34

1.6K 137 35
                                    


"Eomma!"

Berlari kecil menuruni tangga membuat semua orang disana khawatir.

"Yeri-ya, Jangan lari!" Peringat Irene.

Anak itu sepertinya tidak menuruti ucapan ibunya. Beruntung pula ia tidak tersandung dan Sampai dengan selamat.

"Eomma, Yeri mau sekolah" pintanya.

"Sekolah?"

Yeri mengangguk tersenyum. Namun tidak dengan tiga orang dewasa itu yang menegang dan saling tatap karena bingung mau menjawab apa.

"Imo. Nanti anterin aku sekolah, ya" pinta Yeri lagi menatap Seulgi. Entah kenapa hari ini ia ingin pergi bersama imonya.

Mereka semakin bingung. Bagaimana cara mengatakannya pada Yeri? Seulgi akan pergi keluar negri hari ini tanpa memberitahu Yeri dulu.

"Sayang" atensi Yeri teralih pada Irene yang memanggilnya.

"Ya?"

Irene merapikan rambut Yeri yang sedikit berantakan. Tersenyum tipis ketika melihat sang anak sudah memakai seragam lengkap.

"Hari ini kamu temenin Eomma ya"

Irene memang baru pulang dari rumah sakit semalam dan hari ini ia harus istirahat sebelum kondisinya benar-benar pulih.

"Tapi Yeri mau sekolah, Eomma..." rengeknya dengan bibir mengerucut.

"Ga sekolah dulu, ya. Kasian Eomma, nanti sendirian loh" bohong Suho karena faktanya dia juga tidak kemana-mana sebelum keberangkatan adik iparnya.

Yeri menatap ibunya yang mengangguk. Memikirkan sejenak lalu akhirnya mengangguk.

"Yaudah deh"

Dengan lesu Yeri melepaskan ransel di punggungnya. Harapan ingin bertemu temannya pupus seketika.

"Maaf" sesal Irene yang tidak tega dengan wajah lesu sang anak.

"Em, tidak apa-apa" angguk Yeri.

"Cah~ sekarang kita sarapan dulu" ucap Suho mengalihkan pembicaraan.

"Mau makan apa, hum?" Tawar Irene pada anaknya. Ya ia ikut sarapan walau harus memaksa pada suaminya.

"Roti sama sekali stroberi" ucap Yeri.

"Baiklah, tunggu ya. Eomma ambilkan"

Sambil menunggu Yeri mengalihkan pandangannya pada Seulgi yang sejak tadi sarapan sambil sibuk mengotak ngatik ponsel. Tanpa sadar bahwa Yeri sudah ada disana.

"Imo"

"Hm"

"Kita kapan naik pesawatnya?"

Uhuk!

Seulgi terkejut hingga tersedak. Bukan hanya Seulgi, Irene bahkan Suho pun sama terkejutnya.

"A-anu i-itu..." Seulgi menatap kedua kakaknya meminta bantuan.

"Ini, makan dulu. Jangan bicara kalo sedang makan" ucap Irene menaruh roti selai itu sembari berpura-pura memperingati putrinya agar bertanya lgi.

"Em, baiklah"

Seulgi menghembuskan napasnya lega melihat Yeri yang tidak tanya lagi.

"Ah, syukurlah" lirihnya tanpa suara.

***

Seulgi mengangkat panggilan setelah baru sampai di bandara Prancis.

"Yeobo--"

"Huaaaa! Imo kenapa tinggalin Yeri!" Pekik Yeri disana.

Seulgi sedikit menjauhkan telinganya mendengar teriakan juga tangisan keras Yeri.

HUG ME (Hope 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang