"bagaimana?"
"Tidak ada pilihan lain."
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi"
"Ya, hati-hati"
Jimin tersenyum "em, kau juga"
"Yeri, jaga dirimu baik-baik ya." Ucap Jimin mengelus rambut Yeri.
Yeri mengeryit. Tidak mengerti apa yg terjadi. Ia pun hanya mengangguk saja.
"Iya"
"Paman pergi, dahh" Jimin pergi melenggang pergi memasuki pesawat yang beberapa menit lagi akan berangkat.
"Imo, kenapa paman Jimin duluan?" Tanya Yeri begitu menyadari mereka tidak naik pesawat bersama.
"Kita gak jadi pergi, Yeri"
"Kenapa?"
"Imo"
"Kenapa gak jadi pergi??"
"Imo ih!" Kesal Yeri.
Sepertinya Seulgi tidak menggubris pertanyaan Yeri. Dia malah sibuk mencari kendaraan untuk pulang saat ini.
"Kita pulang ya" balas Seulgi begitu mereka sudah menaiki mobil sewaan.
"kok pulang sih~"
"Yeri kan mau naik pesawat"
"Imo kenapa pulang~" rengek Yeri yang tidak mau pulang dan ingin menaiki pesawat.
"Sudah diamlah" ucap Seulgi yang kesusahan dan di Landa bingung.
"Gak mau Imo~ Yeri mau naik pesawat~"
Yeri akhirnya menangis karna tidak jadi pergi. Dia tidak tau apa yang terjadi. Imonya malah sibuk menelpon seseorang dengan ponselnya.
"Hiks hiks Imo, Yeri gak mau pulang hiks Yeri mau naik pesawat" ucap Yeri di tengah isakannya.
***
"Jangan nangis lagi"
"Iya~" lirih Yeri yang sepertinya sudah lelah menangis.
"Tapi Imo janji ya?" Ucap Yeri lagi setelah diberi tahu bahwa jadwal keberangkatan mereka keluar negri di undur dua hari. Itu artinya Yeri akan tetap naik pesawat dan itu membuat Yeri tidak menangis lagi.
"Iya"
Seulgi berjalan sembari menggendong Yeri di koridor rumah sakit agak kesusahan.
"Yeri, Imo pegal. Kamu jalan kaki yah" Ucap Seulgi yang memang merasakan pegal karena menggendong Yeri yang berat badannya tidak kecil.
"No~" lirih Yeri malah menyandarkan kepalanya di bahu sang Imo.
"Astaga anak ini" pusing Seulgi.
Seulgi melanjutkan langkahnya sembari menggendong Yeri. Sedangkan Barang-barangnya sudah ia kirimkan ke rumah oleh mobil sewaannya.
Satu persatu ia mencari ruangan kakaknya yang sempat membuatnya panik tadi. Ia belum memberitahu Yeri karena tidak ingin Yeri kembali menolak bertemu dengan kakaknya.
Dan begitu ia melihat Suho, Bergegas ia mempercepat jalannya.
"Oppa"
"Seulgi"
"Bagaimana keadaanya?" Tanya Seulgi begitu sudah di hadapan pintu ruangan.
Suho menggeleng lemah. "Dokter belum keluar"
Seulgi terpaksa menurunkan Yeri karena berat. Ia menyuruh Yeri agar melihat betapa sedihnya ayahnya di depan ruangan ibunya.
Melihat itu Suho menatap sendu. Tidak berani mendekati Yeri karena takut kembali di tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!