sang mami.

" Kenapa bisa begini val adik kamu "

Vala yang merasa bersalah karena sudah lalai menjaganya meminta maaf kepada sang mami.

" Bisa aku bicara sebentar sama tante " Sahut dokter gaga.

Jihan mengangguk, gaga adalah seorang dokter yang menangani keluarga EDEN dia anak dari lila kakaknya jihan. Gaga keluar ruangan dan diikuti oleh jihan.

" Kita harus segera nemuin pendonor tulang sumsum belakang untuk tasya tan " Ucapnya serius.

" Kalau belum juga ditemukan pendonornya kemungkinan tasya hanya bisa bertahan satu tahun atau bahkan kalau kondisi yang tidak memungkinkan bisa sampai beberapa bulan saja ".

Jihan sangat syok dan hampir pingsan untung lekas ditahan oleh juan yang baru sampai, juan memeluk sang istri guna menguatkannya Jihan menangis didalam dekapan sang suami.

" Tante mohon sama kamu ga, tolong berikan yang terbaik untuk tasya ".

Sudah berkali-kali juan mencari pendonor itu tetapi belum ada yang cocok untuk putrinya bahkan dia mencari dari pasar gelap pun hasilnya tetap sama nihil, tidak ada yang cocok.dia akan bayar berapapun untuk sang pendonor.

" Untuk saat ini om mohon tolong berikan yang terbaik untuk tasya ya ga " Ucapnya.

Gaga menganggukan kepalanya seraya tersenyum tulus.

Vala yang mendengar pembicaraan mereka merasa amat bersalah dia akan segera menemukan si pendonor secepatnya.

















***







" Bangun lo sialan " Ucap angel seraya menarik paksa lengan sahna.

Selepas bangunnya sahna dari UKS dia diharuskan pulang karena tidak memungkinkan untuk mengikuti pelajaran. Sahna yang masih merasakan sakit akibat luka yang belum sepenuhnya kering sedikit meringis.

Angel menarik paksa lengan sahna dan mendorongnya keluar pintu rumah yang masih beratapkan asbes Keadaan diluar yang sangat mencekam, hujan deras angin kencang dan gemuruh petir yang saling bersahutan sehingga dapat memekakkan gendang telinga. Angel membuang semua barang dan baju-baju sahna keluar rumah, sahna yang panik takut semua barangnya basah segera memungutinya.

" Pergilo dari sini dan jangan tunjukkan mukalo yang menjijikan itu dihadapan gue! " Makinya.

sahna memohon seraya bertekuk lutut dihadapan angel, paman dan sang bibi agar dirinya tidak diusir dari sini, sahna sekarang tidak memiliki siapapun lagi selain keluarga ini.

" Sahna mohon angel, bibi , paman jangan usir sahna, sahna gak tau harus tinggal kemana lagi karena ini satu-satunya rumah bagi sahna ,Walaupun dia selalu disiksa tak apa yang penting masih bisa diberikan tempat tinggal yang layak ".

Pintu ditutup dengan sangat keras sahna berlari berusaha membuka pintu itu ternyata sudah terkunci. Dia mulai menangis sesegukan memohon untuk dibukakan pintunya.

" Kalian boleh usir aku, tapi aku mohon untuk malam ini aja, besok aku bakal pergi dari sini bibi " Ucapnya seraya menghapus air matanya.

" Angel bukain,diluar hujan lebat aku takut "

Seakan tuli mereka semua menghiraukan tangisan pilu dari gadis itu.

Sahna yang menangis dengan mata yang sangat sembab tampak menyedihkan dengan barang-barang yang sudah basah semua. Menyusuri jalanan yang gelap gulita dengan hujan yang sangat amat deras, petir saling beradu, sahna mengeratkan hoodie yang dia kenakan. Dia sangat takut, luka yang belum pulih sedikit basah terkena air hujan menambah kesan perih di kepalanya, Berteduh di gubuk kecil menunggu sampai hari esok tiba.

Malam ini, malam yang penuh luka bagi dirinya, diusir dari rumah, di bully oleh teman sekelasnya bahkan sahabat satu-satunya pun enggan melihatnya, air mata yang semula mengering kini jatuh kembali dipelupuk mata sang gadis.

" Bunda maafin aku, kalau dulu sahna punya salah sama ayah dan bunda, Tuhan ngebalas itu semua hari ini. Aku sedih bunda, aku harus apa bund? Uang aja aku gak punya, gak bisa buat sewa rumah ".ucapnya seraya menahan sesak di dadanya.










Mampir ke ig author nya ya jangan lupa
@rahmiandininst




fyi teruntuk readers mohon kerjasamanya ya boleh komen next/lanjut tapi gunakanlah bahasa yang sopan 🙏🏻 , aku liat komen yang kurang mengenakan jadi badmood seharian 😭

SAVALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang