Hemphh hemphh
"Ssst tidak papa sayang. non Yeri nangis aja, gausah di pendem" ucap sang pengasuh menenangkan Yeri di gendongannya.
Sebenarnya ia sangat menyayangkan perlakuan tuannya untuk pertama kali memarahi putrinya sendiri. Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Dan dampaknya, sudah satu jam Yeri menangis tanpa suara. Ia sudah mengatakan beberapa kali agar Yeri menangis saja tanpa di pendam namun Yeri hiraukan. Mungkin karna takut dimarahi lagi oleh ayahnya.
"Yeri mau sama Eomma ya?" Tawar Irene lagi namun Yeri kembali menolak.
Irene juga sedari tadi disana, malakukan berbagai cara agar Putrinya mau dengannya. Namun Yeri menolak dan malah mengeratkan gendongannya dengan sang pengasuh. Tentu saja penolakan Yeri membuat Irene merasa bersalah karna kesalahan dirinya Yeri jadi seperti ini.
"Kenapa gak mau? Kasian bibinya loh sedari tadi gendong kamu" ucap Irene karna tidak tega sudah satu jam pengasuh Yeri terus berdiri sembari menggendong Yeri.
Hemmph
Yeri malah menenggelamkan kepalanya di bahu sang pengasuh. Irene tersenyum miris. anak yang di lahirkannya terasa asing dengannya. Kemana kah ia dulu? Ia sangat menyesal. Hampir saja ia meluruhkan air matanya.
"Unnie"
Seulgi menepuk pelan bahu kakaknya. Menatap iba dengan Yeri yang belum tenang Karna bentakan Suho.
"Unnie sebaiknya kau duduk saja. Tidak baik untuk kesehatanmu" titah Seulgi karna selama satu jam Irene ikut berdiri dekat Yeri yang di gendong pengasuhnya. Yah walaupun Yeri sama sekali tidak ingin dengan Irene.
"Ia nyonya kau istirahat saja. Biar saya yang urus non Yeri" ucap sang pengasuh sembari menenangkan Yeri.
Irene mengangguk lemah. Ia pun duduk di sisi ranjang dengan mata yang tidak lepas menatap Yeri.
Karna lelah menangis akhirnya Yeri tertidur juga. Sang Pengasuh itu merasa lega. Ia pun berjalan ke arah ranjang dan menidurkan Yeri disana.
"Terimakasih, bibi"
"Ne, itu sudah menjadi tugas saya, nyonya"
"Kalau begitu saya kebawah dulu"
Irene mengangguk dan tersenyum tipis. Setelah pengasuh itu keluar Irene langsung menyelimuti putrinya dengan selimut tebal. Mengusap sisa air mata yang menempel lalu mengecup lembut kening Yeri.
"Jangan seperti ini lagi" lirihnya.
Seulgi melihatnya tidak tega. kesedihan Irene membuat hatinya sesak. Dari dulu hingga sekarang Irene tetap lah Irene. Seorang ibu yang akan sedih jika putrinya terluka.
■■■
Dua hari berlalu. Hubungan Suho dengan Yeri kembali membaik seperti semula. Yeri masih kecil di beri apapun yang menjadikan kesukaannya membuatnya lupa jika ia sedang kesal dengan ayahnya. Suho juga sadar jika ia terlalu berlebihan. Menyesal karna telah membentak Yeri.
Dan kini mereka tengah berkumpul karna ingin melakukan sarapan pagi seperti biasa. Yeri, dia sedang anteng di suapi Irene. Sesekali ia memainkan boneka beruangnya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!