Disarankan untuk membaca Story Hope terlebih dahulu biar tau alur sama tokoh²nya!!!"Haa ... Eughh ..."
Irene tersentak ia langsung menoleh saat mendengar suara rintihan . Matanya membola begitu melihat Yerim merintih, dan tubuhnya bergetar hebat. Irene langsung menghampiri Yerim.
"Yerim. Yerim. Yerim bangun sayang."
Irene memanggil - manggil Yerim, saat tubuh gadis itu bergetar hebat. Napasnya pun terlihat tersendat - sendat.
Irene segera menekan tombol bel dokter yang ada di samping ranjang Yerim. Setelah itu Irene menahan tubuh Yerim agar tidak semakin kejang
"Yerim astaga sayang, kamu kenapa?" Lirihnya.
Mata Irene mulai berkaca - kaca , apalagi ia bisa merasakan kalau tubuh Yerim terasa sangat panas.
"Yerim Eomma mohon bangun sayang."
Cklek
Pintu ruang rawat Yerim terbuka, seorang dokter dan dua perawat wanita memasuki kamar itu.
"Permisi sebentar, nyonya"
Irene mundur. Memberikan tempat untuk dokter juga para perawat untuk memeriksa putrinya. Hatinya mulai resah dan tidak menentu saat ini.
Dokter wanita itu memeriksa Yerim, dari mata nadi sampai detak jantung Yang diperiksa hingga salah satu perawat memberikan suntikan pada sang dokter. Kemudian dokter itu menyuntikannya pada lengan Yerim agar tidak kejang.
Dua menit suntikan itu bekerja dan membuat Yerim tenang hingga tertidur. mereka yang disana lega karena Yerim tidak lagi kejang seperti tadi. Tapi tiba-tiba di menit ke lima...
Tit tit tit
Suara alat pendeteksi jantung menggema di ruangan itu. Dokter yang menangani pun panik. Dirinya kembali memeriksa Yerim dan
"Siapkan alat pemompa jantung!" Panik sang dokter yang langsung diangguki kedua perawat.
Irene yang tidak mengerti tapi melihat raut panik dari sang dokter langsung menangis. Takut terjadi apa² pada putrinya.
"Dokter apa yang terjadi pada putriku?!"
"selamatkan putriku!"
"Aku mohon!"
Karena dokter itu pun sedang dilanda panik hingga teriakan Irene membuatnya tidak fokus. Sang perawat yang mengerti pun langsung menggiring Irene agar keluar dari ruangan supaya mereka lebih fokus menanganinya.
"Maaf nyonya, sebaiknya anda tunggu diluar"
Irene menggeleng dengan air mata yang sudah mengalir.
"Tidak-tidak!"
"Aku ingin melihat putriku!"
"Selamatkan dia!"
"Iya nyonya, kami akan berusaha" ucap perawat itu sembari mendorong pelan tubuh Irene agar keluar dari ruangan.
Irene tetap menggeleng. Dengan mata kepalanya sendiri di depannya putrinya tengah di beri alat kejut oleh dokter serta satu perawat. Ia benar-benar takut jika putrinya akan meninggalkannya.
Karena tidak sadar tubuhnya di dorong Irene tak sadar jika dia sudah berada di pembatas pintu masuk dan keluar hingga yang terakhir Irene dengar sebelum benar² keluar adalah
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!