16. Fakta Tak Diduga

30.7K 1.9K 36
                                    

16. Fakta Tak terduga


"Are u okay, Ai?"

Aku menggeleng mendapati pertanyaan Saka. Kami berjalan bersisian menuju ruangan Arga. Sejak dari lobby, ia tak henti berceloteh tentang persahabatannya dengan Arga yang sudah terjalin belasan tahun. Saka banyak bercerita tentang kisah masa lalu mereka, namun sayangnya aku tak terlalu antusias. Pikiranku mengelana kemana- mana.

Masalahku belum juga beres.

"Lo sakit?"

Lagi- lagi kugelengkan kepala, "Nggak. Gue baik- baik aja kok,"

"Lo hamil?"

Mataku terbeliak seketika. "Ngawur ah!" Disentuh aja belum pernah.

Eh,

Saka menyeringai, "Ngawur gimana? Lo kan perempuan bersuami?"

Iya. Bersuami tapi belum pernah ngapa- ngapain masalahnya. Aish! Ini kenapa jadi otakku berpikiran aneh- aneh.

"Tahu ah!" Aku melengos. Beruntunglah lift telah terbuka. Membuatku melangkah cepat tetapi tiba- tiba aku menyadari sesuatu. Aku menoleh dan menatap Saka, "Ruangannya yang mana?"

"Tuh!" Saka menunjuk dengan dagunya sembari senyum jahil terlihat di wajahnya. "Eciye nggak sabarketemu suami nih ye...," ledeknya.

Sialan!

Aku merengut, "Udah deh nggak usah ngeledek, Ka. Ya udah yuk ah!"

"Iya- iya. Nggak sabar!"

Aku memilih mengindahkan ucapan Saka. Ini manusia memang tengil. Jadi mengabaikannya adalah solusi terbaik.

Kuhela nafas dalam- dalam. Semakin mendekati ruangan Arga, yang ada jantungku makin berdegup tak beraturan. Rasa was- was menggelayutiku. Aku takut jika akhirnya kenyataan menghempaskan diriku lagi.

Ah, It's ok, Aina. Semua akan baik- baik saja.

"Loh pak Saka,"

Seorang wanita berpakaian seksi sepertinya baru saja keluar dari ruangan Arga. Aku menelan ludah susah payah. Wanita ini cantik. Tubuhnya tidak kurus tidak gemuk. Pas sesuai dengan tinggi badannya. Namun bukan itu yang menjadi perhatianku. Rok yang dikenakannya, kurasa terlalu pendek. Blouse yang membungkus tubuhnya pun terlalu ketat.

Tunggu. Tunggu!!

Lipstik merah terang di bibirnya. Tersirat ingin menggoda.

Huh, ini bekerja apa mau ke mall? Apa memang dia ingin menggoda lelaki di sini atau menggoda bossnya. Sial!

"Aina, ngelamun aja!"

"Eh?"

Perkataan Saka sontak membuyarkan lamunanku. Saka dan wanita itu kini memandangku heran. Entah apa yang dibicarakan mereka berdua sebelumnya namun wanita itu mengernyit menatapku. Ia mengulas senyum, senyum yang kutahu dipaksakan.

"Oh maaf, Ibu. Saya tidak tahu kalau ibu istri Pak Arga. Perkenalkan saya Lusi, sekertaris Pak Arga,"

Aku tersenyum tipis dan mengangguk. Bisa kutebak tadi Saka memperkenalkan diriku hanya saja karena memikirkan penampilan wanita itu, aku jadi tidak fokus.

"Silahkan, Bu. Pak Saka! Pak Arga ada di dalam,"

Aku mengangguk dan melenggang meninggalkan sekertaris Arga. Saka menyusul di belakang.

"Ck, kayaknya lo hari ini banyak bikin karyawati patah hati, Ai!" bisik Saka yang membuatku tersenyum tipis.

"Dia itu benar- benar banyak fans ya!"

Senandung Cinta AinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang