part 38 🦋

671 91 16
                                    

"eh, kita pulang dulu ya..besok masih ada jadwal" kata Farhan setelah melihat jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul setengah 10. 

"Ga kerasa ya , seru banget kita ngobrol nya" kata Fiki yang juga mengecek jam pada ponselnya.

"Oh iya,  makasih ya udah mau jenguk" kata natasha ramah.

"Yoi, bro , GWS yak" Shandy menjabat tangan Fajri

"Cepet sembuh ji, nat pamit ya" zweitson juga melakukan hal yang sama seperti Shandy.

Suasana hati Fajri sebenarnya sudah mulai membaik , jadi ia sudah tidak menatap sinis zweitson seperti sebelumnya. Walaupun zweitson pun tak menyadari.

Teman temannya sudah keluar.  Suasana kamar menjadi sepi kembali.

Natasha melangkahkan kakinya, mematikan saklar lampu kamar inap Fajri. 

"Udah ngantuk ya?" Tanya Fajri , Natasha mengangguk sambil menguap.

"Kamu emang belom mau tidur?" Natasha menghampiri Fajri.  "Sedikit.."

"Kenapa?" Tanya Natasha , Fajri berdehem tak mengerti dengan pertanyaan itu.

"Gapapa.."

"Beneran gapapa? Ada yang mau diceritain?" Tanya natasha lagi.

Natasha agak sedikit merasakan perubahan mood fajri sebelumnya. Anak itu terlihat tidak baik sejak teman temannya datang tadi.

Entahlah, Natasha tak tau apa yang mengganggu pikirannya.

"Gaada, ayo tidur" kata Fajri yang memejamkan matanya.

Natasha memandang wajah Fajri yang terlelap. Ia menghela nafasnya sebentar, lalu kemudian ia pergi ke sofa dan tidur disana.

Fajri sebenarnya tak benar benar tidur, ia mencoba mengintip Natasha dari jauh. 

Dalam benaknya, dia merasa sedikit kasihan. Natasha pasti sangat lelah menjaganya. Kalau waktu bisa diputar,  Fajri pun tak mau keadaannya seperti ini.

🦋🦋🦋

"Kenapa nak? Kenapa kamu jadi seperti ini?"

"Apa yang kamu buat bisa Sampe ada di tempat ini , Tiara"

Tangisan lirih ibunya masih teringat jelas dalam ingatan Tiara. Setelah Iqbal pergi kemarin, sepupunya Itu datang kembali membawa sang Ibunda.

Tiara duduk pada pojok ruangan , ia memeluk kedua kakinya, dalam hatinya ia mengucap maaf kepada ibunya , ia merasa bersalah sekarang.

"Mah, maafin Tiara..." Lirihnya

"Tiara tau Tiara salah... Maafin Tiara mah..."

Para pidana yang satu ruang dengannya saling menatap satu sama lain. Tak lama pun mereka mendekat.

"Eh Ra , udah telat lu nangis nangis nyesel , Lu gabisa keluar juga"

"Iye Ra , terima nasib aje , gausah ngerasa bersalah gitu. Semua orang juga punya kesalahan kok" Ucap yang satunya

"Iye semua orang punya kesalahan, kalo Lo mah salah Mulu"

"Ya namanya khilap si"

Tak sadar di antara percakapan singkat mereka , Tiara berhenti menangis, sambil menatap keduanya.

"Makasih ya"  kata Tiara

"Loh kok makasih , makasih kenapa?"

"Gapapa, makasih aja"

"Dih aneh–ia menunjuk Tiara sambil menatap temannya–tapi iye deh, sama sama"

"Gausah nangis nangis lagi lu, kayak gue dong nih Ama jenni , Sterong gel" katanya sambil menepuk dadanya. 

Married My Idol | un1ty  Fanfic [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang