22. Aku dan Arga
Unbeliavable!
Ganteng. Kaya. Mempesona.
Itu sudah jadi modal utama seorang Arganta Yudha mendekati wanita. Aku yakin bahkan banyak wanita yang rela melakukan apapun untuk dirinya. Jadi fakta yang baru kudapati masih sulit kucerna.
"Kamu bohong kan?"
Arga mengangkat tubuhnya. Ia tersenyum. "Nggak semua laki- laki seperti itu, Ai."
Keningku mengernyit. "Buatku nggak adil." lanjutnya menambahkan.
"Maksudnya?" tanyaku penasaran.
"Aku selalu menginginkan istri yang terbaik dan ibu yang sempurna untuk anak- anakku."
Ada rasa hangat yang tiba- tiba menguar di hatiku mendengar Arga menyebut istri dan ibu yang sempurna untuk anak- anaknya. Bayangan kehidupan kami kelak yang akan dipenuhi gelak tawa anak- anak pun terlintas di benakku.
Tiba- tiba aku tersadar akan sesuatu.
"Tapi kamu pernah tinggal di luar kan?"
Arga meringis. Aku tersenyum kecut. "Dari wajah kamu tuh ya kelihatan nggak sebaik yang dikira. Kamu pasti sering mesumin bule di sana."
"Aku kan laki- laki normal,"
Aku mencibir. Ah, dia tak 'seperjaka' yang dikira.
"Grepe- grepe bule asik nggak?" tanyaku sarkas. Moodku benar- benar jatuh.
"Nggak. Plastic sih. Enakan kamu, body sih kurus tapi berisi."
Aku melotot. Astaga itu mulut!
Arga menghempaskan tubuhnya di sampingku. "Aku nggak bohong, suer!"katanya dengan dua jari membentuk huruf V.
"Aku emang pernah dekat sama beberapa cewek, tapi masih ada batasan. Bisa digorok Mama kalau aku ketahuan tidur sama cewek sebelum nikah."
"Sejak kecil itu hal- hal begitu, Mama cukup keras. Beliau selalu bilang, adek kamu cewek loh, Ga. Nggak mau kan suatu waktu diperlakukan seperti itu."
Aku diam. Arga menceritakan lagi sisi hidupnya yang belum kuketahui. Terasa sekali betapa ia mematuhi nasehat Mama dan saat menjaga keluarganya.
"Ngomong- ngomong kamu kok tahu aku perawan?"
Arga kembali menindihku. Ia tersenyum miring. "Laki- laki itu dengan mudah mengetahuinya, Ai."
"Tahu darimana?" Dahiku mengernyit.
"Bahasa tubuh kalian mudah terbaca," Tiba- tiba kulihat seringai jahil di mata hitam Arga, "Atau kita perlu buktikan," ucapnya sembari mengecup keningku lembut.
Aku mendengus gusar hendak hendak menepisnya, namun dengan cepat Arga membungkam kembali bibirku. Aku melotot tetapi tubuh ini sudah terbiasa dengan sentuhan Arga. Aku pun larut dalam kelembutan dan kehangatan yang ia tawarkan. Sadar pasokan oksigen mulai menipis, Arga mengalihkan bibirnya dari bibirku ke leherku. Sebuah seringan tercipta diwajahnya membuat wajahku memerah seketika.
"I want you, Ai." bisiknya serak namun berhasil membangunkan sisi lain tubuhku.
Aku terdiam sambil menatapnya lekat- lekat.
Ya Tuhan, aku benar- benar mencintai laki- laki ini.
Perlahan aku pun mengangguk dan semuanya berubah menjadi serius. Arga memperlakukanku dengan sangat lembut. Ia menyentuh seluruh bagian tubuhku dengan hati- hati. Aku merasakan semuanya. Arga laki- laki yang baik. Dia tidak egois, hanya memikirkan kebutuhannya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/8337292-288-k542737.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Aina
РазноеCinta tak pernah dapat ditebak kapan dan darimana asalnya.... Hak Cipta Dilindungi Undang- Undang. Nggak ngelarang kalau mau copas atau ngeshare tapi tetep tolong cantumkan nama PENULIS. STOP PLAGIARISME! Jika ingin dihargai, belajarlah menghargai k...